ACTWY

_Chilli tarafından

57K 6.3K 835

Masa lalu tidak mengubah kita di masa depan. Tapi masa kini yang belajar dari masa lalu, mampu mempersiapkan... Daha Fazla

Prolog
1. Kantin
02. Kelas
03. Masih di Kelas
04. Nilai Minus
05. Kelas Korea
06. Makrab/Tentara
07. Samsul Hyung
08. Apa kabar hati?
09. Ortu Angkat
10. Pertemuan Do Re Mi
11. Karet Gelang
12. Review & Recovery
13. Kesal?
14. nss!wI
16. Enyong
17. Dana Ormawa
18. Yoboseyo?
19. Kos Madesu
20. Noname
21. Nuha yang beraksi
22. Jackpot
23. Roti O'
24. Ngga liat
ACTWY's Cast
25. Vega di Madesu
26. Hidayah
27. LDK Menwa
28. LDK Tentara
29. Gue Tentara, Gue Dosen 😝
29.1. Semangat di sana 🌹
30. PIMNAS
31. Terakhir Kali
Come Back
32. Berduaan terus
33. Pergi
34. Sarangb(h)eo
35. Gwaenchana
37. Kado Pernikahan
36. Tri Dharma Perguruan Tinggi
38. Kacang Ijo
Dukung Adek Yuk 😘

15. Serangan 'Kapten Suha'

1.2K 170 7
_Chilli tarafından

Guys, aku bilangin ya...
Ini cuma Suha pove, masih ada hubungannya dengan 'tragedi part sebelumnya', wkwkwk

Aku cuma lagi seneng aja jadi tak tulisanya kaya gini.
Mohon maaf kalau gak jelas

*****

"Besok pagi kamu temui saya."

"Siap, komandan."

Suha baru saja menyelesaikan pekerjaanya. Ia lantas bergegas membereskan barang-barang keperluannya lalu pergi berangkat ke Jakarta. Sebagai seorang prajurit, menjalani perintah atasan adalah sebuah kewajiban yang tak bisa ditentang.

Dengan masih berpakaian loreng yang dibalut jaket hitam, doi memesan ojek online lalu bersama abang g*jek menuju stasiun. Mengingat ia harus memesan tiket dadakan, jadilah 3 jam sebelum keberangkatan Suha harus sudah tiba di stasiun.

Setelah mengikuti segala prosedur akhirnya satu tiket berhasil ia dapatkan. Kereta jurusan Tawang-Pasar Senin yang akan menjadi pengantarnya malam ini.

Dasarnya jomblo, Suha duduk-duduk sendiri di kursi tunggu penumpang. Hanya ponsel lah teman setianya. Ya jaman sekarang hampir semua orang ngga bisa hidup tanpa smartphone bukan? Bahkan hal pertama yang disapa ketika berpindah alam dari mimpi ke duniawi juga ponsel.

Di sela jeda nganggurnya Suha bermain game online. Tadinya mau buka instagram, tapi si doi males karena yang minta follow dia cewek semua. Maklumin ya, Suha emang seganteng dan setenar itu. Jadilah ia main game, jarang-jarang juga menghabiskan malam minggu dengan 'pacar'.

Menit demi menit berlalu Suha akhirnya bosen sendiri. Bukan game-nya yang salah, tapi Suhanya yang selalu kalah, dan berakhir kesal sendiri malah.

Lama-lama laper juga habis main game, demi apapun duduk-duduk doang juga menguras energi, girls. Suha akhirnya beranjak pergi menuju sumber wewangian harum yang sedari tadi menusuk indra penciumannya. Menggoda selembar uang bapak proklamator harus keluar dari persembunyian dompetnya.

Yaps, Suha akhirnya membeli Roti O'. Tau kan? Roti yang teksturnya lembut dan wanginya menggoda keimanan kantong. Satu ngga cukup dong buat seorang Suha, si doi akhirnya beli tiga.

Sambil makan, Suha melihat sekeliling. Tepat di depannya sebuah mobil berhenti, karena kebetulan juga tempat duduk Suha menghadap ke tempat parkir. Gerak distribusi makanan ke mulutnya mulai melambat ketika ia melihat nomor plat mobil yang dia kenali. Bukan Cuma nomor platnya ya, tapi pemilikinya juga. Lamat-lamat pemilik mobil memunculkan wajahnya dibalik kaca depan. Cukup mengagetkan juga ketika musuh bebuyutannya ikut nampak, meski tak berbuat apa-apa karena terlelap.

Masih dalam proses pembersihan satu bungkus roti, tapi kali ini sudah bungkus kedua, Suha menikmati sosok wajah berseri yang cukup jauh di hadapannya itu. Satu bungkus bersih, si doi akhirnya meraih kembali ponselnya. Memang benar ya kata orang, ide cemerlang hadir bersama perut yang kenyang.

Dengan cekatan, sebelum lupa, Suha mengetikkan pesan untuk sesosok manusia kasat mata yang menjadi perhatiannya sejak tadi. Ia pun ikut tersenyum tat kala objek tembakanya senyam senyum kegirangan. Seandainya ada orang yang memperhatikan mungkin Suha bakal dibawa petugas keamanan atau diseret petugas RSJ karena ketawa ketiwi ngga jelas.

Namun setelah satu pesan terakhir ia kirim, sudut bibir yang tadi mengembang naik mulai terjun bebas. Target sasarannya sedang serius bercengkrama dengan sang musuh di hadapannya. Suha sebal sebenarnya, ngga tau apa ada seonggok daging yang masih nunggu tulang rusuknya memperhatikan mereka dengan miris. Tapi tetap aja Suha menonton dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ngga doyan tapi suka. Heran.

Topi hitam di kepala Suha ia turunkan. Menutupi wajah gantengnya biar ngga kelihatan sama target operasinya malam ini. Apalagi si target malah berjalan mendekat, lewat di depannya begitu saja. Ngga tepat di depan banget sih soalnya Suha duduk di baris paling belakang meped ke tembok stasiun.

Untung Suha prajurit terlatih, nyamar gini doang mah dia jago.

Sapa nggak ya? Bati Suha ragu. Ah engga deh, kayaknya lagi buru-buru gitu.

Satu ide cemerlang kembali muncul di otak pintar Suha. Bunga-bunga mulai bermekaran di sekitar wajah tampannya, biar agak item dikit ngga jadi masalah kok. Tetep ganteng.

Suha menyobek selembar kertas kecil, sisa fotokopi KTP tadi sore. Suha menuliskan sebuah pesan singkat di sana. Setelah itu ia meraba saku-saku tas ranselnya, berharap benda pusaka yang akan menjadi kunci hati masa depannya terbawa.

Ya benar memang terbawa, tapi bukan yang Suha mau. Rencana awalnya potongan puzzle kedua itu potongan yang bertuliskan suku kata pertama namanya hingga bisa bersambung dengan suku kata akhir nama target sasarannya. Eh malah adanya yang gambar hati terpotong. Seolah menggambarkan hatinya yang sedikit potek malam ini karena target sasaran tembaknya kesergap musuh.

Suha menatap layar ponselnya, baru sadar ada pesan masuk di sana, ternyata pesan share location. Ah jodoh emang nggak kemana, boys. Di antara ratusan pulan Indonesia kenapa harus kembali ke pulau jawa. Di antara ribuan kota juga kenapa harus kembali ke Semarang. Dan di antara jutaan bangunan juga kenapa harus stasiun ini yang mempertemukan.

Biar gue kutub utara dan lo kutub selatan, namanya magnet akan tarik menarik, batin Suha sambil senyum simpul.

Suha membalas pesan itu hanya dengan tiga kata 'OTW'. Mohon maap, OTW versi Suha ini bukan On The Way ya, tapi Oke Tunggu Wae (oke tunggu aja).

Suha berdiri, mendekat ke pintu yang menuju ke arah pengecekan tiket, yang berarti batas pertemuan penumpang dengan pengantarnya. Alih-alih mau buang sampah, tangan Suha malah melayang di atas tong sampah. Satu ide kembali muncul. Emang bener ya kata upin ipin, kalau perut kenyang hati pun senang.

Suha memutuskan duduk di salah satu bangku terdekat, tetap tidak di bangku paling depan karena si doi males kalau ada ciwi-ciwi yang mengenalinya sebagai seorang tentara terus mulai curi-curi pandang.

Eh tanpa diduga tanpa dinyana, Ucup dicinta Wulan pun sama, objek tembakan Suha yang sempat diskip tadi ternyata duduk manis di depannya. Tentu saja hal itu membuat Suha nyengir lebar di kursi belakang.

Lagi-lagi otak pintarnya bergerak cepat, kali ini lari sprint malah. Suha tersenyum menyeringai ketika ingat ilmu brilian dari sang abang saat pertemuannya beberapa hari yang lalu.

Sebuah strategi penyerangan sudah mantap dan meyakinkan sejak 5 detik yang lalu. Ia akhirnya berpindah ke bangku di baris depannya. Melangkah lebih dekat pada target sasaran. Memasang sikap ancang-ancang untuk memulai operasi penyerangan.

Kapten Suha memberikan umpan pancingnya. Dan tepat sekali, target pun tersambar. Misi utama di mulai. Tepat ketika target mangsanya itu membalik badan, kapten Suha memulai serangan. Dengan senjata smirk dan lirikan mata mematikan, kapten Suha berusaha melumpuhkan mangsanya.

Tidak memberikan kesempatan mendapat serangan balik, Suha melanjutkan ke misi kedua.

Tembakan pertama, mangsa kebingungan.

Tembakan kedua akhirnya berhasil.

Call. Misi pertama sukses. Target sepenuhnya masuk ke dalam perangkapnya.

Sedikit kesal karena hasil misi kedua tidak sesuai dugaan, ia tetap melanjutkan ke misi ketiga. Dengan kemampuan negosiasi dan konsolidasi prajurit kebanggan bangsa, kapten Suha memberikan serangan verbal pada target sasaran. Sepatah demi sepatah kata indah bak novelis ternama dunia, dan bantuan ilham dari bapak proklamator panutannya, kapten Suha berhasil menjebak target larut dalam misi perdananya sebagai seorang perwira muda.

Keduanya saling serang hingga tak terasa energi masing-masing kembali penuh sepenuhnya.

Tunggu, tunggu. Belum selesai. Misi terakhir, bom pengantar maut belum sempat dilayangkan. Tapi kapten Suha tak ingin terburu-buru, ia harus menahan ego dan nafsunya untuk menyerang. Sedikit sabar lagi maka semua akan sesuai rencana.

Kapten Suha kembali memberikan umpan pancingan. Kali ini bukan melumpuhkan mangsanya, tapi menjebak si mangsa. Sambil berjalan, kapten Suha merasa kurang puas dengan perkiraan ledakan yang akan dibuat dari bom rakitannya beberapa waktu lalu. Perlahan tapi pasti, bahan C-4 ditambahkan ke dalam bom yang ia simpan rapi di tasnya. Ia yakin tidak akan meleset dan pasti membuat target lumpuh, luruh, dan luluh.

Kapten Suha dan mangsanya sudah berada di area drop zone. Bom yang sedari tadi menjadi misi utamanya akhirnya diserahkan. Target operasinya berhasil masuk ke perangkapnya. Kapten Suha harus segera menjauh agar ledakan bom itu tidak mengenai dirinya. Menyelamatkan diri menjadi hal terpenting untuk sekarang. Belum saatnya ia gugur karena jutaan nyawa masih menanti pertanggungjawabannya sebagai penjaga perdamaian.

Kapten Suha berjalan menjauh setelah memberikan ucapan selamat tinggal. Ralat bukan selamat tinggal, tapi sampai jumpa lagi. Dalam hati Kapten Suha terus menghitung mudur, memantau dari jauh untuk menyaksikan bom itu akan memberikan ledakan yang dahsyat.

Tepat ketika kapten Suha sudah berada di titik aman, bom rakitannya tadi akhirnya meledak. Target sasarannya jatuh, lumpuh, luruh, dan luluh. Ucapan bangga dan syukur terus terucap dalam hati. Sudut bibirnya tak lelah menyunggingkan senyum merekah ruah. Bahkan jantungnya sudah ikut merayakan dengan pesta meriah. Tak lupa desir darahnya mengalir deras, memberi kesegaran bak sirup marjan di tengah pesta.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Ketika Kapten Suha hendak meninggalkan target sasaran yang sudah tamat dengan serangan bomnya, ternyata mangsanya itu memberian serangan tak terduga.

Bukan smirk dan tatapan menusuk seperti umpan pancingan yang ia lemparkan. Bukan lagi kata-kata manis tembakan maut seperti yang ia lakukan, apalagi bingkisan keresek hitam bom dengan ledakan super dahsyat yang ia rakitkan, tapi ini serangan nuklir yang kekuatan ledakannya bahkan bisa menggoyahkan benteng pertahanannya, memberikan efek lebih mengerikan dari bom hiroshima dan nagasaki.

Tapi tenang, sang kapten belum gugur, karena misi utama dari yang paling utama baru benar-benar akan dimulai.

Ya, target sasarannya, mangsa besarnya, seorang teroris hati kelas kakap bernama Vega Algieba, memberikan serangan cium jauh pada sang kapten, Letda Suha Rigel Seragi.

"Lebih baik pulang bawa mantu, dari pada gugur sebagai jomblo peringkat satu."

*****

Sekali lagi maaf kalau gak jelas.. wkwkwk

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

8.1K 630 43
Ini cerita tentang masalalu, cinta, dan keluarga.
43.2K 3.6K 33
Banyak cara yang digunakan manusia untuk memenuhi hasratnya menemukan cinta sejati. Mungkin cara Raka sedikit aneh, namun ia meyakini itu akan berhas...
398K 64.8K 68
[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan le...
8.9K 450 8
Para clan U, yaitu Uzumaki dan Uchiha yang terkenal akan kekuasaan mereka di Jepang. Uzumaki kushina Putri dari yakuza pemimpin clan uzumaki dan uchi...