Part 1

61 0 0
                                    

Rangga menarik nafas lega. Akhirnya pekerjaannya selesai juga hari ini. Diliriknya jam dinding yang berdetak memenuhi ruang kerjanya yang sunyi. Waktu menunjukkan pukul 16.00. 'Aku harus segera pulang. Leona pasti sudah nggak sabar ingin  jalan-jalan hari ini,' batinnya.

Dirapikan semua dokumen-dokumen yang cukup berantakan disana-sini dan ia mematikan laptop didepannya.
Rangga pun segera menyambar tas kerjanya dan keluar ruangan. Suasana kantor masih ramai. Beberapa karyawan terlihat hilir mudik menfotokopi file penting yang akan mereka pergunakan keesokan harinya.

Rangga melambaikan tangan kearah sekretarisnya. Dengan gesit, Linda menghampiri boss tampannya itu.
"Uda mau pulang, pak?" Tanya Linda.
"Iya, aku ada jadwal kencan dengan Leona. Dari minggu kemarin dia ingin diajak jalan-jalan sore berdua."
"Wah, asik dong, boleh ikutan nggak?" Canda Linda.
"Mana boleh sama Leona. Cemburuan anaknya," balas Rangga bercanda.
Lagian dia tidak mau memberi harapan palsu kepada Linda.

Linda sudah bekerja diperusahaannya selama lima tahun. Dan dia tahu Linda menaruh hati padanya. Sejak kematian istri Rangga empat tahun yang lalu, Linda semakin memperlihatkan ketertarikannya kepada Rangga. Tetapi Rangga tidak memberikan sedikitpun lampu hijau. Dia juga tidak mau merusak hubungan kerja sama yang mereka bina selama ini.

"Ya uda, aku pamit dulu ya. Kalau sudah selesai, kamu pulang aja, nggak perlu lembur," ucap Rangga sambil berlalu.

Linda menatap bossnya yang berlalu sambil menelan saliva berkali-kali. Tubuhnya selalu bereaksi setiap kali bossnya ada didekatnya. Rasanya seperti puluhan kupu-kupu menggelitik bawah perutnya, membuatnya menghangat dibeberapa bagian tertentu tubuhnya.

***
"Hoooreee...! daddy sudah pulang...,"
Teriak Leona begitu melihat mobil Rangga memasuki pekarangan rumah. Dari kejauhan, rumah itu terlihat megah dan bagus. Begitu memasuki pekarangannya yang luas, langsung terasa suasana yang asri dan segar.

Bunga-bunga yang berwarna-warni menghiasi taman, dan ditambah air mancur ditengah-tengan pekarangan, menambah keindahan dari taman itu sendiri.

Leona melompat kepelukan daddynya, begitu Rangga menuntup pintu mobil.

"Leona uda kangen banget ama daddy," cerocos Leona dan membenamkan kepalanya didada Rangga.
Walaupun Leona baru empat tahun, tapi kosakatanya begitu banyak dan dia sudah tidak cadel lagi saat berbicara.
"Daddy juga kangen, sayang," ucap Rangga sambil mencium pipi Leona yang gembul menggemaskan."
"Jadikan kita jalan-jalan, daddy?"
"Jadi dong. Hari ini kita akan piknik ditaman, dan hanya Daddy dan Leona." Ucap Rangga tersenyum lebar.
"Yeah!" Seru Leona kegirangan.

Mbok Luna yang sudah bekerja bertahun-tahun dikeluarga tersebut, keluar dengan membawa sebuah keranjang piknik yang berisi berbagai macam makanan dan beberapa minuman.

"Semua uda saya siapin, tuan." Kata mbok Luna hormat.
"Makasih mbok, kami berangkat dulu."
"Nggih," balas mbok Luna sambil tersenyum santun.
Semoga tuan segera diberikan pendamping yang baru, ya Allah. Biar keluarga ini bahagia lagi seperti yang dulu, doa mbok Luna dalam hati sambil menutup pintu depan.

***
"Daddy, tangkap bolanya!" Seru Leona.
"Oupps, daddy kalah deh," seru Rangga yang pura-pura tidak bisa menangkap bola dari Leona.
"Yeah! Aku menang! Seru Leona gembira.
Beberapa wanita-wanita yang berada ditaman tempat mereka piknik, sibuk memperhatikan Rangga.
Mereka penasaran melihat seorang pria tampan, bermain sendiri bersama seorang gadis kecil.

"Daddy, mereka kayaknya suka daddy, deh," bisik Leona saat mereka  berdua dusuk diatas tikar sambil menikmati ayam goreng kesukaan Leona.
"Ah, masa sih, mereka mungkin liatin anak daddy yang cantik."
"Bukan liatin Leona, daddy, mereka itu liatin daddy." Balas Leona dengan gaya yang lucu, yang membuat Rangga gemas melihat putri ciliknya.

Tiba-tiba seorang wanita berdiri dibelakang mereka dan menyapa,
"Hai, ini aku punya coklat dan permen untuk anak kamu," sapa wanita itu ramah,sambil tatapan matanya tidak lepas dari Rangga.
"Oh, tidak, terimakasih, kami masih punya jajan yang harus kami habiskan, tolak Rangga sopan.
"Nggak apa-apa kok. Ambil aja," kata wanita itu setengah memaksa.

Rangga merasa tidak enak,dia akhirnya menerima pemberian wanita itu.
"Kenalkan, aku Tania." Kata wanita itu begitu Rangga menerima pemberiannya.
"Rangga, dan ini putriku, Leona," balas Rangga."
"Putri kamu cantik sekali," kata Tania  mengulurkan tangan ingin menyentuh Leona. Tapi Leona langsung menghindar dan menyembunyikan tubuhnya disamping daddynya.
"Maaf!" Seru Tania kaget melihat reaksi Leona.
"Nggak apa-apa, dia sedikit pemalu," senyum Rangga sambil menenangkan putrinya yang meringkuk disampingnya.
"Daddy, suruh tantenya pergi," bisik Leona.
Wanita itu seperti menyadari keberadaannya mengganggu gadis kecil itu, diapun pamit pergi. Tak lupa dia memberikan senyuman genit kepada Rangga.

"Nggak apa-apa, sayang, tantenya uda pergi." Bujuk Rangga.
Leonapun kembali ceria.

Mereka berdua bermain dan menghabiskan waktu bersama ditaman tersebut.
Saat hari mulai gelap, Rangga segera mengajak Leona untuk pergi.
Leona berjalan didepan daddynya sambil berceloteh ria.

"Rangga!" Seru seorang wanita cantik dan anggun yang berjalan kearahnya.
"Claudia?" Balas Rangga tak kalah kagetnya.
Keduanya berjabat tangan dengan hangat.
"Oh iya, ini putriku, Leona."
Claudia mengulurkan tangannya ingin menjabat tangan Leona, tapi Leona segera bersembunyi dibelakang daddynya.
"Sorry, anaknya sedikit pemalu." Jelas Satria.
"Sayang, ini teman daddy waktu kuliah dulu."
"Iya, tante teman lama daddy kamu. Anak kamu cantik sekali," lanjut Claudia sambil berjongkok mendekati Leona.
"Hello, anak cantik, boleh kenalan?"
Perlahan Leona mengintip dari belakang sang daddy, tapi dia tidak mau melepaskan pelukan pada daddynya sama sekali.
"Kamu suka anjing?"
Mata Leona membesar, karena dia sangat menyukai anjing. Leona mengangguk dengan malu-malu.
"Tante punya dua ekor anjing loh dirumah. Kalau mau, sekali-sekali Leona main sama papa ke rumah, biar bisa kenalan dengan anjing-anjing tante."
Sekali lagi Leona hanya mengangguk.
"Eh, aku minta nomor hapemu dong," ujar Claudia.
"Boleh, boleh," kata Rangga antusias.
Setelah mereka tukaran nomor hape, Claudia pun mengucapkan selamat tinggal.

Pling! Sebuah pesan masuk ke inbox Rangga.
'Hai Rangga, senang banget bisa ketemu kamu lagi setelah bertahun-tahun. By the way, aku masih tetap menyimpan semua kenangan kita. Waktu itu, kamu merupakan cowok pertama yang pernah mengisi hatiku, dan mencium bibirku. Aku selalu merindukanmu sejak kita berpisah. Semoga masih ada kesempatan untuk aku kembali dan memperbaiki kesalahan yang pernah kubuat. Salam buat gadis kecilmu yang cantik
Claudia

Bersambung.
Hei teman-teman, selamat membaca ya.
Please like, comment dan subscribe kalau mau cerita ini dilanjut.
Sampai jumpa di part 2.
Bye

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Putri Cilik CEOWhere stories live. Discover now