1. Babak belur

19.8K 988 48
                                    

"JISUNG!!!"

Jisung yang sedang asik menulis dikejutkan dengan suara teriakan yang menggelegar memanggil namanya.

Siapa lagi kalau bukan Chenle pelakunya?

"Le, masih pagi jangan teriak-teriak," tegur Jisung, yang ditegur hanya menyengir tanpa rasa bersalah.

"Sung, besok malam ada acara makan bersama mau ikut?" tawar Chenle guna untuk mencairkan suasana.

"Besok ya? Nggak bisa, deh, kayaknya," tolak Jisung yang langsung membuat Chenle kesal.

Merasa ditolak Chenle langsung merengut kesal, "iss, kenapa? Ikut aja ya? Biar aku ada temannya"

Jisung menghembuskan nafas pelan, "Nggak bisa, Le"

Tak menyerah sampai disitu, bukan Chenle namanya kalau tidak punya seribu satu cara untuk buat Jisung tetap ikut.

"Tapi mamah pengen banget kamu ikut, Sung," bohongnya, kalau tidak begini sampai ayam jantan bertelur pun Jisung gak bakalan mau ikut.

Jisung terdiam sejenak memikirkan kembali perkataan Chenle, kalau memang benar itu kemauan mamanya Chenle, Jisung bisa apa? Toh dia nggak enak kalau nolak soalnya dia udah dibayarin SPP sekolahnya selama dua bulan ke depan.

"Iya deh, tapi ini karena aku nggak enak sama mamah kamu ya, Le"

"Nah! Gitu dong ikut" Chenle yang tadinya kesal kini langsung mengubah mimik wajahnya menjadi senang.

***

Sudah hampir tiga jam mereka berada dikelas dan akhirnya bel istirahat berbunyi.

"Jisung, ayo ke kantin," ajak Chenle, namun Jisung menggelengkan pelan kepalanya bahwa ia menolak ajakan dari Chenle.

"Besok aja deh, aku udah bawa roti soalnya," sambung Jisung.

"Roti lagi roti lagi, nggak bosen, sung?" tanya Chenle heran.

"Harus syukuri apa yang ada," balas Jisung sambil memakan rotinya dengan lahap.

"Hari ini aku traktir, bagaimana? Pasti gak bakalan kenyang kalau cuman makanin roti doang"

"Nggak usah, ini aja udah kenyang kok"

"Ck, keras kepala banget sih, jadi orang," dengusnya.

"Lama-lama udah kaya om sipit aja kamu" sambungnya dan berjalan keluar kelas meninggalkan Jisung yang kebingungan.

"Huh? Om sipit siapa?"

***


Saat sampai di kantin dengan perasaan kesal Chenle memesan dua mangkok bakso dan membawanya ke kelas.

Saat sampai ia menghampiri mejanya dengan Jisung dan langsung menaruh semangkok bakso dihadapan Jisung.

"Ga-"

"Gak usah nolak, makan nih bakso!"

Jisung yang ingin berbicara langsung bungkam dan dengan ragu-ragu memakan bakso yang dibelikan Chenle untuknya. Ngeri kalau lumba-lumba satu ini ngamok.

"Liat tuh, kentara banget lagi manfaatin anak orang kaya"

"Iya kan, apa-apa pasti minta traktir"

"gak tau diri banget"

Kan bisikan-bisikan setan mulai terdengar di pendengaran Jisung, ini yang membuatnya malas berada di lingkungan yang diisi oleh anak-anak orang mampu. Kebanyakan dari mereka merendahkan kasta bawah dan bermulut tajam seperti pisau.

Jung Jisung (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora