4. Sayang Arana

521 24 3
                                    

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ




Pagi ini Arana datang ke kampus seperti biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Arana datang ke kampus seperti biasa. Wajah cerianya selalu menjadi dominan dari mimik yang gadis itu tampilkan. Tapi tetap dengan pandangan yang fokus menatap tanah yang ia pijak.

Tiba-tiba seseorang merangkul bahu nya, membuat Arana segera menoleh dan menemukan Dessy disana.

"Tumben awal," celetuk Arana.

"Yeee, sekate-kate lu. Gue emang selalu awal, ya," sungut Dessy.

"Hilih, bicit, lo," kekeh Arana.

"Ya Allah, Ra. Lo baru liat gue telat dua kali malah lo ungkit-ungkit mulu. Ubanan nih lama-lama pala gue dengerin ejekan, lo."

Arana melepas rangkulan Dessy lalu berdiri tepat dihadapan gadis itu, sambil menyatukan kedua tangan di depan wajahnya. "Maaf kan daku wahai sahabatku."

Dessy yang melihat hal ini dibuat terkekeh, ia sengaja mendekap tangannya di depan dada dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi angkuh, "tidak akan kumaafkan wahai sahabat durjana," ujar Dessy memberatkan suaranya.

Mengangkat kepala, Arana memasang wajah datar. "Lo tuh yang durjana, gue mah membahana." Setelahnya ia berlalu meninggalkan Dessy.

Itu membuat Dessy terpaksa berlari untuk menyamai langkah mereka. "Ra, when Fajar said, 'minimal, ya SD ajalah', bagus kalo lo jadiin motivasi, Ra."

SD = sadar diri

Arana menolah lalu tertawa kecil, "iya-in. Gue udah lulus SD dari 8 tahun yang lalu."

"Tau ah, cape gue ngomong sama makhluk kayak lo." karena kesal, kini malah Dessy yang berlalu meninggalkan Arana sendirian di Koridor sepi itu.

"Yah tu bocah, gitu doang ngambek," oceh Arana pada dirinya sendiri. Ya, benar-benar sendirian, tidak ada orang lain di Koridor ini. Tapi Arana mah pemberani, soal beginian nggak perlu dipikirin.

Arana tersentak kaget sampai berhenti melangkah saat tiba-tiba suara seorang lelaki terdengar sangat dekat dengannya.

"Nanti kalo mata kuliah kamu udah selesai, tolong ke ruangan saya."

Senja Yang AbadiWhere stories live. Discover now