3. Morning

61 10 0
                                    

What happened that day
Will remain sealed within my heart

~

Yuna membuka pintu kamarnya dan memandang lorong pendek dimana kamar saudarinya yang lain berada. Satu pandangan ke kamar di sebelahnya, sepintas penyesalan terlihat di matanya. Itu hanya hilang ketika sang empu membuka pintunya. Saat itulah senyum cerah Yuna mekar.

"Ohayou, Eunbi," sapa Yuna sedikit bersandar pada pintu kamarnya.

"Ah, morning, Yuna-unnie," jawab Eunbi sambil menguap.

"Kau benar-benar baru bangun?"

Eunbi lambat merespon, dia sedang menghapus setitik air mata kantuknya. "Hm."

"Ya ampun! Balik lagi ke dalam, bukan gorden, cuci mukamu dan gosok gigi. Setelah itu turun sarapan!" perintah Yuna mendorong kembali Eunbi ke dalam kamarnya.

"Aku akan tertidur lagi nanti," kata Eunbi malas.

"Jangan jorok. Yewon saja sudah siap dari pagi."

"Kan itu karena dia sudah kembali berkuliah, Unnie."

"Apa kau semakin perhitungan denganku, Eunbi?" ucap Yuna dengan sedikit ancaman dalam nadanya.

"A-ah... ini sudah menyegarkan. Aku akan pergi ke bawah nanti. Dah, Unnie!"

Pintu tertutup tepat di depan wajah Yuna.

Darah yang lebih kental.

Setelah menutup pintu kamarnya sendiri, Yuna menuruni tangga dan melihat Yerin serta Yewon sedang memakan sarapan mereka. Keduanya sama-sama memiliki urusan di luar, berbeda dengan Yuna dan Eunbi yang memilih di rumah saja.

"Pagi, Yerin-Unnie. Yewon," sapa Yuna ketika berjalan mendekati meja makan. Dia kemudian mengambil tempat duduk di samping Yewon.

"Pagi, Yuna. Apa Eunbi sudah bangun?" balas Yerin sekaligus menanyakan Eunbi yang belum terlihat.

"Pagi, Unnie." Yewon membalas sapaan dengan singkat seperti biasa.

"Ya, dia sedang cuci muka dan gosok gigi."

Yerin mengangguk. Tangannya kemudian mengoles 4 roti dengan 2 selai berbeda untuk Yuna dan Eunbi. Sedangkan Yuna menuangkan susu hangat vanilla di gelasnya dan cokelat di gelas Eunbi.

"Apa kau ingin nambah rotinya, Yewon?" tanya Yerin.

"Tidak perlu."

"Kalau begitu jangan lupa bawa bekalmu di dapur."

"Sudah ku bilang tidak perlu membuatkannya, kan?" tukas Yewon.

"Yah, selagi Unnie punya waktu apa salahnya. Bukankah lebih baik daripada jajan di luar?" Yerin menyatakan fakta.

"Jika saja kau seperhatian ini dulu," gumam Yewon.

Tangan Yerin yang sedang memotong roti berhenti di udara. Dan meskipun samar, Yuna merasakan tangannya gemetar di bawah meja makan. Meskipun begitu dia tetap menampilkan wajah polos.

Yewon yang agak tersadar setelah Yerin tidak sengaja melirik Yuna segera meminta maaf. "Aku tidak bermaksud. Hanya saja... itu sudah terjadi."

"Morning, Unnie. Yewon."

Suara dari anak tangga memecahkan kecanggungan di meja makan. Seolah tidak ada pembicaraan serius yang terjadi, mereka membalas sapaan Eunbi dengan senyum, kecuali Yewon.

Fallin Light (Gfriend Story)Where stories live. Discover now