Ninth

3.3K 252 15
                                    

"Tawa akan tiba masa tangisnya
datang akan tiba masa perginya dan kesedihan?
akan tiba masa bahagianya"
Angkasa Oscar Dwinata







Perubahan yang terjadi pada Berlin, cukup membuat penghuni sekolah Permata cukup kaget, dengan style dan sikap Berlin yang berbeda, membuat mereka terheran-heran.

Apakah Berlin mengalami masa sulit sampai harus berubah seperti itu, atau hanya mencari sensasi agar para Abang kembar dan teman-teman nya meliriknya.

Tapi bukan kah mereka melihat, bahwa Berlin di antar oleh si sulung keluarga Adijaya?

Entahlah kita lihat kedepannya akan kah, Berlin sanggup merubah sikapnya menjadi sedikit bad boy, yang melenceng ke sifat aslinya yang ramah.


Berlin sudah berada di kelasnya, dengan diantar oleh pemuda yang tadi ia berjumpa di koridor.

Tapi anehnya, tatapan penghuni kelas kepada Berlin membuat sedikit tak nyaman.

Apakah dirinya salah? Tidak kan dia sama-sama Berlin walau sedikit berbeda dengan tampilan dan wataknya

"Ingin sekali ku mencongkel mata mereka satu-persatu"gumam Berlin yang mampu di dengar oleh Johan, ia Johan pemuda yang bertemu Berlin di koridor tadi.

Bahkan pemuda itu juga memperkenalkan sahabat nya yang datar seperti Alion kepadanya, kan apa pentingnya? Fikir Berlin.

"Gak boleh gitu ber, mereka cuma heran aja sama perubahan Lo, makannya mereka natap Lo begitu"jelas Johan tak kala mendengar gumaman dari Berlin.

Berlin duduk di bangku paling belakang dekat jendela, dan di depannya Johan serta di sampingnya ada Raga si teman tembok Johan.

Walaupun tempat duduk awalnya berada di depan, tapi ia memilih duduk di belakang menukar tempat duduk dengan salah satu peria yang entah ia tak tau namanya.

"Disini gak ada yang berubah"ketus Berlin

"Lo yang berubah ogeb, gak kaya Berlin biasanya yang ramah"

"Terserah"

"Lo kenapa si cil, kok beda gini dikasih makan apa Lo sama keluarga Lo Sampek brubah begini"heran Johan

Berlin tak menghiraukan ucapan Johan ia memilih menelusupkan kepalanya di lipatan tangannya, memilih diam dari pada menanggapi pemuda di depannya ini yang sok sdsk.

Tak berselang lama dari itu guru pun masuk, dan memulai pelajaran seperti biasanya

.

.

.

.

.

.

.

.

Skip

Bel istirahat berbunyi tanda pelajaran telah usai, membuat para siswa-siswi berhamburan keluar untuk mengisi tenaga

Tak beda dengan Johan dan yang lain mereka juga hendak pergi ke kantin, untuk mengisi tenaga

"Lo gak kekantin cil?"

"Siapa Jo?"

"Berlin"

"Oh Berlin, weit apa! Berlin!"

"Sakit ogeb, bisa gak gak usah teriak, udah tau suara kek toa juga"kesal Zian

"Ya sorry gue terkejod"peace Wira saat mendapat tetapan datar dari Raga

_CHANGE_Where stories live. Discover now