Eccedentesiast

Od ArunikaRinjani15

5.6K 472 3

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... Více

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

My Crazy Brother

69 10 0
Od ArunikaRinjani15

Keesokkan harinya devina langsung bergegas keluar rumah tanpa sarapan terlebih dahulu.

"Dev, sarapan dulu". Teriak angga dari ruang makan. Namun tak ada respon dari devina. Tapi tiba - tiba ada suara mobil. Angga pun langsung ke luar dari rumah.

"Devina!!! Woyy dev. Aduh bocah belum lancar udah nekat banget sih".

"Kenapa bang?". Ujar rio sambil melahap roti di tangannya.

"Itu mobil lo di bawa devina".

"Apa!! Kalo nubruk gimana bang. Itu kan mobil hadiah ultah gue bang. Bang samperin sono gih. Kalo nubruk bisa berabe ntar". Wajah rio berubah panik ketika devina pergi kuliah naik mobil kesayangannya.

"Udah lo tenang dulu".

"Adek lo kalo udah nekat kayak gak tau aja sih banggg".

"Itu adek lo juga riooo".

"Kagak, kagak mau gue punya adek kek preman gitu. Dulu nyokapnya ngidam apa sih heran".

"Apasih kalian pagi - pagi udah ribut".

"Devina bun, ngampus bawa mobil gue".

"Yaudahlah bang".

"Kok yaudah sih bun, ntar kalo nubruk gimana. Devina kan belum bener nyetir. Mobil. Parkir aja nubruk".

"Ya salah siapa naro kunci mobil sembarangan".

"Nah tu ri. Dengerin. Teledor mulu. Mampus lu". Ujar angga sambil tertawa bahagia dan masuk ke rumah.

"Aduh, devinaaa. Nyusahin pikiran gue aja sih. Samperin gak ya. Samperin gak. Ah bodoamat gue samperin deh. Mumpung gue juga udah mandi". Gumam rio sambil memesan ojek online untuk menghampiri devina ke kampus.

"Ri, mau kemana pagi - pagi gini udah rapi bener".

"Mau ke kampus bun".

"Mau nyamperin devina lo?". Tanya angga yang masih sarapan bersama bundanya.

"Iyalah". Rio pun bergegas keluar rumah dan menuju ke kampus devina.

Devina sampai kampus pun membuat heboh mahasiswa yang ada disana. Siapa sangka yang keluar dari mobil sport berwaerna merah tersebut adalah seorang cewek. Namun devina mengabaikan pandangan - pandangan orang yang menatapnya.

"Widih, mobil baru dev?". Ujar wikan yang baru saja datang dan parkir du sebelah mobil devina.

"Enggak, itu mobil abang gue".

"Tumben lo bawa. Abang lo gak ngampus?".

"Abang gue yang satunya".

"Banyak amat bang lo".

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas. Pukul 07 : 00 WIB. Sudah ramai mahasiswa yang datang. Karena sebagian kelas mulai pembelajaran jam 8.

"Oh iya dev. Ntar irisa ultah loh".

"Beneran? Kok gue gak di undang?".

"Coba cek whatsaap lo deh".

Devina pun membuka whatsaap dan benar irisa mengundangnya lewat pesan siaran.

"Kok dadakan banget sih. Lo udah beli kado?".

"Belum. Ntar kalo pulang ngampus gimana?".

"Okedeh".

Sesampainya di kampus devina, rio mencari mobilnya di parkiran. Dan dia melihat mobilnya yang terparkir rapi disana. Dan dia mengecek kondisi mobil kesayangannya dan tidak ada goresan sama sekali. Dia lega kalau devina tidak menubrukkan lagi mobilnya.

"Ke kantin yuk dev".

"Ntar gue beresin buku dulu".

Sesampainya di kantin wikan dan devina melihat irisa yang sudah dari tadi duduk bersama arsen & the genx.

"Eh, risa, arsen, liyam, iskak". Sapa wikan yang selalu ramah kepada siapapun.

"Eh wikan". Ujar william dan iskak serempak.

"Udah dari tadi lo ris?". Tanya wikan.

"Udah lah. Dosennya cuma ngasih tugas doang. Kalo udah selesai dikumpulin baru boleh keluar kelas".

"Enak banget".

"Oh iya guys jangan lupa ntar malem dateng lo ke acara ulang tahun gue yang ke 20. Oke".

"Siap tuan putri". Jawab arsen dengan senyuman manis kearah irisa.

"Ciaaa ciaaa ciaaaaaaa".

"Apaan sih lo berdua".

"Dev, kok diem mulu". Tanya irisa kepada devina.

"Enggak". Jawab singkat devina sambil meminum minuman di depannya.

"Udah yuk gaes cabut aja. Lama - lama panas disini". Ujar arsen yang beranjak dari tempat duduk nya lalu pergi berjalan santai begitu saja.

"Maafin arsen ya dev".

"Lo gak perlu minta maaf kak, dianya aja sok kegantengan".

"Kok kata - katanya hampir mirip sih sama yang di bilang arsen kemaren".

"Yang mana yam?" Tanya devina.

"Ah, dah lah. Yaudah dev, kan, ris kita berdua cabut ya".

"Dadaaaaa liyam, iskak". Teriak wikan.

Jam pulang pun selalu dinanti - nanti. Parkiran selalu ramai dan devina, wikan pun selalu menunggu sampai parkiran sepi.

"Loh. Lo ngapain di mobil gue". Ujar devina terkejut melihat rio dari dalam mobil yang baru saja membuka jendela mobilnya.

"Mobil gue kali. Sini gue aja yang nyetir". Ujar rio keluar dari dalam mobil dan menggeledah tas devina.

"Apaan sih".

"Mana kunci mobilnya".

"Enggak, lo pulang atau mobil lo gue tubrukin lagi".

"Aduhhhh, lo kenapa sih dibilangin marahhh terusss. Capek gue".

"Salah siapa bikin mood rusak mulu. Mending lo balik aja ke melbourne ikut papa aja sono".

"Kok jadi bawa - bawa papa sih".

"Ya kan lo anak kesayangan papa. Sampe ultah aja di beliin mobil mahal. Mending buat gue naik haji udah dapet gelar hajahh gue".

"Kan gue gak minta bego'".

Wikan pun bingung dengan pertengakaran mereka ber - 2. Wikan masih bingung siapa cowok tersebut. Kemudian andrian, arsatya dan mores pun datang mengahampiri adu mulut yang sepertinya dari tadi membuat gaduh di area parkir.

"Bego banget sih lo. Gue minjem doang mobil lo. Lo pulang gak!!".

"Enggak. Ini mobil gue".

"Mau gue tubrukin lagi. Oh.. sekalian aja kali ya orangnya gue tubruk".

"Berani lo? Ntar kalo gue mati. Arwah gue biar gentayagin lo terus. Mau?".

"Eh, lo kalo sama cewek nada nya agak rendah bisa gak sih". Ujar andrian yang menengahi perdebatan adik kakak ini.

"Lo siapa? Ikut campur urusan orang aja".

"Gue temennya devina kenapa".

"Lah, lha gue abangnga dia. Kenapa!".

"Oh lo abangnya. Kenalin gue andrian herlambang".

Seketika rio terdiam mendengar nama tersebut. Dan dia mulai mengingat kembali nama itu.

"Oh lo andrian temennya angga kan?".

"Nah tu tau. Titip salam ya buat angga. Bilangin gue kangen pengen ketemu sama dia".

"Brengsek!!". Rio pun menghajar adrian di depan banyak orang. Dan terjadilah perkelahian disana.

"Bang, udah. Lo apa - apaan sih. Kak andrian kenapa!" Devina menarik rio dan menengahi perkelahian diantara mereka berdua.

"Lo gak usah deket - deket sama ni orang. Dia itu cowok brengsek dev". Ujar rio sambil menahan kesakitan di bibirnya akibat tonjokan dari andrian.

