BAB 1

5 0 0
                                    

Di bawah langit malam yang penuh bintang, seorang gadis tampak sedang menunggu keajaiban untuk hidupnya. Di bukit itu Ia berharap bahwa esok akan ada hal baik yang datang dan membuat masalahnya hilang dalam sekejap mata. Ia tau itu sangat tidak mungkin, namun berharap apa salahnya ?

Gadis tersebut memandang bintang-bintang di langit malam, duduk dengan memeluk kedua kakinya, merasakan hawa dingin yang menyelimuti bukit itu tanpa seorangpun yang menemani. Rasanya memang dingin, namun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dinginnya hidup yang selama ini ia rasakan, tidak ada orang yang peduli, tidak ada seorang pun yang menemani. Gadis itu sudah lupa kapan terakhir kali merasakan hangatnya hidup, atau bahkan tidak pernah ?

Gadis itu adalah Caca, Amira Asya lengkapnya. Caca adalah salah satu dari banyaknya orang di dunia ini yang kesepian, tidak pernah merasakan tenangnya hidup. Namun hal itu tidak membuat Caca putus asa, Caca tau pasti akan ada waktu untuknya menemukan apa yang ia cari selama ini, walaupun ia belum mengetahui kapan hal itu akan terjadi.

Sejak kecil Caca jarang merasakan senangnya dimanja oleh kedua orang tuanya, di lingkungan pertama dan paling kecil pun Caca tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang, hal itu membuat Caca terbiasa dengan hampa, sepi dan sunyinya hidup. Mungkin tumbuh besar tanpa kasih sayang membuat Caca menjadi pribadi seperti sekarang ini, tertutup, dingin, sendiri, cuek, mandiri ? Haha mungkin itu terjadi karena keadaan yang memaksanya untuk seperti itu, kalau Caca boleh memilih, ia akan memilih menjadi orang manja yang bisa selalu disayang oleh mama dan papanya.

Kembali ke bukit di malam itu, Caca berkata lirih, "Seandainya saja sejak dulu kamu membuka mata, kamu ga akan ngerasa kaya gini ca" sembari mengusap air matanya yang sudah banyak keluar. Apa yang sebenarnya gadis itu sesali ? Bukankah harusnya ia tidak menyesali apapun ? Bukankah semua yang terjadi ini bukan salahnya ? Kemudian ia berjalan lemah menuju apartemen miliknya, tempat yang selama ini ia jadikan rumah, namun rasanya ia tidak memiliki rumah lagi di dunia ini.

🌫️

Pagi-pagi sekali Caca sudah bersiap dengan kemeja dan roknya, ia terlihat anggun ditambah dengan balutan outer simpel yang membuatnya terlihat lebih dewasa. Memangnya Caca ga dewasa ? Oh buka seperti itu maksudnya, memang Caca sudah berkepala dua namun mukanya yang imut itu membuat orang-orang mengiranya masih remaja labil yang duduk di bangku SMA atau bahkan mungkin SMP.

Sekarang adalah pukul 6 pagi, Caca harus bersiap lebih pagi karena kelas pertamanya akan dimulai pada pukul 7 pagi ini. Ya, Caca adalah mahasiswa Jurusan Matematika di salah satu universitas terbaik di ibu kota. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Is this Love ?Where stories live. Discover now