Runtuh 8 🔞

9.3K 219 16
                                    

"Huft, aku capek banget." Keluh Sarah saat ia dan Sena baru memasuki kamar pengantin.

"Aku mau mandi dulu." Sena lekas masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Sarah yang masih terduduk di pingir ranjang.

Jantung Sarah berdetak kencang saat mendengar suara air shower mengucur.

Bagaimana ini, apa yang harus dia lakukan? Ah, dia jadi salah tingkah.

"Rileks Sarah, rileks. Tarik nafas, hembuskan." ucapnya menenangkan diri sendiri.

Setelah menormalkan detak jantungnya Sarah duduk di depan meja rias untuk membersihkan make upnya, dia sedikit kesulitan saat hendak melepas kebayanya karena kancing kebaya ini ada di belakang, mau tak mau dia harus menunggu Sena selesai mandi untuk meminta tolong melepaskan kancing kebayanya.

"Kamu kok belum ganti baju?" tanya Sena yang baru keluar dari kamar mandi.

"Aku gak bisa lepas kancing kebayanya."

Sena berjalan mendekati Sarah yang kini telah berstatus sebagai istrinya, dengan pelan dia membantu Sarah melepaskan kancing kebayanya.

Jika dilihat-lihat Sarah memang sangat cantik, bahkan dari belakang sekalipun. Kulitnya sangat putih seperti porselen, tidak ada satupun bekas luka menghitam di tubuh istrinya. Yang benar saja, Sarah itukan model, tentu dia harus pandai-pandai merawat diri.

"Selesai."

"Makasih, kalau gitu aku mandi dulu." Sarah segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

Sena duduk bersandar di ranjang sambil melihat ponselnya. Ponselnya penuh dengan notifikasi pesan dari teman-teman dan saudara-saudara yang tidak bisa hadir karena ada acara lain serta notifikasi tag IG. Dia membalas satu-persatu pesan dan tag fotonya hingga Sarah selesai mandi.

"Kamu belum tidur?" tanya Sarah.

"Belum, aku nunggu kamu."

Deg

Kenapa Sena harus menunggunya?

Apa jangan-jangan...

"Kamu ngapain berdiri di situ?"

Pertanyaan Sena menyadarkannya. "Ah, gak papa."

Sarah segera naik ke atas ranjang dan duduk menyender di samping Sena. Suasana berubah menjadi awkward karena tidak ada obrolan diantara mereka dan Sena hanya sibuk memainkan ponselnya.

Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang?

Saat Sarah hendak tidur tiba-tiba Sena memanggilnya.

"Sarah."

"Ya?"

Sena meletakkan ponselnya. "Kita buka kadonya besok aja ya."

Sarah melihat tumpukan kado yang ada di sudut rungan. "Ah iya."

Suasana kembali awkward.

"Sar."

"Ya?"

Jantung Sarah rasanya mau meledak saat Sena perlahan mendekat.

Apakah ini saatnya?

"Kamu gugup ya?" tebak Sena.

Apakah terlihat sangat jelas?

"Gak papa, kita lakuin nanti aja kalau kamu udah siap." kata suaminya itu.

"Enggak kok." Sergahnya.

Sena tersenyum tipis melihat bagaimana lucunya wajah Sarah.

"Kalau gitu kita lakuin pelan-pelan ya."

Runtuh : Luka dan Cinta (Terbit)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon