Heartbeat -5- King and Queen of Vampire

132K 4.7K 168
                                    

" Kenapa kita tidur sekamar?" Aphrodite bertanya sebal saat Edmund hendak berbaring di sebelahnya.

" Kau tidak suka? Kita kan pasangan, apa salahnya tidur sekamar? Percayalah aku tak akan mencari kesempatan Eve..." Edmund cuek terhadap protes Aphrodite. Dia berbaring dengan nyaman di sebelah Aphrodite.

Aphrodite yang gusar langsung bangun dari tidurnya dan beranjak keluar kamar. "Sekalipun kita kekasih tapi kita tidak boleh tidur satu kamar. Kita belum menikah Ed!" Kata Aphrodite tegas.

Belum sempat dia membuka pintu, Edmund sudah mencengkeram lengannya. "Tidurlah disini, aku akan tidur bersama Irven. Besok akan kusiapkan kamar untukmu."

Edmund membimbing Aphrodite kembali ke ranjang. Menidurkannya lalu menyelimutinya sampai ke dada. "Sweet dream dear.." Di kecupnya kening Aphrodite ringan. Lalu berlalu keluar kamar.

****'''''****

Edmund masuk ke kamar kakaknya tanpa mengetuk terlebih dahulu. Lalu langsung berbaring di samping Irven.

"Apa yang kau lakukan Ed. Keluar sana." Irven mendengus sebal karena tidurnya terganggu.

"Eve tidak mau tidur sekamar denganku. Makanya aku tidur disini ya." Kata Ed. Matanya sudah terpejam.

Irven bangun dan duduk menghadap adiknya. "Jadi dari pagi kau tidak menyiapkan kamar untuk Aphrodite?" Tanya Irven heran.

"Aku memang berencana tidur sekamar dengannya. Kami kan mate. Kenapa memangnya." Jawab Ed malas.

Irven hanya menggelengkan kepala. Heran pada adiknya yang sangat bebal ini. Irven kembali berbaring. Senyum tipis terkembang di wajahnya. Dia ingat saat-saat dulu mereka masih sering tidur bersama. Saat mereka masih sama-sama kecil. Dulu kehidupan terasa begitu damai. Entah sudah berapa ratus tahun yang lalu...

" Irven..." Gumam Ed.

" Hemm.."

"Bagaimana reaksi ayah dan ibu saat tahu kalau mate-ku manusia?"

"Seperti dugaanmu, mereka akhirnya tidak keberatan. Meski awalnya mereka bingung bagaimana bisa seperti itu."

"Syukurlah... Besok aku akan ke istana."

"Kau tahu Ed... Tak ada yang namanya kebetulan. Semua pasti ada tujuannya. Kau berjodoh dengan manusia... Pasti akan ada hal yang terjadi di depan sana. Entah apapun itu, kau harus bisa menyikapinya dengan baik."

Edmund memandang kakaknya dengan senyum senang. "Ini kata-kata terpanjang yang pernah keluar dari mulutmu kak." Ed nyengir lebar yang langsung disambut dengusan kakaknya.

 ****'''''****

Pagi-pagi sekali Aphrodite sudah terbangun karena mencium bau masakan yang sangat wangi. Dia bergegas mandi dan mengganti baju sekenanya lalu segera menuju dapur.

Di dapatinya Roan sedang memasak daging -entah daging apa itu- yang sangat menggoda selera.

"Masak apa?" Tanya Aphrodite basa-basi.

"Makananmu, tentu saja. Kau tahu, tadi bahkan matahari belum muncul saat Edmund menyeretku ke hutan untuk mencari makanan untukmu."

Tersirat sedikit rasa bersalah di wajah Aphrodite yang dengan mudah terbaca oleh Roan. Eve memang tak pandai menyembunyikan perasaannya.

"Hei,, aku tidak apa-apa. Berburu adalah hal yang sangat menyenangkan bagiku." Roan tersenyum menenangkan.

"Jadi, apa ada yang bisa aku bantu?" Tawar Eve, setidaknya dia harus membantu karena Roan menyiapkan makanan itu untuknya.

Snow White and The Vampire PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang