Part 12

71.8K 3.6K 12
                                    

Happy reading...

***

Di kamar, Giren duduk di meja belajarnya seraya membolak balikkan hp merek apel yang sudah digigit itu.

"Aku minta tolong siapa ya nganterin ke konter hp" Giren menangkup wajahnya. Ia bingung ingin meminta tolong pada siapa, pada Kesya tapi ia tidak tau harus menghubunginya bagaimana.

Giren menepuk jidatnya sendiri. "Bodoh, kan sekarang aku udah jadi orang kaya pasti ada supir pribadi disini."

Giren beranjak dari kursi dan keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Fana lagi. Baru saja ingin ke kamar Fana, Giren melihat Fana berjalan ke arah dapur.

Dengan terburu buru Giren menuruni tangga. "Bunda tunggu" Teriaknya dari atas tangga membuat Fana berbalik.

"Iren hati hati turunnya" Ucapnya khawatir.

"Bunda" Giren tiba dihadapan Fana.

"Kenapa sih, sampai lari lari gini"

"Bunda Iren mau pergi ke konter hp tapi Iren bingung mau naik apa kesananya. Ada supir gak yang bisa nganterin Iren"

"Ada dong, kapan perginya"

"Sekarang" Fana menatap jam tangannya. Sekarang jam itu tertuju pada pukul 07.04.

"Udah malam, kamu di anterin Yezran aja ya" Giren menggelengkan kepalanya.

"Gak ah bund, bang Yezran mah ngeselin"

"Terus sama siapa dong, ini udah malam loh"

"Iren di anterin supir aja ya bund, Iren bisa kok pergi sendiri"

"Gak bisa sayang, kamu ini baru sembuh bunda gak mau kamu kenapa kenapa"

Devan yang ingin ke dapur malah dicegat oleh Fana membuatnya berhenti.

"Nahh kamu sama bang Evan aja ya perginya" Giren melirik Devan, wajah itu selalu saja datar. Karna tak ingin berdebat lagi Giren mengiyakannya saja.

"Yaudah Iren mau ke kamar dulu siap siap" Giren berbalik ingin melangkah namun suara bariton itu menghentikannya.

"Pake hoodie sama celana panjang" Giren berbalik kembali ke arah Devan.

"Kenapa" Ujarnya tak mengerti.

"Dingin" Ucap Devan sebelum pergi ke dapur.

Giren menyipitkan matanya. "Dasar kulkas" Umpatnya kesal.

Tak ingin buang waktu Giren kembali melangkah menuju kamarnya untuk bersiap siap takut nanti semakin malam.

***

Sesuai dengan keputusan Fana tadi, Giren pergi bersama Devan. Di perjalanan tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Devan fokus mengemudi dan Giren fokus melihat keluar jendela disepanjang jalan.

Sampai di sebuah konter hp cukup besar. Devan memarkirkan mobilnya dan membuka seat belt begitu pula dengan Giren. Mereka keluar dari mobil dan masuk kedalam konter itu.

My Twilight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang