BAB III | LITTLE SNOWMAN

265 32 5
                                    

PERISTIWA itu terjadi saat ia berada di kelas satu sekolah dasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERISTIWA itu terjadi saat ia berada di kelas satu sekolah dasar. Hari itu Kamis pada musim dingin, jam dua siang dan Gwangtae masih ingat betul sang ibu mengenakan padding jaket berwarna fuschia dengan koper besar di tangannya.

"Please, jangan tinggalkan kami. Aku sedang berusaha Ga Eun, berikan sedikit waktu."

Gwangtae seperti menonton drama televisi, namun yang ini jelas menyakiti. Bocah itu hanya bisa menahan sesak di hati melihat sang Ayah berlutut memohon.

Ibunya hanya terisak kecil.

"Kau berjanji, kita akan selalu bersama dalam suka ataupun duka. Kau bersumpah dihadapan Tuhan, selalu bersamaku saat senang ataupun susah. Lihatlah Gwangtae! Dia masih kecil dan membutuhkanmu Ga Eun, kumohon!"

Kedua orang dewasa itu melihat ke arahnya, yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Maafkan aku. Tolong segera tanda tangani surat cerainya. Aku titip Gwangtae padamu." Sang Ibu akhirnya pergi tanpa salam perpisahan, hanya melewati Gwangtae yang berdiri di tengah hujan salju.

Gwangtae kecil bahkan tidak bisa bereaksi apapun. Tahu-tahu air mata mengalir begitu saja jatuh ke pipi mengamati taxi yang membawa wanita yang sangat di cintainya itu menghilang diujung jalan.

"Oppa, latte-mu."

Ia mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan fokusnya. "Ah, ya. Terimakasih Molly."

Pelayan wanita dengan banyak tindik di wajah itu mengerling genit, kemudian berlalu meninggalkan Gwangtae yang kusut.

Ini kopi pesanan pria itu yang ketiga kalinya setelah Pd Jeong pergi. Ia masih saja gelisah dengan proyek yang baru ia terima. Gwangtae mengaduk kopinya sambil setengah melamun, tidak yakin apakah ia akan berhasil kali ini.

"Kau tidak yakin bisa?"

Gwangtae mendongak dan mendapat Kim Jungjae telah berdiri di depannya.

Jungjae adalah pengarang skenario, film dan seorang novelis. Karyanya cukup terkenal dan beberapa mendapatkan penghargaan. Namun tiga tahun belakangan, ia memutuskan hiatus karena ingin fokus pada pernikahan dan anaknya yang baru saja lahir dua bulan lalu.

Gwangtae memang sengaja menelpon Jungjae yang kebetulan lewat untuk singgah sebentar ke coffeesmith, bermaksud ingin minta saran atau advices. "Hei, bro Jae. Sorry karena telah merepotkanmu." Pria itu menepuk sisi lengan Jungjae .

"Jadi, Pd Jeong akhirnya memberimu proyek ini?" tanya Jae. Pria Kim itu mengulurkan tangan untuk menerima secangkir kopi dari Molly. "Terimakasih," katanya pada gadis itu.

Gwangtae mengernyitkan dahi. "Jangan bilang, kau yang merekomendasikan aku?"

Jae terkekeh hingga bahunya berguncang karena melihat mata Gwangtae yang membulat inosen.

Boy i call, FriendWhere stories live. Discover now