Shadow of The Moon

By womaninthedark1

4.1K 138 39

Freya tidak menyangka bahwa takdirnya adalah menjadi vampire sudah digariskan dalam hidupnya. Menjadi rumit s... More

2. With You
3. The Beginning
4. Different
5. Memory
6. Be Mine
7. Baby

1. Meet You

1.3K 37 3
By womaninthedark1

Cahaya rembulan menerangi langit pertanda bahwa malam semakin larut. Seorang gadis cantik sedang bercermin sambil mengikat rambut pirang keemasannya secara acak sehingga meninggalkan beberapa helaian rambut disekitar wajahnya. Freya Alethea.

"Xander! Turun dari tempat tidur sekarang!" Seekor Leopard putih berukuran besar dengan warna mata hijau yang sedang berbaring di tempat tidur tak bergeming mendengar perintah sang majikan.

Ding Dong!

Suara bel rumah membuat Freya mengerutkan kening bertanya-tanya siapa yang bertamu di tengah malam seperti ini. Xander turun dari tempat tidur dan menggeram membuat freya bingung. Freya segera menekan tombol penghubung menuju gerbang depan yang terhubung dengan penjaganya.

"Kyle kau disana?"

"...."

Freya tak mendengar apapun selain keheningan. Entahlah. Perasaannya tidak menentu saat ini, antara takut dan penasaran. Ada getaran aneh yang dirasakannya.

"Xander" tatapan Freya pada leopard kesayangannya, memberi tanda agar xander siap melindunginya.

Freya menuruni tangga dengan Xander di depannya, xander semakin menggeram saat sudah mendekati pintu. Freya tahu bahwa mungkin orang yang berada dibalik pintu itu orang asing karena Xander sensitive akan kehadiran orang baru. Tapi siapa? Siapa orang asing yang berniat datang kerumahnya tengah malam dengan penjagaan disekitar rumahnya. Dimana Kyle? Biasanya dia selalu menjawab bahkan memberitahu dahulu siapa yang akan datang.

Saat Freya membuka pintu dengan kedua tangannya tampaklah Seseorang dengan jubah hitam bertudung sedang berdiri membuat Freya semakin waspada.

"Siapa..." perkataan Freya terhenti saat tudung yang menutupi kepala orang tersebut ditarik kebelakang memperlihatkan wajahnya dengan jelas, bahkan sangat jelas.

Seorang Pria berambut hitam gelap dengan mata berwarna hitam beririskan abu-abu keperakan menatap Freya membuat Freya mematung. Tampan. Itulah yang difikirkan Freya saat melihat pria tersebut.

"Freya..." pria itu mengucapkan nama Freya dengan tenang seakaan menghipnotis Freya untuk mendekat. Xander meraung sehingga menyadarkan Freya. Pria itu menatap Xander dan tiba-tiba saja Xander terbaring lemas seakan lumpuh seketika.

"Freya. Aku merindukanmu.." perkataan pria tersebut membuat Freya kembali seakan terhipnotis dan melangkah menuju pria tersebut tapi Freya segera sadar hanya saja terlambat, Pria itu sudah melingkarkan tangannya dipinggang Freya menghapus jarak diantara mereka berdua.

"Ka..kau siapa?" Freya gemetar ketakutan berada dipelukannya.

"Zean Valeray" ucapnya berbisik seraya mencium telinga Freya dan itu membuat Freya memekik.

"Kau sangat cantik, Aku merindukanmu My Lady." Zean mencium leher Freya menikmati kelembutan kulitnya. Perlakuan Zean membuat Freya menahan nafasnya. Freya mendorong Zean tapi tak ada pergerakan sedikitpun darinya seakan-akan Zean adalah tembok. Zean kembali memandang Freya, mata mereka bertemu, Zean tersenyum. Senyumnya mampu membuat lutut Freya lemas.

"Aku tidak akan menyakitmu" nafas Zean terasa dingin melebihi musim dingin. Freya bisa merasakannya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Freya.

