Among Us | Treasure ✓ [TELAH...

Da ALO-EVERA

621K 86.3K 51.6K

Telah terbit dengan judul The Impostors Among Us ❝ Tadi gue liat dia keluar dari ventilasi... ❞ Ft. Ha Yoonbin Altro

Prolog
ˋ1ˊ
ˋ2ˊ
ˋ3ˊ
ˋ4ˊ
ˋ5ˊ
ˋ7ˊ
ˋ8ˊ
ˋ9ˊ
Alasan Kalian Harus Beli Among Us!
PRE ORDER 2

ˋ6ˊ

26.4K 7.7K 5.4K
Da ALO-EVERA

BRAK!






Doyoung mengerang ketika badannya di dorong keras ke dinding besi di belakangnya. Dia meringis, menahan diri agar tidak emosi. Lima orang di depannya menatap tajam mengintimidasi, mereka terlihat curiga. Sementara yang lain berpencar mengerjakan task.

"Lo salah satu impostornya kan?!" Tuduh Haruto marah, dia belum terima Jeongwoo, sahabat baiknya, terbunuh di depan matanya.

Tak hanya Doyoung yang ia tuduh, Jihoon termasuk salah satu orang yang akan ia vote nanti. Dia marah, bahkan dia sempat meninju Jihoon.

"Bukan!" Jawab Doyoung lantang.

"Maaf kak, tempat lo sekolah cukup memungkinkan kalau lo impostornya," kata Junghwan yakin dengan dugaannya.

"Awalnya gue gak mau curiga sama lo, tapi gue setuju sama Junghwan," ucap Jaehyuk mengangguk-angguk.

"Gue juga, lo satu-satunya orang yang perilakunya aneh sejak awal pertemuan," sambung Mashiho.

Yoonbin diam saja, mau bicara tapi semua sudah diwakilkan. Mending diam saja, tangannya masih sakit karena kesetrum tadi.

"Lo, Kak Jihoon, sama Yedam, gue curiga kalian bertiga," ucap Mashiho sedikit maju ke depan.

"Ada bukti gak?!" Tanya Doyoung membentak. Sudah cukup, dia tidak tahan lagi.

"Ada, lo aneh. Dan lo sekolah di tempat hama lingkungan itu," kata Haruto dengan entengnya.

"Lo tau apa?! Lo sekolah disana?!"

"Gak sih... tapi kelakuan anak-anak sekolah lo di luar udah jel-"

"Emangnya lo tau apa yang mereka lakuin?! Lo liat langsung?!" Cerca Doyoung emosi.

"Tawuran besar waktu itu didalangi siapa? Sekolah lo!" Balas Haruto ikut emosi.

"To, udah. Kita harus kerjain task, jangan buang-buang waktu," bujuk Jaehyuk menarik pelan Haruto agar mundur.

"Haha, lo percaya gitu aja?"

"Ya iyalah!"

Doyoung terkekeh, menunjuk Haruto. "Lo, anak bandel yang diem-diem suka bully orang. Iya 'kan?"




BUGH!




Haruto tak bisa menahan diri lagi. Pukulan ia layangkan, cukup keras sampai Doyoung jatuh tersungkur ke lantai. Tak berhenti sampai disitu, dia kembali melayangkan pukulannya berkali-kali.

"Berita hoax apa yang lo buat?! Gue bukan orang kayak lo, anjing!" Kata Haruto disertai umpatan.

"Haruto, udah cukup!" Seru Mashiho panik. Badan Haruto dia tarik, tapi Haruto cukup kuat menahannya, bahkan terlihat tak peduli dan terus memukuli Doyoung tanpa belas kasihan.

"Lo cuma sampah masyarakat! Seharusnya lo mati di awal!"

"Udah To, berhenti!" Mashiho frustasi. "Bantuin dong! Jangan nonton doang!"

"Saha ieu saha?!" Seru Jaehyuk menarik-narik tangan Haruto.

"KALIAN NGAPAIN HAH?!"

Nah loh, ketua BEM kita datang.

















































"Gimana kak?"

"Hmm..."

Junkyu meneliti kertas pemberian Yedam, berbagai macam hipotesis muncul di benaknya. Huruf D, darah, kertas lecek dan lama. Sepertinya menuju ke impostor.

"Sebagai calon detektif yang baik, gue bakal cari tau apa maksud kertas ini," ucapnya kemudian, menyodorkan kertas tersebut ke Yedam.

Asahi mengernyit. "Jadi?"

"Gue yakin huruf D ini menuju ke seseorang yang punya karakter penting atau tokoh utama permainan ini. Bisa aja, kan? Atau mungkin, huruf D ini menuju ke siapa impostornya. Tapi, kalau dilihat dari darah yang udah kering, ini darah lama."

"Kak, lo kan anak kriminologi nih, gue minta tolong bantuannya ya. Gue gak tau harus percaya siapa lagi selain lo," pinta Yedam memelas.

"Doyoung? Bukannya lo bareng dia terus?"

"Sebenernya gue takut, nanti kalau gue dibully gimana?"

Junkyu terkekeh sambil geleng-geleng kepala. "Yedam... Yedam. Doyoung anak baik-baik kok."

Asahi mengangguk setuju. "Gue yang bareng dia gak kenapa-napa, dia juga gak keluyuran."

"Ya udah deh, ayo kerjain task lagi," kata Yedam pada akhirnya, walau sebenarnya dia ragu dengan perkataan keduanya. Gimana ya... bisa saja akting, kan?

Junkyu merangkul Yedam. "Gitu dong."

"Btw kak, lo orang mana?"

"Bandung, lo sendiri?"

"Jak─ tunggu, darimana?"

"Bandung, kenapa emangnya?"

Yedam berubah tegang. Perkataan Yoonbin sebelumnya terngiang-ngiang di kepala. Huruf D bisa saja tempat lahir.

Bandung.

"Neo Gwaenchanha?" Tanya Junkyu khawatir, Yedam melongo.

"A-apa?"

"Lo gak apa-apa?"

"Gak apa-apa kok... kenapa tanya nya pake bahasa Korea?"

Junkyu senyum ganteng. "Gue asli dari sana, gue pindah ke Bandung umur sebelas tahun. Nama asli gue itu mirip sama anggota grup Harta Karun."

Yedam diam saja.

"Kalau mau curiga gak apa-apa, di permainan ini emang susah untuk percaya sama orang lain."

"G-gak kok, bukan gitu maksudnya-"

"Gue ngerti, gue juga gak bisa paksa orang lain untuk percaya sama gue. Disini, gue bakal habisin sisa waktu hidup gue untuk bersenang-senang. Kita gak tau kapan giliran kita, kan?"

"Bersenang-senang gimana?"

Junkyu tersenyum lebar. "Tidur."

Ada gitu ya orang yang memikirkan tidur disaat seperti ini. Kalau Yedam jadi Junkyu, pasti dia sibuk mencari petunjuk kesana kemari, tidur justru berbahaya. Kalau nanti tidak bangun lagi kan seram.

"Ini tempat apa? Ruangan buat apaan nih?" Tanya Junkyu terheran-heran.

"Coba masuk," suruh Asahi mendorong Junkyu untuk maju pertama.

"Kok gue sih?!"

"Kan lo yang paling tua," jawab Asahi sambil cengengesan.

Junkyu membeku. Ya ampun, Asahi lucu juga ya kalau tersenyum seperti itu.

"Utututu, imut banget anak orang. Jadi adik gue mau gak?"

"Gak."

"Bercanda doang, Sa. Gue udah punya satu kok."

"Gue kasian sama Junghwan, sabar banget dia punya kakak sepupu kayak lo," celetuk Yedam.

"Heh, gini-gini gue pinter, banyak prestasi, dan kesayangan semua orang."

"Iyain aja deh," balas Yedam acuh seraya membuka pintu ruangan lebar-lebar.

Dan ternyata ada orang lain di dalam, sedang jongkok di depan sesuatu, sepertinya sedang mengerjakan task. Tapi, ekspresinya malah terlihat seperti orang yang kepergok melakukan sesuatu.

"Kalian ngagetin aja! Ketuk pintu atau salam dulu dong!" Omel orang itu.

"Ngapain lo sendirian disini, Hoon?"

Jihoon berdecak sinis. "Lo gak liat? Mata lo katarak?"

"Buset, santai dong santai. Btw, ini kok banyak kasur? Ada satu, dua, tiga, ada sembilan."

"Buat tidur kali?" Jihoon berdiri sambil menggeleng tanda tak tahu. "Oh ya, kalian bertiga udah ngerjain berapa task?"

"Baru satu di electrical. Padahal pengen lama-lama disana, tapi kayaknya ada keributan di lorong," jawab Yedam.

Asahi menoleh cepat. "Keributan?"

"Tadi kan Doyoung dikerubungin, kayaknya mau diintrogasi."

"Oh, bagus deh. Gue udah curiga sama itu anak sejak awal," kata Jihoon lega.

"Hah?"

"Kalian gak curiga? Anak IHS kan biang kerusuhan, dan dia murid sana. Otomatis dia-"

"Tolong dong, gak semua orang kayak gitu," potong Junkyu cepat, mulai kesal. "Emangnya lo tau dia kayak gimana? Baru ketemu sekali langsung dicap begitu, bikin orang sakit hati aja."

"Perasaan lo belain dia mulu."

"Gimana gue gak belain dia, dia gak ngelakuin apa-apa dituduh macam-macam."

"Kalau gue bilang dia habis-"





Bzt!





Lampu tiba-tiba padam, gelap gulita. Ini kedua kalinya lampu padam di menit-menit terakhir sebelum waktu berdiskusi dimulai. Apa pemilik tempat ini belum bayar listrik? Mana mungkin.

"Gue paling males nih kalau begini," kata Junkyu menendang kaki kasur di depannya.

"Sebentar lagi ada pengumuman."

"Lo cenayang, Sa? Pengumuman ap-"

"AAAAKKHHHH! MAYAT!"

TET... TET... TET...

"Michio Alister Shidra Hanenda Orlando dead."

Continua a leggere

Ti piacerà anche

KANAGARA [END] Da isma_rh

Mistero / Thriller

7.3M 538K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
232K 50.6K 10
Laki-laki yang tidak masuk setiap hari Senin itu membuat Jisung penasaran. Ft. Jisung, Seungmin
The Phone 3 | TXT ✓ Da MAYA

Mistero / Thriller

759K 201K 29
❝Teror akan segera berakhir.❞
314K 64.1K 11
Apakah yang terjadi pada Felix tujuh hari ke depan? Ft. Felix, Chaewon