Satu

47 5 0
                                    

'Kata mereka, aku hanya terobsesi padamu.'

***

Cindy menghentakan kakinya beberapa kali. Ia tak terbiasa disuruh menunggu. Ia Anak yang lumayan tidak bisa diam.

Dan Sekarang, ia tengah menemani dua sahabatnya yang sedang berbelanja. Tidak seperti kebanyakan perempuan, ia justru memilih untuk berada diantara Mobil-Mobil.

Yeah, aku Cindy berry.
Ia bergumam dalam hati.

"Hey, bisakah kita Lebih cepat?" Kedua sahabatnya itu menengok kepadanya.

"Ini sudah kesepuluh kalinya! Berhenti bicara" Sahut Luna dengan gusar. Sementara, Blaire cekikikan.

"Lindungi aku Dari ibu tiri!" Cindy memeluk Blaire sambil menunju-nunjuk Luna. Sementara, yang ditunjuk Malah mencibir.

"Berisik sekali kau, nak!" Sahutnya dengan jengkel.

"Kau bicara padaku?" Cindy Melihat sekitarnya sambil memandang Luna dengan ekspresi tidak-tahu-apa-apa.

"Duh, kau ini!"

***

Itu dia.
Selalu duduk ditaman pada sabtu sore.
Duduk bersandar dibawah pohon dengan laptop Dan skateboardnya.

Cindy tidak tahu pasti, Siapa Pria itu. Tapi setiap melihat pemida itu, entahlah. Ada perasaan bergejolak di hatinya.
Seakan, jantung ingin melompat.

Pemuda itu sangat manis Namun juga terkesan dingin. Seperti, Ada aura misterius yang terpancar. Man, Cindy ingin meleleh Detik itu juga.

"Hei, kau!" Sebuah seruan Dan tepukan di pundak mengagetkannya. Cindy terlonjak Dan mundur beberapa Saat.

"Aku lihat, kau sering sekali berdiri disini sambil mengintip. Kau mengintipku yak?"

Pria itu disana. Berdiri dengan tampak selidik Dan cengiran khasnya. Sesaat, Cindy merasa Bahwa suaranya telah diambil.

"Aku, tidak." Cindy menoleh kesamping. Rona Merah menjalar dipipinya. Pria itu terkekeh kecil.

"Tidak Salah lagi ya? Omong-omong, aku bastian starz auttenberg. Kau?"

"Cindy berry brannick. Senang berkenalan denganmu."

***

SunShine

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The ObssessionWhere stories live. Discover now