Datang tak diantar, pulang tak dijemput

33 2 2
                                    

Bukan—ini bukan penggalan kalimat untuk memanggil jelangkung, tapi fenomena saat “mereka yang ada di seberang sana”, me-'nabrak' dinding pembatas antar dimensi, termasuk dimensi kita.

Datang tak diantar—ya, karena “mereka” datang bukan untuk bertamu, tanpa peringatan.

Pulang tak dijemput—kemunculan “mereka” selalu menimbulkan pertanyaan, tanpa jawaban yang manusia mampu terima dengan akal sehat.

Itu karena “mereka” tak memiliki definisi yang dapat disesuaikan dengan nalar manusia. Tak berbentuk, tak berupa.

Ada beberapa sumber yang mengatakan jika “mereka” adalah “bingkisan” dari Tuhan atau bahkan setan, bergantung dengan siapa kita membicarakannya. Tidak sampai di situ saja, bahkan ada seorang cendikiawan yang mengatakan bahwa “mereka” adalah sumber energi yang menjadi katalis dari segala keberadaan, buntut dari teori “the God particle”.

Sekarang bagian pertanyaannya...

Jika “mereka yang ada di seberang sana” tak mampu kita cerap dengan kelima indra kita, lalu bagaimana bisa kita tahu kapan dan di mana “mereka datang tak diantar, pulang tak dijemput” ke dalam dimensi kita?

Jawabannya sederhana...,

“Mereka” selalu meninggalkan jejak.

Jejak yang luar biasa.

Peristiwa demi peristiwa, mulai dari buah bibir desa sampai apa yang disebut pihak berwenang sebagai “kasus folder X” biasanya selalu bermula dari beberapa individu yang mengadakan kontak dengan jejak-jejak tersebut.

Perlu dicatat—sebagian besar dari individu tersebut, sekali mereka ter-”kontaminasi”, tiada harapan bagi mereka untuk kembali menjalani kehidupan normal.

Yup, sebagian besar...,

Apakah Anda—sang pembaca, salah satu dari individu-individu tersebut?

Selamat datang di House of Spectre!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hecter: Arc of GluttonyWhere stories live. Discover now