𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡...

بواسطة mayanmeishaafrandi

29.9K 4.6K 1.4K

-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️ المزيد

N O L
D u a
T i g a
E m p a t
L i m a
E n a m
T u j u h
D e l a p a n
S e m b i l a n
S e p u l u h
S e b e l a s
D u a b e l a s
T i g a b e l a s
E m p a t b e l a s
L i m a b e l a s
Season 2 : 0
Season 2 : 1
Season 2 : 2
Season 2 : 3
Season 2 : 4
Season 2 : 5
Season 2 : 6
Season 2 : 7
Season 2 : 8
Season 2 : 9
Season 2 : 10
Season 2 : 11
Season 2 : 12
Season 2 : 13
Season 2 : 14
Season 2 : 15
Season 2 : END
Epilog satu

S a t u

2.5K 224 10
بواسطة mayanmeishaafrandi

Perbedaan, tangisan, luka, dan amarah.

—————

Bunda menangis di sofa rumah yang nampak sedikit usang itu, sedangkan anak lelaki nya nampak termenung dengan tatapan sendu kepada bunda nya.

"Bunda... " lirih lelaki mungil itu diiringi suara tangisan nya.

"Maafin bunda ya nak, bunda janji kok bakal kerja supaya kamu gak capek-capek kerja sana-sini." bunda berucap pelan.

Sedangkan lelaki mungil itu masih menundukan kepalanya dalam, bayangan adegan perselingkuhan ayah nya masih jelas di pikiran lelaki itu, ada satu pertanyaan yang terus ia pertanyakan dalam dirinya.

Kenapa ayah tega menyelingkuhi bunda dan memilih meninggalkan mereka?

Namun setelah pikiran itu tangisan nya mereda, tergantikan oleh rasa kantuk yang mulai menjalar seolah memberitaunya untuk segera pergi beristirahat.

"Bunda... Abian mau tidur." ujarnya.

"Iya Bian, jangan lupa berdoa sebelum tidur ya. Nanti bunda nyusul." balas sang bunda.

Dan dengan itu semua, lelaki bernama Abian itu pergi melangkah ke arah kamarnya dengan langkah lunglai, kepalanya sakit karena kejadian hari ini.

—————
F A I T H
—————

Langit biru bersamaan terik matahari yang kian menyengat itu tak meredakan semangat Abian untuk berlarian menuju minimarket di depan kompleknya untuk membeli tepung karena bunda tadi menyuruhnya.

"Mbak, tepung terigunya 1 kg ya." ucap Abian kepada wanita yang ada di minimarket itu ketika ia sampai.

Hanya butuh beberapa detik bagi Abian untuk akhirnya ia mendapatkan tepung terigu ditangannya.

"Uangnya— "

ZRASHHH

"Loh, hujan!" pekik Abian heboh sebab tiba-tiba saja hujan deras turun begitu saja, padahal tadi sangat panas.

"Cuma hujan biasa mas Bian, bisa lari-lari sampe rumah." ucap mbak minimarket.

Abian tersenyum kikuk sebelum menjawab, "Saya gak bisa kena air hujan mbak, langsung sakit soalnya."

"Duh mas, bawa payung gak?"

"Enggak, hehe."

"Didepan ada payung tuh mas biasanya, bisa dipake tapi jangan lupa dibalikin."

Abian tersenyum riang, sepertinya keberuntungan ada dipihak nya kali ini, segera setelah berucap terimakasih pada mbak minimarket, Abian berjalan keluar dengan santai.

Matanya langsung mencari payung yang tadi dikatakan, ketika mata doe itu melihat payung, Abian hendak meraihnya, namun pergerakannya tertahan karena payung itu sudah diambil lebih dulu.

"Loh, saya duluan yang mau ambil payung nya pak." ucap Abian pelan namun dengan nada yang dibuat kesal.

Lelaki yang di panggil pak oleh Abian itu menoleh cepat, wajahnya menunjukan ketidaksukaan.

"Maaf ya dek, saya masih cukup muda. Jangan panggil pak." balas lelaki itu.

"Yaudah saya minta maaf, tapi balikin payung saya nya."

"Payung kamu? Bukan nya ini payung— "

"Ya tapi kan saya duluan yang disuruh sama mbak nya ngambil ini payungnya." protes Abian memotong ucapan lelaki itu tak terima.

Lelaki didepan Abian menghela nafasnya jengah, lalu dengan rasa berat hati, lelaki tinggi itu memberikan payung yang ada ditangannya untuk lelaki mungil berwajah menggemaskan didepannya.

"Nih, karena saya gak tega sama anak kecil." ujarnya sarkas.

Abian mendongak, "Badan saya emang kecil pak, tapi saya udah sarjana loh."

"Mana ada sarjana pendek."

"Bapak ngejek saya?" tanya Abian kesal.

"Kamu kira saya bapak kamu apa? Seenaknya manggil saya bapak." balas lelaki besar itu.

Baekhyun meringis ketika mendengar ucapan kesal lelaki didepannya, namun ia tak ambil pusing dan memilih membuka payung itu bersiap untuk pulang kerumahnya karena sudah terdengar suara adzan dzuhur.

"Yaudah maaf kali— Eh! udah adzan pak,  bapak jangan lupa sholat ya pak. saya mau pulang duluan udah ditungguin bunda ini pasti, Assalamualaikum." ucap Abian cepat kemudian berlarian lebih dulu.

"Eh tapi — ya waalaikumsalam." balas lelaki besar itu yang terlampau pelan karena ia juga bingung.

—————
F A I T H
—————

"Kok lama nak?"

Abian mendengus, "Tadi tuh ada cowok tua gitu bun, rebutan payung."

"Terus?"

"Ya Abian yang menang, dia nya ngalah."

"Kasian mungkin liat muka kamu kan kayak anak kecil." ejek bunda.

"Mana ada! Bunda sembarangan." balas Abian tak terima.

Bunda hanya terkekeh geli, ia kembali disibukan dengan adonan kue nya lagi, cukup banyak pesanan yang akan di antarkan besok.

"Dek." panggil bunda.

"Apa bunda." balas Abian singkat karena dirinya sibuk melihat layar ponsel nya.

"Kalau seandainya kamu dijodohin, mau gak kira-kira?" tanya bunda dengan nada ragu.

Ada jeda untuk akhirnya Abian memberikan jawaban yang membuat bunda girang sendiri ditempatnya.

"Namanya dijodohin, ya mau-mau ajalah."

"Seriusan dek?!"

"Iya bundahara."

"Kalo gitu lusa ketemuan sama calon istri kamu ya!"

Lagi, Abian hanya mengangguk kecil sebagai jawaban yang ia berikan pada bundanya dan setelahnya kembali sibuk pada ponsel ditangannya.

—————
F A I T H
—————

"Abang kamu ini mana sih?! Jadi ikut gak ke gereja nya?"

"Masih siap-siap mungkin mam."

"Ya ini— "

"Udah pada siap? Ayo berangkat sekarang aja."

"Galaksi!" teriak wanita cantik itu dengan kesal.

Sedangkan lelaki yang dipanggil Galaksi itu hanya memandang maklum pada wanita yang tadi berteriak. Tidak aneh, sudah kebiasaan mama nya berteriak.

"Kamu lama banget! Ditungguin daritadi tau." ucap wanita itu lagi.

"Ya maaf sih mam, yaudah ayo berangkat." ajak Galaksi dengan santainya.

Meninggalkan rasa emosinya, wanita itu hanya berjalan ke garasi mobilnya sambil menggerutu sesekali atas kelakuan sang anak.

Tak lupa sebelum masuk ke mobil, sang wanita kembali berteriak heboh pada anak lelaki nya itu.

"Yang bener doanya nanti, biar apa yang dinginkan segera tercapai."

Galaksi memberikan jempolnya pada sang mama sambil tersenyum ramah.

"Gak ada yang Galaksi pinta juga." ucap galaksi pelan.

"Mama denger ya!"

"Eh iya-iya mam, ya ampun sepelan itu bisa kedengeran sama mama."

To be Continued.

Tau kan siapa galaksi?

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

114K 9.4K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
481K 72.2K 45
[BOOK 1 of 3] -PACARAN -YOL'B -B'LOVE "Yolaaaa!!!" "Iuh bangsat emang. Gue bukan emak tiri ya lo panggil yola!" . . . "Dek, temenin beli hoodie ya nt...
601K 70.3K 49
Gue udah kenal sama dia dari jaman kripik singkong sampe sekarang udah banyak mujigae dimana-mana. Tapi, tuh dedemit tetiba malah ngelamar gue jadi t...
4.1K 293 9
Bagaimana jika anak bungsu kesayangan, yang nakal dan jailnya minta ampun, malah dijodohkan dengan duda anak satu yang memiliki sifat penyabar? ⚠WAR...