(04) -Gafandra

4.2K 280 4
                                    

Ada yang mau masuk dunia fiksi kayak Leoni?
Hehe, ingat! Itu cuma halu aja...

***

"Hargai orang lain, dan kita akan di hargai juga."-Al

***

"Lo itu sebenarnya apa?!" Leoni menganga tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Al, pemuda itu sekarang tubuhnya sudah tidak tembus lagi, dan sekarang Leoni sudah bisa memukul pemuda itu.

"Aiss... lo jangan nyubit dong!" Pekiknya di saat Leoni mencubit kulitnya cukup kuat. Sedangkan sang pelaku hanya cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Gue masih gak percaya. Ternyata hantu kayak lo bisa juga jadi manusia," ucapnya. Al melongo tak percaya saat Leoni mengatakan bahwa dirinya adalah hantu.

"Gue bukan hantu."

"Suka-suka Leoni. Apa? Mau protes?"

Al memutar bola matanya. "Terserah." Al berjalan kearah depan. Sedangkan Leoni menatap heran Al. "Mau kemana lo?" Tanya nya.

"Ck, Lo bego, jangan bego benget. Gue mau jalani rencananya."

Leoni manggut-manggut mengerti. Kemudian dia memperhatikan gerak-gerik Al dari jarak yang bisa di bilang tidak jauh. Dia berjongkok di balik semak-semak yang ada di depan halte bus.

Al berjalan kearah Aurora. "Permisi, boleh gue duduk di sini?" Tanyanya lembut. Aurora mendongak kemudian mengangguk pelan. Melihat hal itu Al duduk dengan tersenyum manis.

Sedangkan Leoni yang melihat hal itu hanya memutar bola matanya jengah. Lihat lah pemuda itu, disaat berbicara dengan nya saja nadanya terkesan bodoamat dan judes. Sedangkan dengan Aurora, dia seperti anak yang baik dan rajin beribadah. Menyebalkan.

"Dih, sok kalem," cibirnya pelan.

Aurora merasakan canggung saat seseorang tak di kenal duduk di samping kanan nya. Aurora ingin sekali mengajak pemuda itu mengobrol agar suasana canggung ini berhenti. Tapi, ia sadar bahwa dia tidak bisa.

"Lo di sini sendirian gak takut apa?" Al memulai percakapan.

Aurora sedikit terpana akan tampang dari orang di sampingnya ini. Tapi dengan cepat Aurora menepis pikiran nya. Kemudian ia menggeleng menjawab pertanyaan Al.

"Motor gue mogok di sana." Dia menunjuk sebuah motor yang terparkir di pinggir jalan, "dan gue lagi nunggu orang buat perbaiki nya," lanjutnya.

Leoni mengarahkan pandangannya kearah motor yang terparkir tak jauh dari mereka. Sejak kapan itu motor disana? Perasaan gak ada. Batinnya bertanya-tanya.

Aurora hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Ia tidak yakin jika orang di samping nya ini bisa mengerti bahasa isyarat.

"Lo sariawan ya?" Pertanyaan itu membuat Aurora kalang kabut, ia takut pemuda ini tidak nyaman dengan dirinya yang hanya diam, dan diam, tanpa mengeluarkan suara. Dengan cepat Aurora menggerakkan tangannya dan menggunakan bahasa isyarat kepada Al.

Al diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh gadis di sampingnya. Disaat Aurora sudah berhenti menggerakkan tangannya dan terus menatap dirinya untuk mendapatkan respon.

Al tertawa pelan, dan hal itu membuat Aurora takut dan sedih. Ia kira Al sedang mengejek nya. "Gue tau. Ngeliat ekspresi lo buat gue gemes," kata Al.

Aurora menatap manik mata Al polos. Lalu menggerakkan tangannya lagi. Ingin mengatakan, "kamu tau aku tunawicara?"

Change FateWhere stories live. Discover now