Chapter 1: Rembulan dan Permintaan

33 1 0
                                    


awalnya mau dijadiin oneshot, ternyata kepanjangan. crackpair favoritku, enjoy!


.

Apa menjadi berbakat semenyenangkan itu? Orang-orang dengan bakat istimewa di sekitarnya terlihat mudah untuk menggapai sesuatu. Dikerubungi banyak orang yang ingin menjadi teman. Pujian sana-sini seolah sudah menjadi makanan pokok. Senyum mereka selalu terpatri. Terlihat anggun dan elegan, bahkan untuk ukuran seorang bocah usia tujuh. Perbedaan perilaku yang didapat, tentu dapat dirasa dengan jelas. Pemuda itu tidak berbakat seperti anak-anak lain. Ia biasa saja, kelewat tidak berguna.

Apa orang-orang dengan keahlian selalu seperti itu? Merendahkan orang yang tidak lebih baik darinya. Tanpa ragu bersikap tak sepantasnya pada mereka yang lebih rendah. Selalu menampilkan senyum miring penuh dengki. Bagi pemuda ini, orang-orang dengan keahlian spesial adalah perisak andal. Kalian tidak bisa dengan mudah mengubah sudut pandangnya. Ia sudah terbiasa. Bahkan sejak usianya masih empat tahun, hari di mana orang-orang mulai menatap remeh padanya, hanya karena tidak ada aliran sihir dalam tubuhnya.

Usianya sudah genap lima belas sekarang. Tumbuh menjadi sosok yang tampan, namun begitu tertutup dan sulit didekati. Masa kanak-kanaknya terlewat sia-sia. Tidak paham apa itu kasih sayang dari seorang ibu. Ada yang bilang, ayah adalah sosok pahlawan bagi anak laki-lakinya. Bohong. Ayahnya adalah orang pertama yang melayangkan tangan penuh amarah padanya.

Dalam malam yang sunyi. Tepat di ujung jendela ia membisu, menatap penuh harap pada rembulan di langit. Tidak peduli musim dingin hendak menyapa. Total abai pada dingin malam yang mulai menyelimuti diri. Ishigami Yuu menatap harap pada sang rembulan. Dari iris matanya kau bisa tahu sekuat apa keinginannya. Ishigami Yuu berucap dengan lirih, harap sang rembulan dengar keputus asaannya.

"Bawa aku pergi. Ke mana saja, asal jauh dari neraka ini."

Rumah besarnya ini tak terasa seperti rumah. Kata penjara mungkin lebih cocok disematkan padanya. Maka Ishigami Yuu ingin keluar dari sini. Ishigami Yuu ingin bebas dari penjara ini. Ke mana pun rembulan membawa. Menuju takdir indah dengan kisah baru di depan sana.

[]

Gelap. Gelap sekali. Juga ... dingin. Di mana selimut tebalnya? Di mana kasur empuknya? Ia seolah tengah terbaring di atas tumpukan batu. Apakah penglihatannya dicuri bersamaan dengan selimut tebalnya?

Ishigami Yuu berusaha menepis segala pikiran aneh di kepala. Agak lemah tubuhnya, namun punya cukup energi untuk menghempaskan kain yang menutupi kedua mata. Pemandangan asing di dapat. Sebuah ladang rumput hijau terbentang di sana. Sejauh mata memandang, hanya warna hijau yang nampak. Kalau jeli matanya dapat lihat ratusan kupu-kupu berterbangan di sana. Seolah menari menyambut kedatangannya. Ishigami Yuu, dengan mata penuh binar harapan, ia tersenyum, untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun ini.

Bau busuk menyengat hidung. Ishigami Yuu terlonjak jijik. Tempatnya singgah barusan adalah tempat pembuangan sampah. Kenapa ia bisa bangun di tempat seperti itu? Hanya ada satu kata terlintas di kepala. Senyum getir tampak pada wajah. Hatinya kerap menolak, namun otaknya tak dapat menghindari realita. Ia dibuang. Saat itu juga bulir-bulir air mata jatuh memenuhi pipi. Mengalir dari sana membasahi tanah tempatnya berpijak.

Hei, kenapa menangis? Keinginanmu terwujud, bukan?

Hidup Ishigami Yuu selalu dipenuhi oleh kebencian pada sosok kedua orang tuanya. Merasa ditelantarkan membuatnya tak dapat tersenyum meski terpaksa di depan mereka. Meski begitu, dalam lubuk hatinya, Ishigami Yuu menaruh harapan kecil. Ingin sekali kepalanya diusap penuh sayang oleh sang ibu sebelum tidur. Bermain lempar-tangkap bola bersama sang ayah di halaman rumah. Terkadang, Ishigami Yuu ingin merasakan kasih sayang dari dua insan yang disebut orang tua itu.

HOME: Kaguya-YuuWhere stories live. Discover now