🍁III : Apa Itu Ketakutan (a)🍁

101 31 7
                                    

•Uta•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Uta•

Maza adalah robot manusia yang dipasangkan bersamaku sebagai rekan dan pengumpul data prakerin. Kami tidak disarankan untuk terpisah oleh pengawas, kecuali dalam beberapa kondisi darurat.

Sekarang sudah dua belas jam ke lima kali—kata Maza, sudah hendak tiga hari—kami di sini. Besok pagi, aku dan Maza akan lebih serius menjalani prakerin, agar semua data cepat terkumpul dan aku mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Kalau kamu ingin prakerin ini segera selesai, aku sarankan kamu mengerjakan tugas bonus," kata Maza.

Aku mengerjap bingung dan berhenti menyisir rambutku dengan jemari—aku punya sisir dari planet sana dan entah mengapa itu tidak bekerja di sini. Mungkin rusak.

"Tugas bonus?" ulangku.

Maza bangkit dari kursi kayu yang menghadap meja di sebelah kasur, lalu duduk di lantai, di belakangku. Jemarinya menyisir suraiku dari puncak kepala ke bawah. "Tugas khusus yang nilainya besar. Jadi, kalau kamu mengerjakan tugas bonus ini, kamu akan dapat nilai tambahan selain nilai dari data-data yang sudah kamu kumpulkan."

Kalau begitu, aku bisa dapat nilai bagus? "Apa itu menjaminku untuk mendapatkan tempat kerja yang lebih baik."

"Sangat menjamin."

Entah mengapa, aku langsung merasa ingin segera bergerak melakukan tugas bonus itu.

Kudengar kekehan kecil dari Maza. "Sabar dulu, tidak perlu terburu-buru. Tugasnya ada beragam. Contohnya, membantu tuan rumah dalam aktivitasnya. Tugas itu punya nilai bonus paling kecil."

Membantu tuan rumah. Tuan rumah kami adalah Lofi. "Membantu seperti apa?"

"Membersihkan rumah, memasak, dan banyak lagi."

Dua hal yang tidak pernah kulakukan.

"Seperti apa tugas bonus yang nilainya paling tinggi?" tanyaku. Siapa tau aku sudah punya pengetahuan soal tugas yang ini.

Kurasakan jemari Maza terdiam. "Aku tidak menyarankan itu, jadi kamu tidak perlu tau."

Oh, ya sudah.

Aku mendongak sampai mendapati mata cokelatnya. "Aku tidak sabar untuk mengerjakan semua tugas bonus dan membawa kesuksesan."

Maza bilang, "kamu boleh antusias, tapi jangan gegabah. Kita masih tidak tau banyak soal planet ini dan apa saja yang berpotensi jadi ancaman."

"Baiklah."

Padahal, selama bersama Maza, tidak perlu ada yang ditakutkan.

"Data yang terisi kurang dari sepuluh persen. Besok, kita berkeliling dan mencoba melakukan aktivitas warga Nascombe yang lain lagi," tambahnya yang bergeser menjauh. "Kamu tidak mengantuk?"

Aku menyentuh suraiku yang tidak terasa sekusut dan sekering tadi berkat Maza. "Tidak. Aku sudah tidur siang tadi dan bangun ketika sudah petang. Kalau penduduk di sini jam tidurnya lebih lama, ya?"

Forestesia | Pribumi dan Penjajah [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang