Chapter 8 Merella Lay

817 18 4
                                    

Chapter 8 Merella Lay

Aku hanya bisa menatap hampa atas badan Algo yang kelamaan melebur menjadi tanah. Udara sekitar tak membuatku menjadi baik, dan bayangan Athena masih berkutat di pikiranku. Aku memejamkan mataku dan mencoba untuk tenang, merasakan keletihan dan kebingungan di setiap sel otakku. Setidaknya aku tahu Algo masih hidup. Dan aku tahu Athena memataiku sepanjang waktu.

"Luruskan pikiranmu, Hatter." Sebuah suara gadis kasihan terdengar di dibelakangku. Aku tak membantu diriku untuk menengok ke belakang dan mengeceknya.

"Kau melakukan banyak hal hari ini." Suara itu melanjutkan dan kini Ia berjalan ke arahku dengan suara langkah kaki yang terdengar sengaja.

Aku menggeser bola mataku ke ujung mata, lalu kembali melihat debu Algo didepanku. Jasad Algo sudah rata dengan tanah. Aku mencoba menyentuhnya dan merasakan debu halus di telapak tangan. "Siapa kau?" Tanyaku sedikit berputus asa.

Gadis itu berhenti berjalan. Aku masih saja duduk di tanah membelakanginya, dan tidak membalikkan badan untuk melihat.

"Merella Lay." Ia berkata dengan yakin. "Aku datang untuk mengucapkan 'halo'."

Mendengar itu aku mengerutkan dahi, lalu memutar kepalaku kebelakang. Seorang gadis seumuran Algo berdiri dengan bertolak pinggang dan senyum ramah. Ia mengenakan jaket kulit cokelat dan celana pendek. Rambut hitamnya di kuncir dua dan diikat sehingga membuat dua bola rambut. Dan dari penampilannya, bisa dikatakan Ia memiliki wajah yang cantik dan baik, tapi aku lebih memilih tak menjawab perkataanya dan membalikkan kepala kembali.

"Biar kutebak, itu Alger Schwartz?" Suaranya menuding.

Aku mendesah, lalu menggeleng lemah. "Bukan."

"Hmm. Pasti Ia sedang bersama Ares."

Aku memutar kepalaku dan mengernyit padanya. Ares? Apa yang dia lakukan dengannya? Seakan mengetahui apa yang ada dalam pikiranku, Merella tersenyum. "Ares Schwartz, adik Alger. Kurasa mereka sedang tidak menjagamu, Hmm?" Aku agak terkejut mendengar kalimat pertamanya. Adik Algo? Tapi aku sudah merasa lelah dan mengabaikan omongannya, lalu berdiri dan memukul gaunku yang menghitam karena abu.

Merella mendengus dan mengerutkan dahi ketika aku berjalan pulang dan tidak meladeninya. Ia berbisik dan berteriak padaku, namun aku tidak menyahut. Akhirnya saat aku mendekati gerbang, aku merasakan sesuatu yang kasar memegang kakiku, lalu menyeret kebelakang dengan kasar. Aku hampir terhempas dan terjatuh ke depan, namun aku ditahan oleh kumpulan angin yang membuatku berdiri kembali. Dan saat aku menyadari apa yang terjadi, aku telah berdiri di depan Merella dengan badan tegap.

"Kau tidak akan mau membuatku marah, sayang." Ia berkata dengan suara riang yang ramah. "Oh, coba lihat dirimu. Penuh dengan luka dan memar. Apa yang terjadi?" Ia bertanya dengan nada simpatik.

Aku tak langsung menjawab. Aku berusaha menyatukan pikiranku padanya dan memfokuskan diri. Ternyata Ia memiliki wajah lucu dan baik. Memang tidak tersirat rahasia apapun dimatanya, tapi aku juga tak mau memercayai mata itu.

"Apa yang terjadi disini aku tak persis tahu." Jawabku dengan bahu terangkat. "Dan semoga aku menemukan Algo."

"Ooh..." Ia menepuk tangannya. "Algo! Sebutan yang manis. Katakan, apakah Athena ada disana?"

Aku mengedipkan mata sekilas. Berapa banyak orang hari ini yang menanyakan Athena? Apakah legenda Ia kuat memang benar? "Athena... Aku tak tahu." Kataku singkat.

"Pasti rasanya menyenangkan mempunyai kekuatan hebat dalam tubuhmu, bukan begitu?" Merella menyikut tanganku dengan senang.

"Aku... Entahlah..." Kuusap bagian belakang leherku. "Semuanya kacau ketika aku bangun."

SchadenfreudeWhere stories live. Discover now