"Dirimu"

"Apa? Maaf tapi kita.." ucapan Freya terhenti akibat Zean menciumnya.

Bibir mereka bertemu, Zean melumat bibir Freya menekan sehingga memperdalam ciuman mereka, lidah Zean membelai permukaan bibir Freya sehingga bibirnya terbuka membentuk sebuah celah dan membiarkannya bertemu dengan lidahnya, saling bertaut dan hangat mulai menjalari tubuhnya. Panas itu yang dirasakan Freya. Saat Freya hampir kehabisan nafas Zean mengakhiri ciumannya dengan mencium sudut bibir Freya. Kepala Freya pusing akibat ciuman yang diberikan Zean.

Luar biasa.

Itulah yang dirasakan Freya dan saat Freya membuka matanya Zean sedang menatapnya dengan mata yang berubah menjadi sedikit gelap dan berkabut.

"Maaf" ucap Zean dan langsung menancapkan taringnya, memberi tanda dileher Freya dan mengklaimnya menjadi miliknya.

Freya mengerang menahan sakit sekaligus rasa nikmat pada saat bersamaan Freya bisa mendengar Zean mengucapkan kata-kata dengan cepat dan diakhir kalimatnya Zean menjilat dan mengecup bekas gigitannya yang terukir di leher Freya.

Freya yang sudah benar-benar lemas dan pusing bersandar pada Zean sebelum kegelapan menyelimuti pengelihatannya. Freya tak sadarkan diri.

-----------------------------------

"Kenapa dia belum sadar?" Tanya Zean pada William sang ayah yang kini berdiri disamping Zean yang sedang menatap Freya dengan pandangan meneliti.

"Mungkin kau menggigitnya terlalu kasar" Dean berucap dengan senyum jahilnya dan Zean mendelik pada adiknya.

"Kau tidak melewatkan satu mantrapun saat mengkalimnya benar? Tenang saja dia hanya tertidur" William menenangkan Zean dengan menepuk bahunya.

"Kau tidak lupa 10 menit lagi pertemuan para klan, bersiaplah" Zean hendak membatalkannya tapi William yang mengetahui itu langsung menatapnya tajam seakaan tidak bisa dibantah, Dean menahan senyumnya saat melihat ekspresi Zean, ingin sekali dia menertawakan kakaknya karena akan mengikuti pertemuan para klan yang sangat membosankan dan kaku itu.

"Dean, kau juga ikut" ucap William yang langsung pergi menghilang dibalik pintu, dean yang hendak protes kembali menutup mulutnya dan mengejar sang ayah.

"cepatlah bangun My Lady" Zean mengecup kening Freya sebelum akhirnya menutup pintu dan pergi untuk menghadiri pertemuan.

"Sarah, kabarkan padaku kalau Freya sudah sadar" Sarah yang berdiri diluar pintu segera mengangguk dan tersenyum lembut pada Zean.

------------------

Freya terbangun dengan kepala yang masih terasa pusing dan pengelihatannya yang sedikit buram, setelah kembali menutup matanya dan merasa lebih baik dia kembali menatap sekeliling dimana dia tidur. Ini bukan kamarnya.

"Xander!" Seketika panic menyerang Freya saat menyadari bahwa Leopard kesayangannya tidak berada disisinya dan ingatan semalam kembali berputar dikepalanya, terulang seperti sebuah film.

"Nona, lebih baik nona berbaring kembali" Freya baru menyadari kehadiran Seorang wanita yang berdiri disudut kamarnya memang penerangan kamar ini kurang yang mengakibatkan setiap sudut ruangan terlihat gelap.

Freya menatap waspada saat wanita tersebut mendekat kearahnya, seketika Freya membeku ditempat saat melihat wujud wanita tersebut. Rambut panjang berwarna cokelat berkilau saat terkena cahaya rembulan, kulitnya yang putih bersih tanpa goresan sedikitpun, mata berwarna keemasan yang mengkilap, bulu mata yang indah saat matanya berkedip, senyumnya yang lembut dan menyenangkan saat melihatnya mampu membuat siapapun yang melihatnya terasa nyaman.

