Part 22

5.9K 410 9
                                    

Meera mulai membuka matanya, dan pandangan pertama yang ia lihat adalah dada suaminya. Meera mendongakkan kepalanya dan terlihat Lian masih sangat nyenyak.

Meera mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Lian. Namun pergerakan Meera justru berhasil membuat Lian ikut terbangun dan malah mengeratkan pelukannya.

"Mau kemana?" Tanya Lian dengan suara seraknya

"Mau lepasin pelukannya, kasian kamu pasti capek semaleman tidur meluk aku mas" Jawab Meera

"Jangan di lepas, aku gak capek kok. Justru tidur ku makin nyenyak karena tidur meluk kamu" Balas Lian

"Wah, masih ngelindur ini orang"

"Udah mas, lepasin. Ini udah pagi loh" Ucap Meera

"Ck, siapa yang ngelindur sih. Orang aku ngomong serius juga" Balas Lian kesal sembari melepaskan pelukannya

"Kamu ke kantor aja mas, biar aku yang jagain Kak Nathan disini. Insyaallah aku udah gak takut kok" Ucap Meera

"Enggak!! Gak ada ya kamu jagain dia disini! Udah biarin dia disini, nanti ada orang suruhan ku yang bakal jagain dia. Sekarang kita pulang terus ke kantor" Balas Lian tegas

"Beneran mas?" Tanya Meera ragu

"Iya, ayoo" Ajak Lian

***

"Kalian dari mana?" Tanya Mario saat melihat Meera dan Nathan baru saja sampai rumah

"Oh, ini yah. Almeera semalem pengen nginep di hotel katanya. Lagi bosen di rumah, jadi Abi turutin deh"

"Maaf ya gak izin ayah dulu, soalnya Almeera dadakan semalem minta nya" Ucap Lian asal

Almeera membulatkan matanya ketika mendengar ucapan Lian. Bisa-bisanya Lian menumbalkan dirinya, untuk berbohong pada Mario.

"Bener Meer?" Tanya Mario

"Eh iya yah. Maaf ya yah, jadi ninggalin ayah sama Qeela di rumah hehe" Jawab Meera ragu

"Kamu ngidam Meer?" Tanya Mario

"Hah?? Gak kok yah, emang lagi pengen aja. Gak ngidam kok" Balas Meera panik

Kita aja gak pernah ngapa-ngapain yah, gimana bisa hamil coba *batin Meera

Gimana bisa hamil, proses bikinnya aja belum yah  *batin Lian

"Kirain kamu hamil sayang, ayah udah seneng banget padahal" Ucap Mario memelas

"Udah yah, doain aja yaa. Semoga Abi dan Meera segera di berikan kepercayaan sama Allah buat punya anak. Semoga disini, segera ada cucu-cucunya ayah yaa" Ucap Lian sembari mengusap perut rata Meera

Meera menatap Lian dengan tatapan tajam, bagaimana bisa Lian mengucapkan hal itu sesantai ini. Bukannya justru dia memberikan harapan lain bagi Mario, sedangkan mereka sendiri tidak pernah melakukan hubungan suami istri pada umumnya.

Lian yang di tatap tajam oleh Meera pun cuek. Lian terus saja mengusap perut rata Meera.

"Udah, kenapa malah keterusan! Ini bukan isi bayi, tapi isinya Seblak, nasi goreng, sate sama bakso! Jadi gak perlu di elus!!" Sindir Meera sembari menyingkirkan tangan Lian dari perutnya

Lian terkekeh mendengar ucapan Meera.

"Gimana kalo kita bikin perut kamu isi bayi? Mau gak?" Bisik Lian seraya terkekeh

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang