Prolog

11.8K 508 15
                                    

    Agak sedikit boring diawal-awal, tapi part selanjutnya lumayan keren kok, hehe. minta komentarnya dong janngan cuma baca doang.

        Langit telah berubah warna menjadi keunguan ,diujung ufuk barat terlihat matahari mulai turun dari peraduannya menyisahkan sebagian sinar abadinya yangterlihat seperti serpuhan emas nan indah yang berkilauan. Semua terlihat indah sepanjang tanah lebar yang membentang sejauh mata memandang, kecuali dengan tenda-tenda dan persenjataan yang bertaburan disegala tempat, itu adalah tenda dan senjata para prajurit perang, sebagian dari mereka sedang duduk sambil mabuk di perapian dan sebagian lebih suka mengasah senjata mereka agar tetap tajam.

            Tetapi hal berbeda terjadi ditenda berwarna merah yang yang terlihat berbeda dar kebanyakan tenda lainnya, itu adalah tenda sang jendral perang, didalam tenda itu setiap mata kapten peleton tertuju pada peta yang dibentangkan di tengah ruangan, seorang pemuda dengan baju baja yang masih melekat dalam tubuhnya sedang berdiri sambil menjelaskan dan berulang kali menunjuk daerah tertentu yang akan mereka serang nantinya.

            “Dataran Grenna adalah satu-satunya akses terdekat menuju kastil utama kerajaan Northland, pasukan berkuda akan bersembunyi dibalik pepohonan ketika malam hari dan pasukan lainnya akan bersembunyi disungai dekat dataran itu, dan saat kita telah diberi aba-aba oleh mata-mata, kita akan menyerang.” Jelas sang Jendral, beberapa orang mengangguk mengerti , tapi sama sekali tidak ada yang mengungkapkan pendapatnya, hingga sebuah suara berat akhirnya terdengar.

“Dan jika pertahanan dari kerajaan Nortland lebih kuat dari perkiraanmu, apa yang akan kau lakukan?, kita semua tahu bahwa Dataran Grenna adalah satu-satunya akses utama dan akses tercepat menuju Nortland, bukankah semua rencana itu terlalu sederhana dan sangat mudah ditebak oleh musuh, semua rencanamu hanya akan jadi debu dengan sekejab dan prajuritmu akan mati sia-sia.” Suaranya begitu mendominasi ruangan itu, dia yang sebelumnya duduk di kursi para kapten pleton kini beralih menuju kursi sang jendral dan menatap peta dihadapannya, lalu berpikir dengan keras.

“Ini adalah istana Nortland, anggota kerajaan pasti ada diaula utama mereka yang tertutup rapat, kita akan masuk melalui terowongan yang dibuat oleh para -penambang di kerajaan Nortland, terowongan itu akan membawa kita menuju bagian belakang istana yang terhubung langsung dengan pintu belakang istana, tidak akan ada banyak prajurit disana, kita kirim sebagian besar prajurit ke benteng utama mereka, mereka pasti akan terpancing dalam perangkap kita, seratus orang akan masuk kedalam istana dengan diam-diam, lalu merekalah yang akan membunuh para anggota istana, lupakan semua prajurit yang mereka miliki, jika kita bisa menghabisi anggota kerajaan, kemenangan akan kita miliki.” Jelasnya panjang lebar dengan sangat percaya diri.

“Saya setuju dengan taktik yang anda gunakan pangeran” jawab Gordon, salah satu kapten di barisan khusus dalam perang, diikuti dengan para kapten lainnya yang ikut mengungkapkan rasa setuju mereka. Tatapan sang Pangeran perlahan tertuju pada Jendral yang sedang berdiri dengan tatapan menunduk dan sangat kecewa pada dirinya sendiri.

“Kalau begitu, kirimkan pembawa berita ke kerajaan Cormwell dan sampaikan pada Raja, bahwa aku, Pangeran Christian Cormwell akan mengambil alih jabatan sebagai Jendral, karena Jendral mereka tiba-tiba mengundurkan diri di tengah-tengah pertempuran karena tidak sanggup menanggung beban rasa beralah kehilangan anak buahnya” kata sang Pangeran sambil terus menatap Jendral yang tidak sanggup berkata apa-apa lagi setelah dipermalukan seperti itu dan hanya akan beranjak keluar dari tenda dengan wajah tertunduk dan muka memerah karena menahan malu. Tatapannya beralih kepada para kapten yang sedang menatap kepergian mantan Jendral mereka.

“Pada akhirnya, kerajaan Northland akan menjadi abu saat matahari terbit nanti” tegas sang pangeran, yang seketika disambut sorakan dari para kapten.

“Dan kita akan menyerang sebelum fajar menyingsing nanti” teriak sang pangeran sambil berdiri dari kursi dan berteriak.

“KEMENANGAN UNTUK CORMWELL!!!”

***

Violet CormwellWhere stories live. Discover now