33.Trauma dan kakak

2.7K 152 10
                                    

.
.
.
"HUAAAAAAA TAKUT"

"Hiks...hiks....hiks" tangis bocah berdiri di pojokan hanya menunduk dengan tatapan tatapan yang memandangnya dengan pandangan yang berbeda beda.

"Nakal lagi...?"ujar pria paruh baya yang sedang menatap bocah mungil itu remeh sambil menggoda dengan strawberry di tangannya lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Ngga Jay ngga nakal hiks opa jelek hiks" dan yah yang sedang menangis di pojokan dingding itu Jay sebagai hukuman karena Telah berbuat nakal dan membuat semua orang khawatir.

"Masih tidak ingin mengaku hmm"tanya Johan dingin. Ia sungguh khawatir terlebih kejadian beberapa waktu lalu saat Jay menangis di atas pohon karena tidak bisa turun dan lagi, lebih parahnya yang membuat Johan menggelengkan kepalanya saat Jay tiba-tiba melompat  dari atas pohon karena takut dengan ulat yang tiba tiba saja nemplok di bajunya.

Saat Jay melompat untung saja Johan dengan sigap langsung menangkap tubuh Jay dan itu membuat Jeni sampai pingsan di buatnya karena syok dan kaget saat Jay tiba-tiba melompat dengan tinggi pohon yang lumayan bagi seukuran balita. Tapi untung lah tidak terjadi hal yang serius dan Jay di hukum untuk berdiri di pojokan dingding dengan satu kaki di angkat dan tangannya yang menjewer telinga sambil menangis.(ututuu kacian bayi...outhor 🗿)

"Hiks...hiks J-jay maaf hiks" cicit Jay.

"Mas udah kasian Jay nya"lembut Risa menatap sang suami.

Dan saat ini yang berada di ruang keluarga terdapat Risa,Johan,Jeni,John,dan Raisa selebihnya di sibukan dengan kegiatan masing masing yang tak bisa di tunda, setelah melakukan makan siang tentu pengecualian bagi yang sekolah dan di kampus karena mereka akan pulang sore hari tanpa terkecuali.

"Baby kesini sayang" ujar lembut Jeni.

Jay yang sedang menangis pun tersenyum hendak menurunkan kakinya dan melangkah mendekati sang Oma namun.

"Tidak jika kau melangkah atau menurunkan kaki mu ayah akan menambah hukumanmu nanti" Johan mutlak

"Hiks hiks A-ayah hiks Jay pegal hiks"

"Ayah tidak perduli itu hukuman untukmu, kau kau tau bukan apa keslahanmu hmm" ujar Johan ingin membuat Jay jerah di tambah cerita dari Fathernya tentang kejadian tadi pagi saat Jay nakal. Dan yah si tua John mengadu.

"Hiks Jay nakal hiks udah bikin hiks opa hiks sakit maaf ayah hiks"

"Lalu apa lagi?" Johan berujar karena kesalahan Jay bukan hanya satu.

"M-memakan buah tanpa di cuci hiks"

"Lagi?"

"Hiks manjat pohon"

Hahhh Johan menghela nafas berdiri menghampiri Jay langsung mengangkat Jay ke gendongan koalanya.

"Hiks...hikss" Jay langsung menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

"Berhenti menangis hmm... Sekarang minta maaf lah pada opa dan Oma, kau tau bukan tadi Oma sempat pingsan karenamu anak nakal" Johan berujar sambil berjalan lalu duduk di samping sang istri dengan Jay di depannya posisi berdiri.

Jay mendekat sambil menunduk mendekati sang Oma lalu
"Hiks... m-maaf Oma Jay nakal bikin Oma Sakit hikss" Jay menyesal sambil menunduk melilin bajunya.

Jeni tersenyum geli di buatnya lucu sekali cucunya yang satu ini tidak seperti cucu cucunya yang lain berwajah datar dan dingin.
"Sini peluk Oma sayang" Jeni langsung merentangkan tangannya agar Jay masuk ke dalam dekapannya.
Jay tersenyum dan langsung menubruk tubuh sang Oma.

"Sudah sekarang ayo minta maaf ke opa" ujar Jeni melepaskan pelukannya. Jay mengangguk melangkah mendekati sang opa.

"Opa Jay minta maaf" ujar Jay menunduk.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang