Bab 12. Dismenore

6.8K 563 7
                                    

Saga dengan cepat mengangkat tubuh gadis itu dan menariknya kedalam pelukannya.

"Nay, bangun Nay, kamu kenapa Nay?" Saga dengan grasak grusuk mencoba mengambil HP yang ada disaku celananya.

"Sebentar ya, aku telpon dokter Roy"

Sebelum Saga sempat menelpon, gadis di pelukannya lebih dulu menahan tangannya.

"Gak usah nelpon dokter Roy, ini bukan masalah serius" cegah Kanaya

"Bukan masalah serius gimana? Ini kamu kelihatan pucet banget Nay!"

"Saga"

"Ini masalah normal tiap cewek" ucap Kanaya lirih.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Saga meminta penjelasan.

"Ini cuma lagi datang bulan kok"

Suasana canggung berlangsung selama beberapa detik, telinga Saga terlihat memerah dalam sekejap. Tapi jangankan melihatnya, untuk membuka matanya saja Kanaya merasa tidak kuat.

"Ekhem, terus ini gimana? Apa kita kerumah sakit aja? Mama kalau lagi kayak begitu gak pernah kelihatan separah ini Nay"

Melihat Kanaya yang tetap diam, Saga tahu bahwa gadis ini pasti tidak mau diajak ke rumah sakit.

Setelah menghela napas sebentar. Saga meletakkan Kanaya kembali ketempat tidur. Ia mulai menggunakan HPnya untuk mencari tahu tentang hal yang terjadi pada gadis ini.

Jelas-jelas wajahnya terlihat pucat dan memiliki banyak keringat dingin. Pasti karena dia menahan rasa sakit dan nyeri yang berlebihan.

Setelah beberapa menit melihat-lihat internet, Saga langsung pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat pereda nyeri.

Sesampainya di rumah, Saga langsung masuk ke dapur untuk membuat air gula merah.

"Duduk dulu sebentar, minum ini"

Mungkin karena rasa sakit yang berlebihan, Kanaya tidak banyak memprotes saat diminta untuk meminum obat.

Setelah itu Kanaya meminum air gula merah dan merasa sedikit lega karena perutnya terasa menghangat.

Kanaya bersiap untuk tidur, ketika tiba-tiba pria disampingnya ikut naik ke kasurnya.

Kanaya sedikit tersentak saat tangan Saga masuk melalui keliman bajunya dan mengusap perutnya. Tapi setelah dirasa perutnya menjadi lebih baik karena digosok dengan benda yang hangat, Kanaya tidak menolak dan malah tambah mengantuk.

Setelah memastikan gadis itu tertidur, Saga untuk pertama kalinya berterimakasih dengan internet yang sudah memberi tahunya banyak cara untuk meringankan rasa sakit saat dismenore.

Saga mematikan lampu kamar, dan hanya menyisakan lampu tidur diatas meja. Setelah itu Saga melangkah dengan pelan-pelan keluar kamar.

Saga masuk ke kamarnya sendiri lalu pergi mandi. Setelah mandi Saga turun ke dapur untuk memanaskan makanan dan menghabiskan semua makanan diatas meja.

Ya, makanan ini dimasak dengan kerja keras oleh tunangannya. Senyum tipis muncul disudut bibir Saga, lalu ia mulai mencuci piring kotor dan kembali ke kamarnya.

Pagi ini Kanaya masih merasa lemas, rasanya ia sangat malas sekali untuk turun dari kasur. Tapi mengingat bahwa dia harus memasak untuk Saga, maka ia dengan cepat pergi membersihkan tubuhnya.

Saat Kanaya turun ke dapur. Hal pertama yang dilihatnya adalah punggung seorang pria yang sedang memasak.

Pria memang terlihat tampan saat sedang memasak.

Saga yang menyadari kehadirannya meminta Kanaya untuk duduk di meja makan untuk menunggunya.

Kanaya yang penasaran dengan masakan Saga pun hanya menuruti perintahnya.

Yah walau masakannya tidak terlihat cantik, setidaknya makanan ini bisa dimakan.

Untuk ukuran seorang pria yang pertama kali memasak. Saga bisa diberi nilai penuh karena tidak meledakkan dan menghambur dapur.

Setelah selesai sarapan, Saga mulai menyimpun piring kotor dan mencucinya.

Kanaya hanya memperhatikannya dari kursi sambil menyipitkan matanya. Dia merasa kenyang dan sedikit mengantuk.

Melihat Kanaya bosan, Saga mengajak Kanaya untuk duduk diruang tamu. Mereka pergi menonton film di TV.

"Sini"

Tanpa ba bi bu Saga langsung mengangkat Kanaya dan mendudukkannya di pangkuannya.

Kanaya kaget dan ingin meronta. Tapi sebelum itu terjadi, tangan Saga sudah mulai mengusap perutnya.

Merasa nyaman dan mengantuk, setelah menyipitkan mata beberapa kali. Akhirnya Kanaya tertidur dipangkuan Saga.

Saga yang menyaksikan hal itu akhirnya membawa Kanaya kembali ke kamar.

Saga tidak pergi kekantor hari ini, maka Saga membawa laptop dan berkas-berkas dokumen dari ruang kerjanya ke kamar Kanaya.

Ia ingin tetap mengawasi gadis itu, kalau-kalau gadis itu merasakan sakit tiba-tiba.

Selama tiga hari mereka berdua berdiam diri di rumah. Walau mereka tidak banyak bicara, setidaknya mereka terlihat akur.

Beberapa pekerjaan rumah dilakukan oleh Saga. Sedangkan Kanaya selalu disuruh untuk beristirahat.

Pada hari keempat, mereka kembali ke kehidupan awal mereka. Saga mulai bekerja di kantor, dan Kanaya kembali bermalas-malasan dengan tumpukan novelnya.

Satu hal yang berubah bagi Kanaya mungkin hanya larangan untuk tidak boleh memakan eskrim sesuka hati.

Selain itu Kanaya juga dilarang untuk makan makanan pedas sembarangan. Dan diminta untuk mengurangi memakan junk food.

Dan mamanya Saga mengirim seorang pelayan untuk membantunya mengurus rumah. Di setiap bulannya mama Saga selalu mengirim seorang ahli gizi untuk membantunya mengurus kesehatan tubuh.

Beberapa makanan aneh dikirim oleh wanita paruh baya itu, Kanaya hampir merasakan rasa hambar di setiap makanan yang dikunyahnya.

Tapi efek yang dihasilkan memang sangat hebat. Setelah mengatur pola makannya, Kanaya sudah hampir tidak merasakan sakitnya dismenore. Mungkin hanya perasaan lemas dan nyeri seperti di kehidupan sebelumnya.

Hah, walau tidak dapat memakan makanan sesuka hatinya. Tapi Kanaya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang sudah peduli padanya.

NOTE: CAPEK BANGET BERSOSIALISASI HUHU, HARI INI PERKENALAN LINGKUNGAN KAMPUS

Maaf kalau kurang jelas, saya bacanya juga males karena habis di revisi malah hancur tata bahasanya🙏

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Where stories live. Discover now