🍂Part 15

13K 1K 80
                                    

°Selamat membaca 📖°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°Selamat membaca 📖°

    MENGAMATI bekas luka itu lamat. Pandangan Ashland turun, menatap iris kecoklatan milik Adrea. Menyelami keindahan didalam sana, membiarkan keheningan mengambil alih.

Sementara orang yang ditatap sedemikian rupa, mati-matian berusaha menenangkan diri. Bulir-bulir keringat mulai membasahi sisi wajah Adrea. Matanya tak berhenti berkeliaran kesana kemari karna menghindari tatapan tajam penuh intimidasi dari pria dihadapannya.

Adrea tak berhenti mengumpat didalam hati karna harus terjebak di situasi sulit seperti ini. Tentu saja Adrea tidak berani mengumpat didepan Ashland, itu sama saja ia mempercepat kematiannya.

BJIRRLAH! Ini orang kenapa si? (¬_¬)

Tak ingin berlama-lama dalam posisi sedekat itu, perlahan Adrea mengerakkan kepalanya kesamping, jemari yang tadinya menyentuh permukaan kulit gadis itu akhirnya terlepas.

Saat Adrea kembali menoleh, hawa tak mengenakkan menguar menyelimutinya yang berasal dari Ashland.

Iris gelap pria itu memancarkan kilatan emosi.

Bisa Adrea lihat dari rahang pria itu yang mengetat menonjolkan urat-urat disana.

Perempatan siku muncul dikening Adrea saat mengingat sesuatu.

Sial!

Ia melupakan satu fakta penting tentang Ashland. Pria itu tidak menyukai bentuk penolakan apapun. Dan—ia baru saja melakukannya. Penolakan halus tapi mampu membangunkan sisi lain Ashland.

Meneguk ludah pahit. Lidahnya terasa keluh setiap kali harus bersitatap dengan manik gelap pria itu.

Ashland tetap diam dengan sorot tajam mengarah pada Adrea. Ia menaikkan alisnya melihat gadis didepannya bergeser seolah mencoba menghindar.

Kekehan samar keluar dari sela bibirnya. Entah apa yang ia tertawakan.

Adrea yang tadi sibuk bergeser langsung menoleh dengan tampang bodohnya. Dan bertepatan pula suara tawa Ashland semakin kencang.

Kening Adrea mengerut, tak paham penyebab pria didepannya tergelak seperti itu. Namun, ia sempat terlena karna ketampanan Ashland semakin bertambah berkali-kali lipat saat dia tertawa.

Eh? Adrea segera menggeleng, membuang pemikirannya barusan. Dia tidak boleh lupa pria yang menjelma seperti Dewa Yunani itu adalah sosok iblis yang sebenarnya.

Diam menunggu tawa Ashland mereda, akhirnya pria itu menatapnya dengan wajah serius.

Ashland menopang sisi kepalanya, sikap tenang itu kembali mengambil alih.

Male lead AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang