16♡

19.7K 1.5K 39
                                    

Lanjoottt.....

Saya tidak pernah dan tidak akan pernah membuka lowongan istri kedua. Tidak ada kata poligami dalam hidup saya! Walillahi saya bahkan sudah merasa sangat cukup dengan kehadiran istri pertama dan terakhir saya.

(Alif Muhammad Naufal Azhar)

***

Alin tampak cantik hari ini. Kulot panjang berwarna hitam dan manset putih dipadukan dengan kemeja crop kotak-kotak berwarna coklat tua menjadi outfitnya hari ini.

Kini ia sedang mengoleskan beberapa skincare di wajahnya. Sesekali melirik jam dinding. Ia bangun lumayan kesiangan. Bahkan Alif tidak ada niatan untuk membangunnya pagi-pagi. Dasar Paksu.

"Si om kemana? Tumben kaga nongol?" tanyanya pada dirinya sendiri. Alin menggeleng cepat, segera menepis pikirannya.

"Astoge ngapain juga gue mikirin si om. Mau kemana, ngapain juga gue kaga peduli. Palingan lagi ghibahin gue di bawah sama Bang Farel," gumam Alin.

"Huftt kalo gue minta izin ke om buat ke RS dibolehin ga ya?" tanyanya lagi. Tanpa Alin sadari pintu kamarnya sudah dibuka oleh Alif.

Pemuda itu tersenyum tipis. "Boleh aja asal sama saya," jawab Alif. Sejenak Alin terhenyak kaget mendengar suara Alif.

"Kalo mau masuk, minimal ucap salam lah!" omel Alin.

"Iya maaf, assalamualaikum habibati."

'Blush'

Pipi Alin bersemu kemerahan. Mengapa pipinya begitu baperan mendengar panggilan Alif untuknya.

"Wa- wa'alaikumussalam," jawab Alin terbata-bata. Alif mendekati Alin ldan menatap pantulan wajah Alin dari cermin. Cantik, itulah yang tergambar dari Alin.

Tapi Alif sedikit tak setuju dengan outfit Alin. "Habibati," panggilnya.

"Hm?" Alin membalas dengan deheman.

"Pakai baju lain aja ya?" bujuk Alif sembari memeluk Alin dari belakang. Alin mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Alin.

"Baju kamu kurang menutupi aurat," jawab Alif.

"Tapi kan bisa hijabnya agak diturunin," bela Alin.

"Tetap saja saya tidak ridho, jika lekuk tubuh kamu dilihat oleh banyak pasang mata. Kamu istri saya sudah kewajiban saya menegur dan mengarahkan kamu ke jalan yang benar. Lagi pula kamu terlihat lebih cantik jika memakai gamis atau abaya. Saya tidak akan memaksa kamu memakai itu. Tapi tolong jangan pakai pakaian seperti ini lagi, jujur saja saya cemburu melihat kamu dipandang bebas oleh laki-laki lain," ujar Alif sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alin. Tangannya masih asyik memeluk sang istri.

Alin terpaku oleh penuturan Alif. "Harus ya?" tanya Alin.

"Saya tidak memaksa kamu harus pakai gamis atau abaya. Kamu boleh pakai pakaian oversize dan rok agar aurat kamu tidak terlihat jelas," saran Alif. Ia masih sibuk mendusel-dusel wajahnya diantara leher Alin.

Alin merasa geli pun menjauhkan dirinya dari Alif. "Ih jauhin kepala lo!" tukas Alin.

"Jawab iya dulu baru saya lepasin," ujar Alif.

"Ck, iya," jawab Alin dengan ketus.

"Iya apa zawjati?" tanya Alif.

"Ih iyaa gue nurut sama lo!" ketus Alin.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now