Prolog 1.3

70 4 0
                                    

Saat Daniel sedang buang air kecil dan mencuci tangannya di wastafel, staff kebersihan bernyanyi dengan gembira terdengar dengan jelas. Sepertinya dia sangat senang membersihkan kamar kecil.

Bersama wanita seperti Maria dan melihat orang bersenang-senang seperti ini membuatnya sedikit lebih bersemangat.

Saat dia mencuci tangannya, dia melihat jam dan melihat bahwa dia sudah berada didalam selama beberapa waktu. 'Bagaimana kalau aku keluar dan merokok, lalu masuk lagi nanti?'

Daniel mengambil tisu, mengeringkan tangannya lalu pergi. Bahkan setelah pergi, dia masih bisa mendengar dengungan pelan di kamar kecil.


'Aku hanya berharap aku bisa melihat wajah staff terssebut.' Daniel berpikir dalam hati sambil tersenyum lalu dia pergi ke area merokok, sebuah ruangan di depan kamar kecil. Dia menyalakan rokok dan merokok perlahan, dan ketika seorang manajer yang dia kenal baik berjalan di depannya.

"Apakah sarapanya enak?"

"Ah, selain tamu tak terduga. Rotinya sangat enak hari ini, benarkan?" jawab Daniel sambil berpura-pura, manajer itu tersenyum cerah.

"Oh, Anda menyadarinya! Tukang roti yang pergi berlibur tahun lalu telah kembali. Rasanya sungguh berbeda bukan?"

"Wah, tukang roti hotel macam apa yang libur tiga bulan?"

Sang manager melambaikan tangannya menyambut tawa Daniel yang ditebaknya adalah tiga bulan mengingat tanggalnya adalah bulan Maret.

"Yah.. bulan Maret. 1 tahun. Dia berangkat pada bulan Maret lalu."

Bagaimana mungkin dia tidak tahu tentang kualitas hotel ini? Daniel tertawa keras mendengar suara menyenangkan manager itu.

"Sejujurnya, liburan selama setahun itu agak berlebihan. Tapi manager umum juga memberiku izin untuk mengambil cuti satu tahun. Itu tidak berjalan dengan baik. Aku rindu makan roti ini.. Oh, berat badanku bahkan turun sedikit karena tidak makan roti."

Seolah-olah manager itu mendengarkan Daniel, dia hanya membual saja. Tapi, nyatanya Daniel sangat menyukai hotel ini. Sangat bersih, makanannya enak dan orang-orangnya santai dan menyenangkan.

Di pinggir jalan ada deretan hotel Herece yang dikelola oleh saudaranya Helbert, bersih tanpa debu sedikit pun, makanannya luar biasa disiapkan oleh koki terbaik dan layanannya terlalu sempurna, tetapi ada sesuatu yang merepotkan. Wajah tamu selalu kaku dan karyawan selalu tersenyum seolah-olah memakai topeng. Segalanya sempurna, tapi tidak ada kehangatan dimana pun.

Daniel berpikir seharusnya hotel seperti ini. Dia datang ke hotel ini selama enam tahun musim semi, dan setiap kali dia pergi dia berpikir, 'Aku harus kembali ke sini lagi tahun depan.' dan dia pasti akan kembali.

"Siapa yang membersihkan kamar kecil sekarang?"

"Pembersih? Pasti Johan saat ini? Mengapa? Apakah dia melakukan sesuatu?"

Manager itu bertanya dengan hati-hati, dan Daniel menggeledah sakunya. Dia bahkan berharap punya alasan untuk berterima kasih padanya karena telah membuatkanya merasa baik.

"Ah?!"

Daniel berhenti. Saku dalamnya kosong. Samar-samar dia ingat bahwa ketika dia sedang mencuci tangannya, dia mengeluarkan saputangannya dan pasti mengeluarkan dompetnya juga. Daniel memasang wajah datar, manager itu bertanya dengan cemas.

"Apakah kamu tidak apa-apa?"

Daniel mematikan rokoknya dan berdiri.

"Sepertinya dompetku tertinggal di kamar kecil."

[BL] SUGAR RAIN [Novel terjemahan Bahasa Indonesia]Where stories live. Discover now