BAB 2

1 0 0
                                    



Jingga Ryan Arkhava seorang anak piatu yang dibenci oleh papanya sendiri. Papanya beranggapan bahwa Jingga lah penyabab istrinya meninggal. Ya,papanya selalu beranggapan bahwa Jingga adalah anak pembawa sial, istrinya meninggal karena memilih melahirkan Jingga dan mempertaruhkan nyawanya.

   Sore ini, Jingga sudah bersantai didepan televisi sambil menunggu papanya pulang dari kantor,ia sudah menyiapkan makanan untuk dimakan saat makan malam bersama papanya. Ia berharap papanya pulang dan mau makan bersamanya. Ya karena papanya lebih sering menghabiskan waktunya dikantor.

Ceklek

   Jingga yang mendengar pintu terbuka berbinar bahagia karena orang yang ditunggu-tunggu akhirnya pulang. Jingga langsung berdiri dan menghampiri papanya

"Papa udah pulang? mau Jingga buatin minum,papa pasti haus kan? Jingga juga udah nyiapin makan malem nanti kita makan sama-sama ya pa." ucap Jingga dengan antusias.

   Sedangkan Alex langsung melenggang masuk tanpa memperdulikan ucapan Jingga seolah tidak ada orang sama sekali disana. Jingga yang melihat papanya langsung pergi tanpa menjawab ucapannya hanya menunduk sedih,ia sudah terbiasa seperti ini tapi tetap saja ia sedih. Ia ingin seperti teman-temannya yang bisa makan malam bersama, bercerita bersama dengan keluarga. Ya walaupun ia hanya memiliki papanya,tapi setidaknya ia bisa merasakan kehangatan keluarga.

"Kenapa papa nggak pernah menganggap Jingga ada?" lirih Jingga.

"Mama... tetap semagatin Jingga dari sana ya, supaya Jingga bisa bikin papa sayang sama Jingga."

   Sekarang sudah waktunya untuk makan malam. Jingga yang sudah siap dimeja makan sambil menunggu papanya turun dan makan bersama. Ia masih setia menunggu papanya apapun itu ia tidak akan mengarah untuk mendapatkan kasih sayang dari papanya. Setelah menunggu hingga tiga puluh menit Jingga melihat papanya berjalan turun pun menghampiri dan mengajaknya makan.

"Pa,ayo makan malam udah Jingga siapin." ajak Jingga.

"Saya tidak sudi makan denganmu!" ujar Alex.

   Jingga yang mendapatkan penolakan dari papanya hanya diam dia tidak berani menjawab.

"Kalaupun kamu sujud di kaki saya,saya tetap tidak sudi makan denganmu camkan itu!!" lanjut alex

   Setelah mengucapkan kata-kata yang membuat hati Jingga sakit Alex langsung pergi dari rumah entah kemana. Sedangkan Jingga masih diam ditempat dengan tatapan mata yang berkaca-kaca, jika boleh jujur Jingga sudah tidak kuat menjalani hidupnya jika boleh ia mau menyusul mamanya saja dia sudah lelah rasanya ingin menyerah saja. Tapi Jingga masih percaya dengan mimpinya yang pernah dia alami. Dia bermimpi bertemu dengan mamanya, Jingga akui mamanya sangat cantik. Jingga bertemu dan berbincang dengan mamanya, mamanya mengatakan kepadanya agar tetap berjuang untuk mendapatkan kasih sayang dari papanya. Mamanya juga mengatakan jika papanya itu sangat menyayanginya sampai kapanpun itu.

   Maka dari itu Jingga bertekat untuk tetap berjuang apapun yang terjadi nanti ia akan tetap menerimanya. Karena ia masih memiliki orang-orang yang mendukung dan menyayanginya.







TBC~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Best FRIEND forever Where stories live. Discover now