"Elo yang brengsek. Gue cuma titip salam sama angga malah lo hajar gue. Bego banget sih lo". Ujar andrian yang dibantu berdiri arsatya dan mores.

"Udahhhh. Gue gak ngerti sama semua ini. Ayok pulang". Devina mengajak rio pulang.

"Gue yang nyetir". Rio masih tetep kekeh untuk menyetir di depan.

"Bego'. Lo kek gini masih mau nyetir. Udah biar gue aja". Devina mendorong paksa rio masuk kemobil.

"Kak maafin bang rio ya".

"Gakpapa dev. Santai aja".

"Wikan sorry ya gak jadi. Ntar gue berangkat ke acarnya sekalian beli kadonya aja".

"Yaudah dev. Lo hati - hati ya".

Devina pun mengemudikan mobilnya dan keluar dari area kampus. Sementara mereka ber 4 masih mematung disana dan terlihat masih berbincang - bincang.

"Lo apa - apaan sih ri bikin malu aja".

"Manggil gue pake bang!! Sopan dikit".

"Bodoamat! Lo itu pulang malah bikin masalah aja. Kesel gue. Ntar gue mau paketin lo balik ke melbourne. Gak peduli gue".

"Berani lo!!". Rio menjambak kecil rambut devina.

"Aduhh, sakit bego".

"Salah siapa lo jadi orang kagak ada nurut - nurutnya kalo di bilangin".

"Mau lo bawa ke kecepatan 100km/jam!". Devina pun menginjakkan gasnya dari kecepatan 40km/ jam naik hampir ke 100km/jam.

"Dev, dev. Di rem dong. Bego banget sih. Woyyy!!". Rio pun terlihat panik dan ketakutan karena mobil benar - benar melaju kencang.

"Bodoamat. Mau nubruk sekalian gak peduli gue".

Tiba - tiba depan ada motor sport ingin menyebrang. Dan devina pun segera mengerem dengan mendadak. Alhasil mobilnya berhenti dan hampir saja menabrak motor di depannya.

"Bego, geblek, rese, gila. Untung gak lo tabrak tuh orang".

Devina masih mematung dan kemudian keluar dari mobil. Sementara itu rio juga keluar dari mobil dan mengamati mobilnya ada goresan atau tidak.

"Sorry mas. Mas nya gakpapa kan".

"Sory, sory lain kali kalo nyetir gak usah ugal - ugalan".

"Loh elo!".

"Lo mau nabrak gue?".

"Kalo tadi gue tau itu elo ya mending tadi gue tabrak".

"Hushhh, mulutmu itu omong asal jeplak aja". Rio menjitak kepala devina.

"Biarin aja. Orang dia cowok galak judes lagi. Sekalin aja tadi gue tabrak".

"Oh lo mau nabrak gue? Silakan".

"Ayo masuk mobil". Rio menarik devina masuk kedalam mobil. Dan kali ini rio yang menyetir mobilnya.

Sesampainya di rumah, mereka masih adu mulut hingga friska yang duduk di kursi teraspun melihat kearah kedua anaknya.

"Ya ampun abang. Abis berantem sama siapa?" Ujar friska panik sambil memegang luka di wajah rio.

"Ini nih bun, temennya devina gak ada yang bener".

"Kok jadi gue lagi sih. Orang tadi yang bikin masalah elo kok".

"Udah duduk dulu. Bunda ambilin obat buat ngobatin luka mu itu".

"Apa sih ribut mulu heran gue". Ujar angga yang keluar daru dalm rumah.

"Loh, gak ngampus bang?". Tanya rio dan devina serempak.

"Apasih ngikut - ngikut mulu".

"Elo tuh yang ngikut - ngikut".

"Udah - udah. Gue libur dulu sehari".

"Kenapa bang". Mereka berdua serempak lagi.

"Apaan sih". Devina menjitak kepala rio. Dan rio kembali menjitak balik kepala devina.

"Duh, baru aja kemaren kangen - kangenan. Udah ribut lagi".

