Part 9

19 1 0
                                    

"Kelihatan semuanya Evelina. Kamu suka kan sama Galih?" Julia, Frieska, dan Angel menatapku penuh harap.

Aku diam salah tingkah sampai Galih menghampiri meja kami bersama Ergi. Aku menempelkan dahiku ke atas meja dan diam-diam mengucap syukur, Julia mendesah kesal karena tidak mendengar jawaban ku. Galih dan Ergi pun terlihat bingung karena ketika mereka sampai keadaannya tenang.

"Ada apa si? Kok pada diem?" Tanya Ergi penasaran.

Angel tersenyum mengalihkan dan mengajak ngobrol Ergi--yang aku tak dengarkan tentang apa. Aku mendongakkan kepalaku kembali, Galih tiba-tiba memberikan aku segelas sirup ketika teman-temanku sudah sibuk dengan yang lain. Aku menatapnya bingung, tapi dia hanya diam menatapku. Dalam hati aku bersyukur... lagi karena perlakuannya yang ku bilang cukup manis ini tidak di perhatikan teman-temanku.

Akhirnya sampai kepada puncak acara ulang tahun Ivana. Julia terkikik geli melihat Ivana yang menggandeng manja Carlos yang terlihat sangat risih dan malu. Mau tak mau aku juga tertawa dan ketika mataku mengarah ke Galih, mata kami bertemu, Aku berhenti terkikik dan Galih tersenyum. Ini orang kenapa si?

"Terima kasih teman-teman yang kece abis malam ini, mau ngeramein ulang tahun gue! Gue seneng banget kalian mau dateng. And finally gue mau kasih kalian kejutan! Ya bisa di bilang ini doorprize juga si. Di kaleng ini udah ada nama-nama kalian yang gue undang, gue akan kocok kalengnya dulu..." Terlihat Ivana mengocok-ngocok kaleng.

"And gue ambil satu kertas di dalamnya..." Ia mengambil gulungan kertas kecil dan membukanya. Ivana melihat ke arah ku, reflek semua orang melihat ke arah ku.

"Evelina!! You win and this is it, my prize to you!" Aku terdiam bingung mengapa aku bisa menang. Galih tertawa kecil melihat kebingunganku, Aku mendengus dan tawanya makin kencang. Ivana menghampiriku dengan sebuah kotak cukup sedang. Aku berterima kasih walaupun aku sebenarnya tak ingin, sedikit bercipika-cipiki lalu dia kembali ke atas panggung.

"Hope you like it dear! And then this party is end! Thank you all for coming!" Musik pun mengalun lagi menutup acara, Ivana turun ke atas panggung yang dibantu Carlos karena takut jatuh, siapa suru dia memakai hak tinggi! Kadang aku suka sedih melihat Carlos yang diperlakukan sebagai asistennya.

"Kamu mau pulang?" Galih mengagetkanku dari lamunanku, sepertinya itu sudah menjadi hobiku dari sekarang, melamun. Aku melirik ke arahnya dan mengangguk.

"Besok kamu ga ngerayain party juga Ve?" Tanya Frieska.

Aku menggeleng, "I don't like party to much." Dengan gaya-gaya yang sok, lalu Julia, Frieska, Angel, Ergi, dan Galih melemparkan kacang ke arahku dan kami tertawa lepas.

.

Julia : Selamat hari lahir my bestbestbest sister!!!!

Angel : Selamat hari lahir my bestbestbest sister!!!! (2)

Evelina : Kalau friska copy paste lagi, gue left.

Frieska : Selamat hari lahir my bestbestbest sister!!!! (3)

Evelina left the chat.

Hari ini ulang tahunku ke-16. Ucapan berturut-turut datang. Ketika aku sampai rumah dari pesta ulang tahun Ivana sekitar jam setengah dua belas malam, rumah terlihat sepi hanya ada Ayah yang memang membukakan pintu lalu balik lagi ke kamarnya dan Galih pun memilih langsung pulang karena besok ia manggung di sebuah acara. Ketika selesai berganti baju dan membersihkan make up, aku memilih langsung tidur.

Keesokan harinya, Bunda dan Ayah memaksa aku untuk mengundang teman sekolahku untuk datang ke rumah. Padahal aku sudah berniat tidak merayakan ulang tahun. Bunda dan Ayah ternyata sudah diam-diam menyiapkan pesta dadakan ulang tahun ku. Aku pun kagum dengan penataan yang mereka buat, tidak mewah namun terlihat nyaman. Bahkan Bunda membelikanku gaun baru untuk dipakai malam nanti, gaun off shoulder berwarna putih yang panjangnya selutut itu akan dipadukan dengan heels 2cm berwarna campuran putih dan biru.

