Threat

289 67 412
                                    

18

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

18. Threat

Hari ini jadwal kelas Leora berolahraga. Gadis itu sudah siap dengan pakaian olahraganya yang berwarna biru muda dengan lengan pendek serta celana di atas lutut. Rambut Leora yang biasanya tergerai kini dikucir tinggi, Rhea yang mengikatnya karena takut rambut Leora akan lepek jika terkena keringat dan cahaya matahari terlalu lama.

Vimilia melenguh sebal karena guru olahraga membawa mereka ke lapangan outdor, meski cuaca tidak terlalu terik tapi tetap saja, ia tidak suka sinar matahari menyentuh kulitnya.

"Kenapa harus di luar coba?! Ngeselin banget si guru bule itu." Vimilia menggerutu.

Leora menepuk bahu Vimilia pelan. "Hus, jangan begitu. Kita harus patuh."

"Hah? Leora gue gak ngerti bahasa lo." Vimilia merengek bingung karena Leora berbicara dengan bahasa yang sangat asing di telinganya. Seperti bahasa alien.

"Ups, maaf." Leora mengulas senyum. "Maksud aku. Kamu gak boleh ngatain Cha Daziel seperti itu, kita harus nurut."

"Ohh." Vimilia mengangguk, ia rangkul bahu Leora berjalan ke tengah lapangan karena guru olahraga yang kerap dipanggil Cha Daziel telah meniup peluit keramatnya.

Reo melambaikan tangan pada Leora yang berbaris di sebelahnya, Leora pun membalas lambaian tangan juga seraya tersenyum hangat.

Tubuh Reo setinggi Elzio, Leora merasa kecil jika berdiri di samping orang-orang tinggi. Maka dari itu Leora iseng berjinjit agar tubuhnya tidak terlalu terlihat mungil.

Reo yang melihat tingkah Leora sontak tertawa, ia menekan bahu Leora agar berdiri tanpa berjinjit. Ia juga iseng sebenarnya.

"Aku pendek sekali." Leora bergumam pelan, telinga Reo dapat mendengarnya.

"Gak papa, lo imut." Reo mengusek kepala Leora pelan.

Leora tertawa kemudian pandangannya beralih pada Cha Daziel yang sedang berbicara di depan.

"Hah, olahraga apa ya? Saya bingung mau kasih materi. Saya habis patah hati soalnya." Cha Daziel berujar lesu mengundang gelak tawa para muridnya.

"Sabar, Cha. Patah hati emang gak enak, mending kita olahraga sendiri aja. Iya, gak temen-temen?" sahut Reo.

"Betul!" Teman-teman bersorak serempak.

Cha Daziel buang napas pelan. Ia mengacungkan jempolnya. "Boleh deh, kalian olahraga sendiri asal jangan meninggalkan lapangan sebelum bel pergantian waktu. Saya ke kantor dulu untuk mengurus nilai essay kelas dua belas."

"Oke, Cha. Ganbatte! Semangat move onnya!"

"Leora mau main apa nih?" tanya Vimilia.

Leora mengedarkan pandangannya memilih alat-alat olahraga yang sudah dikeluarkan oleh ketua kelas. Tatapannya tertuju pada bola basket.

"Aku mau main bola itu. Kamu tau caranya?" tanya Leora pada Vimilia.

HEERA'S GATEWhere stories live. Discover now