6

4.6K 762 37
                                    

Dari sekian banyak orang, Alee tidak pernah berharap bertemu dengan mereka yang terlibat dalam penyebab kematian ibunya. Termasuk wanita muda di depannya, wanita yang tidak lain adalah putri dari selingkuhan ayahnya.

"Oh, wow, lihat siapa yang aku temui di sini." Jenifer menatap Alee dengan tatapan sinis. Bibir wanita itu menyunggingkan senyuman, tapi bukan sebuah senyuman tulus melainkan senyuman tidak suka.

Alee tidak ingin meladeni wanita seperti Jenifer karena hal itu hanya membuang-buang waktunya. Ia segera menyerahkan kartunya pada kasir untuk membayar tagihan makan siangnya hari ini.

Akan tetapi, Jennifer tidak ingin membiarkan Alee pergi begitu saja. Wanita ini begitu membenci Alee padahal seharusnya yang memberikan tatapan penuh kebencian seperti yang Jenni pancarkan adalah Alee.

"Kenapa kau muncul lagi, Alee? Seharusnya kau menghilang dari dunia ini. Mati seperti ibumu." Jennifer bersuara tajam.

Alee sangat tidak suka jika ibunya dibawa-bawa. Mulut kotor Jennifer bahkan tidak pantas mengatakan apapun tentang ibunya. Segala hal buruk yang terjadi pada ibunya juga berkat ikut campur tangan ibu Jennifer. Sebagai

Mata cokelat terang Alee menatap Jennifer dingin, jika tatapan itu bisa membekukan maka saat ini Jennifer pasti sudah menjadi bongkahan es. "Jangan pernah menyebutkan tentang ibuku dengan mulut kotormu!"

Jennifer sedikit terkejut. Bukan hanya tatapan dingin yang membuat menggigil, tapi Alee juga sudah berani membalas ucapannya. Dahulu Alee tidak pernah membalas perkataannya, tatapan yang Alee tunjukan padanya hanyalah tatapan datar.

"Kenapa? Apa aku salah? Bukankah ibu lemahmu itu memang telah mati. Mati dengan cara yang menyedihkan." Jennifer mengejek Alee.

Tangan Alee melayang ke wajah Jennifer, membuat suara pertemuan antara dua kulit yang terdengar nyaring. Orang-orang yang ada di restoran itu kini menghentikan kegiatan mereka dan menjadikan Jennifer dan Alee sebagai tontonan mereka.

Apa sekiranya yang diributkan oleh dua wanita cantik di dekat mereka itu.

Jennifer salah karena telah memancing Alee. Dahulu Alee memang mengabaikan semua ucapan dan tatapan menghina yang diarahkan padanya. Ia tidak ingin membuat keributan yang tidak perlu. Alee merasa hidupnya sudah cukup memuakan, dan ia tidak ingin menambahnya dengan masalah lain.

Namun, sekarang Alee sudah bukan Alee yang dahulu. Tidak ada orang yang berhak menghinanya, apalagi mereka yang jelas-jelas adalah manusia hina. Jika ia sendiri tidak bisa membela harga dirinya, maka Alee tidak akan bisa melindungi Skylarr dengan baik.

"Jalang sialan! Berani sekali kau menamparku!" Jennifer berteriak murka. Matanya kini terlihat merah karena marah.

Alee tidak gentar sama sekali. "Jika kau ingin tahu sejauh mana aku bisa bertindak, maka katakan lagi tentang ibuku, dan kau akan melihat apa akibatnya."

Seorang wanita mendekati Jennifer dan Alee dengan wajah cemas. Ia memegangi wajah Jennifer. "Jenni, kau baik-baik saja?"

Belum ia mendengarkan jawaban dari Jennifer, wanita itu beralih ke Alee, menatap Alee dengan tajam. "Apa yang sudah Anda lakukan, Nona! Apa Anda tidak tahu siapa wanita yang ada di depan Anda!"

Hampir semua orang di restoran itu mengenali Jennifer, tapi mereka tidak tahu sama sekali tentang Alee. Itu sebuah hal yang wajar mengingat Jennifer adalah seorang supermodel dengan jam terbang tinggi.

Orang-orang mendadak mengangkat ponsel mereka, merekam pertengkaran yang terjadi di sana. Sepertinya kejadian ini akan menjadi sesuatu yang besar jika diterbitkan di media sosial.

ELLEWhere stories live. Discover now