Ketika aku sudah siap untuk memulai pesta, Julia, Angel, Ergi, dan Frieska datang.

"Katanya ga suka party, terus ini apa ya namanya?" Sindir Julia. Frieska dan Angel ikut-ikutan tersenyum jahil menatapku.

"Kan gue ga tau kalau nyokap sama bokap udah nyiapin kayak gini," Jelasku yang disambut dengan oh-an mereka.

"By the way, kamu cantik hari ini Eve," Ucap Angel.

"Jadi, selama ini aku ga cantik?" Tanyaku dan dia tertawa.

"Kamu selalu cantik, cuma kamu hari ini lebih cantik," Jelasnya.

"Bisa aja ngerayunya, biar dapet restu lebih ya dari sahabat pacar?" Celetuk Frieska yang lantas membuat kami tertawa.

"Galih di mana?" Tanya Ergi dan aku menggeleng polos yang tidak tahu keberadaan lelaki itu.

.

Pesta yang tadinya sama sekali tidak diinginkan aku itu, ternyata bisa jadi pesta yang menyenangkan. Memang aku tidak banyak mengundang teman-teman di sekolah seperti Ivana, tapi ini sangat seru dan berharga. Aku tetap mengundang Ivana sebagai tanda balas budi doorprize yang ia berikan dan Carlos yang memang sudah satu paket dengan Ivana.

Acara tiup lilin dan potong kue sudah berlalu. Ergi mengajukan diri untuk bernyanyi dan memainkan gitar di ruang tamu yang sudah diubah tataannya agar lebih luas. Aku duduk di samping Julia dan Frieska, mereka sangat menikmati lagu yang dinyanyikan Ergi. Apalagi Angel yang sudah menatap Ergi penuh cinta.

"Eh ketua kelas datang!" Teriak Ara yang mau tak mau aku memutar kepala untuk melihat ke arah pintu.

Iya, dia datang, dengan membawa sebuah hadiah yang membuat jantungku berdetak lebih cepat. Ini lah salah satu kekhawatiranku, dan akhirnya terjadi juga.

Dia tersenyum kepada ku. Aku membalas senyumnya dengan kaku. Julia dan Frieska sudah melirikku khawatir.

"Happy birthday Eve! Maaf ya telat," Ucapnya setelah menghampiriku.

"Makasih ya sudah datang," Ucapku tulus dengan sedikit terbata-bata karena keterjutanku.

"Oiya, kenalkan ini Kania," Galih memundurkan badannya mempersilahkan masuk perempuan yang bernama Kania itu agar bisa berhadapan langsung padaku.

Selama ini aku selalu berpikir, aku yang tercantik dari siapapun. Tapi pemikiran ini berakhir begitu saja saat melihat sosok Kania yang bagaikan seorang putri kerajaan. Apalah aku ini, hanya butiran debu.

"Kania," Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Aku masih dengan kecanggunganku ikut menjabat tangannya.

"Evelina," Dia tersenyum lebar dan Galih.... Menatapnya berbeda. Mungkin tubuhku masih berada di ruangan. Tapi pikiranku melayang tak tahu arah.

Kenapa harus sekarang ya Tuhan ? Saat ulang tahun aku ? Are you kidding me Galih Hadian ?!!!

"Jadi ini kado ulang tahun gue?" Tanyaku begitu saja tanpa disadari. Ergi sudah berhenti bernyanyi digantikan musik pop dari mp3. Julia, Frieska, dan Angel terdiam di tempat, bingung juga ingin berbuat apa. Karena mereka tahu apa yang aku rasakan.

"Stop talking gue elo okay? Yang kamu maksudkan kado itu apa? Kania?" Persetan dengan 'gue elo' things. Saat ini cemburuku sudah membakar emosi. Iya aku cemburu. Tapi aku tetap harus sadar akan posisiku.

"Yaiyalah, jangan pura-pura bodoh deh Galih. Jadi kalian udah pacaran dari kapan?" Ingin rasanya aku merobek mulutku sendiri telah mengucapkan pertanyaan itu.

Galih menatapku tak percaya dan Kania tertawa kecil. Lihat, mereka memang cocok. Kania memegang tangan Galih. Dia terlihat terkejut.

"Belum lama, baru sekitar dua hari yang lalu. Kamu belum cerita ke sahabat kamu Lih?" Dan detik itu juga aku menyerah.

Open Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang