3. long time no see

30 7 0
                                    


    Jam menunjukkan pukul tiga sore, Anala kini tengah berdiri di parkiran sekolah. Menunggu shaka yang berjanji akan mengantarnya pulang hari ini.
Sesekali Anala melihat jam, karena sudah hampir sepuluh menit ia menunggu dan tidak melihat adanya Shaka dipekarangan sekolah.

   Jika saja ponselnya tidak lowbat pasti Anala sudah brutal menelponi Shaka.
Melihat siswa lain berlalu lalang di depannya, dan sekarang hanya menyisakan tidak lebih dari 10 orang yang berada di sekolah. Dalam hatinya tentu cemas mengingat kakaknya juga sudah pulang duluan.

"Kak Shaka mana sih, Awas aja kalo dia boong dan ninggalin gue—" gerutunya

  Namun ia teringat sesuatu kalau Shaka bukan tipikal orang yang bisa ingkar janji, apalagi dengan pacarnya sendiri.

"—ah gak mungkin, masa dia setega itu sama gue" lanjutnya

   Di tengah kegelisahan Anala,seseorang berhenti tepat di sampingnya dengan menggunakan motor Yamaha R25 hitam.

"Naik, gua anterin lo pulang." perintah Rave

"gak, lagi nungguin cowok gue." tolak Anala

Rave menghembuskan nafas kasar

"ayolah, lo mau sampai kapan nungguin, Shaka udah pulang duluan asal lo tau."

Anala reflek balik badan menghadap Rave seolah tidak percaya

"Lo gak usah bohongin gue, Shaka masih ada disini"  ucap Anala

"Lo liat aja sendiri, Ada gak motor dia?"
Rave balas meyakinkan

   Anala mengedarkan pandangan kearah parkiran dan ke sudut sudutnya, benar hanya ada beberapa motor sport dan sejenis supra yang tersisa di parkiran, Berarti Shaka sudah pulang.

"Gimana? gak ada kan, yaudah ayo naik gue anter." Rave menarik tangan Anala, mengisyaratkan agar ia segera naik ke motor

   Anala yang masih bingung sebenarnya tidak tau harus berbuat apa, tapi berhubung dia lapar dan ponselnya lowbat maka tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Jalan tenganya adalah ia harus ikut dengan Rave.

   Anala telah menduduki jok belakang motor Rave, pemilik motor pun segera menancapkan gas lalu keduanya mulai beranjak meninggalkan kawasan sekolah.

   Dalam perjalanan pulang tidak ada yang berani memulai pembicaraan diantara keduanya(lebih tepatnya gak niat sih). Namun pikiran Anala masih bingung dengan sikap dan perilaku yang dilakukan Rave padanya, tapi disisi lain dia juga bertanya-tanya kenapa Shaka meninggalkannya tanpa alasan.

Saat bersama Anala tiba tiba teringat pembicaraan mereka saat di Rooftop tadi siang.

"jadi, apa yang mau lo jelasin?" tanya anala datar

Rave menarik nafas dalam

"Zura, kejadian itu—"

"Stop panggil gue Zura."
sela Anala cepat

"—Oh iya, sorry."

"Kejadian itu bukan kesalahan gua Nal, lo salah paham kalau ngira gue yang bunuh Devan."

"Terus alibi lo apa, jelas jelas gue liat lo bawa pisau di tempat kejadian!"

"Tapi bukan berarti gua yang bunuh dia, La. Pisau itu gue temuin gak jauh dari mayatnya Devan, gua penasaran karena pisau itu tiba-tiba ada disana—"

"Ya jelas itu buat bunuh devan lah, buat apa lagi kalo ada pisau di tkp" tuduh anala

"—Tapi,La. kalau lo liat dengan saksama dalam mayat Devan. gak ada satupun bekas luka yang mungkin bisa di lukain dengan pisau. Dan gue bener bener bukan pembunuh temen lo si Devan."

SHAKALAWhere stories live. Discover now