Freya kagum atas kecantikan wanita tersebut tapi otaknya kembali berkerja dan berteriak bahwa wanita itu berbahaya.

"Aku tidak akan menyakitimu Nona" Sarah yang mengetahui ekspresi tegang Freya berusaha menenangkan Freya.

"Ini bukan rumahku, aku akan pergi dari sini dan kuharap kau tidak mencegahku" Freya berdiri dan menatap Sarah dengan tajam seakan Sarah benar-benar berbahaya.

"Maaf Nona, tapi saya tidak bisa membiarkan nona pergi begitu saja." Ucap Sarah selembut dan sesopan mungkin.

Freya tidak peduli dan segera berlari kearah pintu tapi saat dia mencoba untuk membukanya ternyata terkunci.

"Maafkan saya Nona, sebentar lagi Yang Mulia akan tiba, lebih baik nona berbaring kembali dan jangan membuat saya khawatir." Ucap Sarah yang membujuk Freya kembali keranjang tapi Freya malah berjalan kesamping tempat tidur dan mengambil gelas yang berisi air lalu memecahkan gelas tersebut dan mengarahkan pada lehernya sendiri.

"Nona!" ucap Sarah yang hendak mendekat pada Freya.

"Biarkan aku pergi atau aku mati disini? Sia-sia saja bukan kalau kalian membawaku kesini hanya untuk melihatku mati? Orang-orang yang memerintahkanmu juga akan berpikiran seperti itu" Sarah akhirnya mengalah dan sudah membuka pintu yang membuat Freya tercengang. Akhirnya Freya yakin bahkan sangat yakin bahwa dia sekarang ada disarang Vampir, saat melihat Sarah dengan kecepatan seperti menghilang dan berdiri disamping pintu.

Mengingat ke belakang saat seorang pria menggigit lehernya dan menancapkan taringnya, refleks freya menyentuh lehernya yang tidak terdapat bekas gigitan hanya saja bercak merah yang hampir menghilang saat dirinya tak sengaja melihat cermin disamping tempatnya berdiri.

Ini Gila.

Dengan perlahan Freya berjalan kearah pintu masih sambil mengarahkan gelas yang pecah kelehernya hingga dia berhasil keluar dan segera berlari lalu membuang gelas tersebut, menyusuri lorong yang panjang dengan jendela besar menampakkan cahaya bulan dan penerangan obor disetiap sisinya, matanya meneteskan air mata.

Dia akan mati. Mungkin sebentar lagi.

Bruk!

Freya berbelok dan berhenti saat menabrak tubuh seseorang didepannya hingga membuatnya jatuh. Saat Freya menatap siapa yang ditabraknya Freya berharap bahwa malaikat pencabut nyawa segera datang dan mengambil nyawanya.

-----------TBC----------

NOTE : SALAM KENAL SEMUA! SAYA BUNGA DAN SAYA MENGUCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA READERS KARENA TELAH MEMBACA CERITA INI, WALAUPUN MASIH BANYAK TYPO BERTEBARAN. KALAU MAU CERITA INI LANJUT HARAP MEMBERIKAN KOMENTAR. TERIMAKASIH.

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
172K 8.9K 12
(M/n) komori adalah kakak dari yui komori. Saat yui di kirim kerumah sakamaki bersaudara untuk di jadikan pengantin wanita. (M/n) di suruh ayahnya un...
14.2K 833 45
7 vampire princes and one a human girl EnSoo Shippers Kim jisoo x Enhypen Ide gue sendiri!, gak ngambil ide orang ataupun nyolong __________________...
15.5K 1.4K 12
Mansion vampire penuh darah manusia. kelalaian manusia yang datang ke mansion itu akan tiada tanpa kata kata yang keluar dalam mulutnya. sang vampire...