(4) - Manusia yang Berbeda -

17 9 0
                                    

.PART 4.

- Keheranan Dari Keanehan  -
- Karena Apa? -

rasa untuk aku mengira-ngira yang lebih lanjut tentang keanehan itu membuat aku ingin memilih untuk bertanya saat aku berhenti lagi untuk yang ke beberapa kalinya bersama Rafassya. aku emang tidak dan belum mengetahui apa kebenarannya. kebenaran dari semua identitas yang ada pada omongan- omongan atau perlakuan yang aneh dari Rafa.

"kita berenti lagi ya. gapapa kan?" ucap Rafa dan akupun bertanya ke dia.
"lo kenapa sih? ada masalah sama kulit lo kalau kena cahaya matahari?" tanyaku kembali heran.
"eh.. ehm.. i.. iya... kulit gue emang ga kuat sama matahari. jadi gue.. ehm.. gue pasti bakal begini terus kalau masih siang. kalau ga mau berenti terus-terusan, ya paling pake jaket panjang yang tebel banget atau pake payung buat nutupin semua kulit gue." jelas Rafa dan aku pun menjawab sekaligus juga bertanya yang lebih ke bercandaan.
"kulit lo kok kaya kulit vampir sih? vampir kan ga suka sama cahaya matahari. hahahaha." ucapku yang membuat aku kebingungan saat melihat raut muka Rafa yang berubah drastis saat sesudah mendengar perkataan aku yang terakhir. raut mukanya itu seperti suatu hal yang dia merasa kalau perkataan aku itu benar. perasaan dan pikiran aku mulai berbeda karena raut muka dan perkataan dia sedari awal. karena itu juga, aku pun bertanya lagi tetapi sama juga dengan cara bercanda.

"lo kenapa? kok setelah gue ngomong tentang 'vampir'.. raut muka lo berubah? apa bener lo itu vampir? kaga kan? hahahaha." aku mencoba untuk tetap tertawa karena candaan aku. tapi yang namanya perbedaan, tidak bisa dilawan dengan cara yang mudah. pasti saja ada rasa- rasa takut, bingung, aneh. dan ketiga rasa itu sedang aku rasakan dalam hati. apalagi saat Rafa berkata sesuatu yang bisa saja membuat semua "orang" yang mendengar lgs terkejut bukan kepalang.

"kalau emang dugaan lo itu bener, gimana reaksi lo? lo masih mau sama gue?" tanyanya.
"HAH?? bercandanya jangan yang begitu ah.. serem tau.." kataku tapi tidak dilanjut oleh dia maupun aku sendiri. dan itu membuat aku semakin heran dan aneh tentang dia. habisnya, kan tinggal ngomong aja gitu antara maaf atau.. ya udah ganti topik saja. ya intinya mah seperti  gitu juga sudah cukup, yang penting jangan berdiam diri saja. kalau diam saja kan malah membuat pemikiran aku semakin merasa aneh tentang diri dia. beberapa menit pun berlalu dan akhirnya akupun diajak kembali oleh Rafa untuk pulang yang emang sudah pasti pulang tanpa berhenti lagi.

waktu sudah menunjukkan pukul 16:45 saat aku dan Rafa sudah di depan rumahku yang tidak sebesar rumah The Salvatore's. dikarenakan waktu sudah jam masuk sore hari, Rafa pun langsung pulang tanpa masuk ke dalam rumahku lebih dulu. semua berjalan lancar di hari itu. tapi saat Hari Senin, aku mulai menerima lagi keanehan, perbedaan kelakuan dari Rafa ataupun ketiga saudaranya.

- Beberapa Hari Selanjutnya -
- Semakin Berbeda -
- Detik Detik -

jam sudah menunjukkan pukul 06:45. itu adalah waktu untuk aku mengikuti upacara. hari itu, aku merasa ada yang berbeda dalam hidupku. hidup atau tubuhku atau kondisiku. ya apalah itu, pokoknya hari ini kondisiku sedang tidak baik- baik saja. tapi bukannya aku meliburkan diri untuk tidak bersekolah, malas aku paksakan diriku untuk tetap mengikuti pembelajaran. yah.. semuanya salahku.. kalau bukan karena aku tetap mengikuti upacara, mungkin semua ini tidak akan terjadi. mari aku jelaskan lebih detail tentang apa yang aku ceritakan diatas.

"hayu gaes ke lapangan!" teriak beberapa temanku dan semua murid yang sekelas denganku langsung berlarian setelah mereka mendapatkan topi upacara yang mereka sudah bawa dari rumah.

saat itu, aku masi terlihat baik-baik saja di mata orang-orang. tapi disaat aku sudah masuk di tengah-tengah upacara, beberapa anak laki-laki kelas XIIB dan XIIC mulai memandangi aku seolah-olah aku mulai terlihat tidak baik-baik saja. dan karena pandangan mereka itu, banyak murid laki-laki bertanya padaku, salah satunya adalah murid cowok yang bernama Lestart Salvatore dan Rafassya Salvatore yang bertanya padaku.

DIFFERENT FOR OUR LOVEWhere stories live. Discover now