Chapter 10 : Si Pelaku

15 4 4
                                    

"Kau tahu tentang keributan tadi malam, Una?" tanya Marie pada sahabatnya. Tanpa sadar Leuna mengerucutkan sedikit bibirnya dan dengan wajah masam menganggukkan kepalanya, "Tentu. Hal itu sangat mengganggu waktu tidurku. Beruntung aku masih cukup tidur."

"Orang itu bukan dirimu, Kan?" tanya Marie lagi dengan tatapan curiga membuat Leuna terkejut dan sedikit gelagapan. Mata tajam Marie tentu melihat semua gelagat yang ditunjukkan oleh Leuna. Manik ungu itu menatap tepat ke manik mata Marie, "Bukan. Tadi malam bukan aku. Kenapa kau sangat curiga dengan sahabatmu ini? Aku kelelahan dan tentu memilih untuk tidur dengan nyenyak. Sayangnya kegiatan terbaikku itu terganggu dengan adanya keributan."

Marie menelisik ke dalam mata indah Leuna. Mencari setitik saja kebohongan dari manik jernih itu. Akan tetapi Marie hanya menemukan kejujuran polos dari Leuna. Menghela nafas sedikit dan mengangguk tanda ia percaya dengan perkatan Leuna. Gadis dengan surai di kepang itu tentu tersenyum lebar kala tahu jika sahabatnya memercayainya.

"Tapi aku rasa para prajurit juga kurang tepat. Ah, bukan. Maksutku kepala prajurit yang kurang tepat dan meremehkan murid murid berbakat di Venaars Academy ini," ungkap Leuna dengan senyum misteriusnya. Marie hanya bisa terkekeh kecil dengan aura dingin yang meliputi sekitarnya, ia bisa dengan mudah menangkap maksut dari perkataan Leuna.

"Kau benar. Mereka hanya menggeledah kamar dan barang-barang murid bersurai hijau lumut. Bisa saja pelaku sebenarnya menggunakan sihir pengubah warna rambut. Ah, dia pasti sedang tertawa senang karena para prajurit itu terkecoh dan tak menemukannya," sahut Marie. Matanya melirik ke arah Leuna dan mangsanya memakan umpan dengan baik. Marie kini tahu pasti bahwa itu ulah Leuna. Lihatlah wajah berseri dan senyum lebarnya.

Leuna menatap ke arah Marie, senyumnya berubah dingin meski tak memudar. Dengan cepat ia lebih mendekat ke arah Marie dam berbisik tepat di telinga kanan sahabatnya itu, "Seharusnya kau tahu sejak awal, Marie. Kau tidak boleh langsung tertipu begitu saja. Kau yang paling tahu jika diriku ini penuh tipuan."

Jujur saja Marie merinding kala bisikan penuh nada ancaman juga nada dingin itu menyapa indra pendengarannya. Marie tahu, sangat tahu jika Leuna penuh tipuan. Leuna yang kini tampak tersenyum lebar sembari bersenandung hanya salah satu sisi dari sahabatnya. Ada Leuna yang manis, ada Leuna yang cerdik, ada Leuna yang ramah, dan ada pula Leuna yang berdarah dingin pada lawannya.

Leuna yang penuh aura mengancam sungguh menakutkan. Bahkan Marie tidak bisa berkutik saat Leuna dalam mode itu. Menggelengkan kepalanya pelan dan fokus pada buku-bukunya adalah pilihan yang diambil oleh Marie. Sedangkan Leuna masih tersenyum lebar dengan mata berselancar ke seluruh ruangan kelasnya. Ia tak sadar jika bangku kelas sudah mulai penuh.

"Hmm? Banyak sekali murid terkenal, ya?" gumam Leuna yang masih bisa didengar oleh Marie. Marie melihat sekitar sejenak, "Tentu ini adalah kelas Alpha. Kelas nomer satu, jadi penuh dengan orang-orang hebat. Termasuk kita berdua juga."

Leuna hanya bisa terkekeh canggung mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Marie. Ingin menyangkal tapi itu kenyataan jadi Leuna hanya bisa tertawa kecil. Matanya tanpa sengaja bersitatap dengan murid paling terkenal dari angkatannya. Siapa lagi jika bukan Pangeran Mahkota dari Benua Lamour.

Dalam 5 detik keduanya saling mengunci tatapan satu sama lain. Namun dengan segera Leuna memutus tatapannya meski ada rasa tak rela dalam hatinya. Mau bagaimana pun Leuna harus tetap melakukannya, ia tentu tahu bahwa sang Pangeran kini sudah memiliki calon tunangan. Lebih baik mencabutnya saat masih tunas, kan?

"Jadi benar kau pelakunya, kan?" tanya Marie dengan suara kecil agar orang lain tak dapat mendengarnya. Leuna mendengus saat lagi-lagi tahu jika Marie masih ragu tentang hal itu. Jadi dengan berat hati Leuna mengangguk dengan senyum paksaan yang terukir.

"Kenapa kau melakukannya? Dan apa-apaan denganmu yang bersurai hijau lumut? Aku sampai tidak bisa membayangkannya," ujar Marie penuh rasa penasaran. Tenang saja, ia masih menjaga volume suaranya agar orang lain tidak mendengar pembicaraan keduanya. Bisa rumit apabila ada orang lain yang mendengar bahwa Leuna lah pelaku utama keributan Venaars Academy tadi malam.

"Ah, itu. Aku hanya bosan dan aku pernah dengar jika ada hutan terlarang jadi aku memutuskan untuk pergi menjelajah ke sana hehe. Dan tentang tehnik mengubah suraiku itu aku melakukannya secara spontanitas. Asal kau tahu tadinya aku juga tak memakai tehnik sihir itu, hanya saja saat itu keadaan mendesak saat para prajurit tiba dan karena sedikit panik jadi begitulah," jelas Leuna dengan kekehan canggung yang tak lupa tersemat.

Marie menggelengkan kepalanya jengah. Ia masih tak habis pikir, tehnik pengubah identitas itu termasuk tehnik tingkat tinggi dan dengan mudahnya Leuna memakai tehnik tersebut. Dalam hati Marie mengakui jika Leuna memang sudah berada di level tinggi. Marie sangat tahu jika Leuna jauh berada di depannya, karena itu Marie akan selalu mencoba mengejarnya agar ia bisa berdiri di samping Leuna. Agar Leuna tak merasa sendirian.

"Lalu aku dengar tentang si pelaku yang menghabisi duivels dengan jumlah lebih dari 60 itu. Apakah kau memang berniat untuk melakukan hal itu?" Leuna membulatkan kedua matanya membuat Marie lagi-lagi menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Memang sebanyak itu, ya? Padahal aku hanya perlu waktu 5 menit sepertinya. Aku memang membawa senjata karena ku pikir akan ada hewan buas, apalagi tempat itu disebut hutan terlarang. Eh, tanpa sengaja malah bertemu dengan para makhluk menjijikan yang sedang menghisap darah segar seekor rusa. Jadi aku habisi saja, bau busuk mereka sungguh sangat mengganggu indra penciumanku." Manik seungu bunga lavender itu menghunus dingin, Marie sendiri sudah merasa merinding karenanya.

"Walau begitu, kau sepertinya bisa tidur dengan nyenyak." Kali ini ucapan Marie bernada sindiran. Akan tetapi Leuna hanya tersenyum kecil, ia menganggukkan kepalanya tanda membenarkan ucapan Marie.

"Beruntung orang-orang di asrama yang ku tempati mengikuti perintah para prajurit dengan tenang. Jadi kami yang tidak bersurai hijau lumut langsung bisa kembali masuk ke kamar. Bagaimana denganmu, Marie? Sepertinya di asramamu ada perdebatan kecil yang melibatkanmu, ya?" Walaupun tak suka, Marie tetap menjawab dengan anggukan kepala yang dibarengi helaan nafasnya.

"Ada satu bangsawan yang sifatnya seperti anak-anak. Kau tentu tahu, Leuna. Di Venaars Academy ini, seluruh kasta sudah tidak berlaku. Baik itu bangsawan seperti diriku, bahkan seorang pangeran sekalipun. Akan tetapi sepertinya gadis satu ini tidak membaca bagian ini." Mata Marie melirik sekilas ke arah orang yang sedang ia bicarakan. Karena itu Leuna dapat mengetahui siapa yang dimaksud oleh sahabatnya ini.

"Ia menentang para prajurit, bahkan menaikkan nada suaranya. Jadi, tanpa sadar aku juga memicu keributan kecil dengannya. Ia juga merendahkan rakyat biasa sepertimu, tentu aku tak terima. Tetapi tenang saja, tentunya aku yang memenangkannya." Leuna bisa mendengar jelas nada bangga dari kalimat terakhir Marie.

"Ah, berarti ada untungnya juga aku membuat keributan. Dengan begitu kita bisa tahu siapa saja yang tidak menyukai rakyat biasa sepertiku ini," gumam Leuna yang mendapat pukulan kecil dari Marie.

"Tidak. Walaupun kau tidak membuat keributan pun, pasti akan tetap terlihat nantinya. Karena itu Leuna, jangan membuat keributan yang merugikan banyak orang lagi." Leuna memberengut tak suka akan ucapan Marie. Namun, sepuluh detik kemudian ia kembali tersenyum konyol.

"Berarti kalau keributan yang merugikan sedikit orang boleh, Kan?" Dan Leuna kembali mendapatkan pukulan dari sahabatnya.

TBC.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~

Note :
Hai? Apa kabar kalian? Sesuai janji Sya update hari ini, gimana?

Sya harap kalian suka hehe. Oh ya, maaf kalau ada typo ya. Boleh banget kalau kalian mau ingatin Sya loh.

Jangan lupa buat selalu tinggalin jejak kalian ya! Baik itu mau vote ataupun komenan kalian yang bikin mood Sya menanjak tinggi hehe. Sya bakal usahain balas semua komenan kalian deh hehe

❤️❤️❤️Buat kalian yang udah mau mampir baca cerita Sya dan tinggalin jejaknya! See U!

20 Mei 2024

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Leuna {On Going}Where stories live. Discover now