ENAMBELAS| Jangan Menyesal!

86 16 0
                                    

VOTE DAN KOMENNYA YA, THANKS

***

Plak!

Satu tamparan kencang Embun terima, napas wanita yang menamparnya itu begitu memburu  penuh dengan emosi. "Ohhh, jadi  ini penyebab anda gak bisa menghargai teman saya yang sudah anda nikahi ini?" Alsi, niatnya mengambil kunci mobil yang tertinggal, membuat ia menyaksikan drama romantis yang begitu memuakan ini.

Sedangkan Vaira, hanya bisa mematung beberapa meter dari mereka, dia tidak ingin mempercayai pandangannya ini, tapi nyata. Pria  itu masih terlihat begitu mencintai sang mantan pacar.

"Apa-apaan kamu?" tanya Taksa emosi pada wanita yang tidak ia kenal ini, sebelum matanya bersirobok dengan netra bening milik Vaira yang kini masih terlihat begitu  syok.

"Saya gak akan ngebiarin kamu, apa lagi wanita murahan yang tau kalau pria yang dia peluk sudah menikah ini, tidak menghargai teman saya." tudingnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Bawa temanmu ini pergi, Vaira!" perintahnya dengan wajah yang begitu datar.

"UWAH BISA-BISANYA LU..."

"Maaf, ayo Alsi." di bekapnya bibir Alsi dengan telapak tangan kecil itu, lalu di bawanya menuju mobil.

"KOK BISA LU MALAH NARIK GUE?!" Teriaknya kesal ketika Vaira sudah berhasil membuat Alsi masuk kedalam mobilnya.

"Alsi please lah, ini yang harusnya marahkan gue, kenapa jadi lu yang kaya orang kesurupan begini?"

"Ya karna lu tolol." jawab Alsi begitu kesal, lalu dengan segera menstater mobilnya, tidak  lupa memberikan kedua manusia laknat itu klakson panjang sebelum berlalu meninggalkan parkiran resto.
Sedangkan Taksa di sana menatap datar kepergian mobil hitam yang berisi sang istri itu, baru beberapa hari ini ia dan Vaira mencoba lebih dekat. "Maksaih Kak sudah..." Kalimat Embun terhenti ketika pegangannya di lengan Taksa di tepis begitu saja oleh pria itu.

"Aku cuma tidak mau membuatmu malu, Embun."

"Tapi..."

"Hubungan kita sudah selesai, tidak ada lagi yang harus di perbaiki, tidak ada lagi yang harus di mulai, aku sudah memiliki istri, dan tidak akan pernah meninggalkannya demi kamu, jelas sampai sini?" tidak ada jawaban karena kini Embun kembali tidak biasa menahan tangisnya. "aku harap tidak ada lagi alas kamu untuk bertemu denganku, hati-hati di jalan." tutupnya sebelum berjalan pergi kembali kedalam restoran, meninggalkan wanita itu dalam tangis yang semakin kencang.

***

SAMPAI langit menjadi gelap, Taksa belum juga sampai ke rumah dan Vaira hanya bisa menarik napas dalam sebelum menghelanya dengan berat.

Apa pria itu akan marah padanya?

Tapi kejadian penamparan tadi bukan salahnya, pria itu tidak bisa menyalahkannya. Kalau di pikirkan lagi, membuat Vaira kesal. Bisa-bisanya pria itu mau saja di peluk oleh wanita lain.

Baru beberapa hari ini sifat pria itu terasa lebih baik, dan Vaira tidak ingin pria itu kembali pada setelan pabriknya. "Ayo Non, makan malam sudah siap." ujar Mbok Sum ketika melihatnya menuruni tangga.

"Taksa belum sampai ya, Mbok?"

"Belum, gak biasanya ya Non, jam segini belum sampai."

"Macet kayanya Mbok," ujarnya seraya duduk di kursi yang sudah tersedia berbagai lauk makan malamnya. "Mbok temani aku makan ya?"

"Iya Non," jawabnya di sertai senyum tipis, Mbok Sum sudah biasa menemaninya makan saat ia makan seorang diri. "mau minum apa?"

"Aku air putih aja Mbok."

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 15, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

SERAPHICTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon