Awal yang Baru

2 0 0
                                    

Secara teknis, masalah Iqala sudahlah selesai. Ia bisa melunasi hutang-hutang ayahnya, terbebas dari jeratan debt kolektor dan rumahnya tetap ada.

Tapi sebenarnya itu belum selesai, ia tetap memiliki hutang itu meskipun yang sekarang jangka waktunya mengikuti jatah hidup Iqala di dunia.

Benar kata Gena, ia harus memulai lagi dari awal, menata lagi hidupnya yang kemarin sempat berantakan.

Kurang dari enam bulan lagi, usianya menginjak angka 27, dan sepertinya Iqala akan butuh waktu yang panjang untuk berdamai dengan semua yang terjadi di masa sekarang.

Beberapa minggu sudah berlalu sejak kejadian itu, ia mencoba menjadi Iqala yang seperti baik-baik saja namun versi lebih menutup diri dari orang-orang. Lebih berhati-hati dalam bergaul. Hubungannya dengan Kavi? Iqala sudah lebih menerima kemungkinan terburuknya, tapi ia tidak bisa lagi menyapa Kavi seperti sebelum mereka memulai usaha bersama.

Eca dan Jay masih terus memberi semangat dan selalu menemani Iqala saat di kantor. Gadis itu memang tidak sesedih sebelumnya, tapi wajah murungnya sesekali tertangkap pandangan mereka.

Kedua teman kerjanya itu sepakat untuk menunggu Iqala, mereka tidak memaksa dan mencari tahu apa yang sebenarnya dialami sahabat mereka itu. Yang jelas, mereka percaya Iqala bisa melaluinya walau tanpa sepatah kata pun membagikan masalahnya. Mereka menjaga dan mendukungnya dari belakang, Iqala tidak tahu, Eca dan Jay se-peduli itu kepadanya.

Hari ini Iqala memutuskan untuk mengambil keputusan besar, sebelumnya ia sudah meminta izin kepada Ayah untuk mewujudkan keinginannya, dan syukurlah Ayah merestui. Sejak Iqala bisa menyelesaikan masalah mereka, Ayah membebaskan Iqala mencari kebahagiaannya lagi.

Kini ia tengah berada di ruangan bu Ane, menjelaskan maksud dan tujuannya. Bu Ane awalnya tidak mengira, Iqala adalah karyawannya yang baik dan sangat bisa diandalkan. Iqala menceritakan singkat apa alasannya dibalik keputusan tersebut, meskipun tidak sedetail yang ia ceritakan kepada Gena. Kepada bu Ane atasannya itu, ia lebih menekankan pada masalah kejiwaannya yang terganggu.

Itu benar, walaupun masalah utamanya sudah berlalu, tapi runtutan kejadian di belakang sangat mempengaruhi psikisnya. Ia jadi sering gelisah tanpa sebab, sulit tidur, trust issue pada teman-temannya, bahkan ia merasa insecure dan mengalami krisis kepercayaan diri.

Bu Ane menghela napas membaca surat pengunduran diri Iqala, ia menyayangkan namun juga tidak bisa berbuat banyak. Dengan berat hati ia harus mengabulkan permohonan karyawannya itu. Bu Ane membubuhkan tanda tangannya di atas surat pengunduran diri Iqala.

Jangan ditanya bagaimana hebohnya Eca dan terkejutnya Jay mendengar keputusan Iqala yang tiba-tiba itu.

Seperti kepada bu Ane, Iqala memberikan penjelasan kepada Jay dan Eca secara singkat dan lebih menekankan pada psikologisnya yang sedikit cedera.

Eca memeluk sahabatnya itu dengan erat, ia tidak bisa membayangkan berada di posisi Iqala. “Gua udah lebih baik sekarang Ca.” Iqala berusaha menenangkan Eca.

“Gua Speechless Qal.” Jay berkomentar.

“Sory ya gaiss, gua Cuma gak mau nambahin beban kalian, kalian terlalu baik sama gua.”

Iqala merangkul Jay dan Eca bersamaan, ia belum pernah memeluk mereka seperti ini. “Terimakasih untuk segalanya, gua pamit.” Lirihnya.

Eca semakin terisak mendengar kata-kata perpisahan dari Iqala.

“Jaga diri dimana pun lu berada.” Ucap Jay.

Eca memeluk Iqala sekali lagi. “Pokoknya kalau gua nikah, lu harus dateng! Gamau tau.”

IQALAWhere stories live. Discover now