"Kenapa bang libur?".

"Emang diliburin dulu sehari".

"Sini bunda obatin dulu".

"Lo abis berantem sama siapa sih ri?".

"Sama temen lu bang".

"Siapa?".

"Kak ian". Timbrung devina dengan eskpresi jutek.

"Kak ian?". Angga masih bingung.

"Andrian temen lo yang itu bang".

"Iya tadi katanya kak ian titip salam kangen buat abang katanya kapan ketemu. Eh malah di pukul rio nih. Bego' emang".

"Ya baguslah rio mukul tu orang".

"Kok bagus sing bang".

"Tuh orang emang brengsek. Lo jangan deket - deket sama dia".

"Andrian yang kemaren itu ya dev?".

"Iya bun. Baik kan orangnya".

"Baik kok. Orang kemaren malem minggu dia kesini".

"Ohh yang itu bun???".

"Iya ngga". Ujar friska yang sambil masih mengobati wajh rio yang memar.

"Kenapa bunda biarin devina temenan sama dia sih bun".

"Ya kenapa sih ngga dia baik, ramah, sopan lagi".

"Itu cuma pencitraan doang".

"Kok pada benci kak ian kenapa sih".

"Dev, dia tu cowok brengsek pokoknya. Awas aja lo kalo masih deket - deket sama dia".

"Ya brengseknya dimana abanggg".

"Ya pokonya brengsek. Dah lah males gue ngungkit - ngungkit lagi si andrian".

"Udah bun?". Tanya rio.

"Udah, besok - besok keluar rumah cari masalah lagi ya ri". Ujar bunda masuk kerumah untuk mengembalikan obat tersebut.

"Tuh dengerin. Bang angga aja gak suka sama andrian!".

"Mending lo jauh - jauh deh dev sama andrian". Ujar angga yang duduk di depan devina.

"Gue tuh sayang sama lo makanya lo itu dibilangin jangan ngeyel".

"Hihhhh, panas kuping gue. Di rumah di ceramahin mulu". Ujar devina langsung masuk ke dalam rumahnya.

Sehabis magrib devina izin pamit keluar untuk datang ke acara ulang tahunnya irisa. Devina sudah memakai dresscode berwarna hitam putih. Dia terliahat anggun memakai sweater berwarna putih dimasukkan kedalam celana sobek - sobek berwarna putih. Tak lupa dia memakai sepatu vans hitam putih. Ditambah lagi rambut kriting bawah yang terurai sebahu.

"Ganteng amat mau kemana". Tanya rio yang duduk di ruang tamu sambil memakan cemilan menghadap ke arah TV.

"Kepo!!".

"Bun, devina pamit bentar mau ke acara ultah temenya devina ya".

"Sendiri?".

"Iyalah".

"Feby gak ikut?".

"Temen kampus bun. Yekali feby ngikut".

"Oh yaudah. Mau naik apa?".

"Mobilnya rio". Devina masih menatap sinis rio yang masih sibuk menontin TV.

"Eh, apaan. Nggak - nggak. Tadi aja mau nubruk orang".

"Salah siapa cerewet mulu".

"Udah - udah. Nih pake mobil bunda aja dev".

"Serius bun?".

"Iya. Pulang jangan sampai jam 12 malem. Inget besok masih kuliah.

"Aaaaaa tengkiyuuuuu bunda". Devina memeluk friska.

"Jangan terlalu dimanjain bun devina".

"Sirik aja lo".

"Mau kemana dev?". Ujar angga yang baru keluar dari kamarnya.

"Ke ultah temen".

"Temen kampus?".

"Iya kenapa?".

"Sama siapa?".

"Sendiri".

"Yaudah hati - hati".

"Tumben gak ngintrogasi dulu".

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1M 150K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.6M 232K 56
"Kenzo, aku hamil." Kenzo menjadikan Jihan rumah untuk pulang, sebaliknya, gadis itu membuat Kenzo patah hingga pincang. Cover by: painterest
940K 87.4K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
669 134 51
Cast : Taeyong as Tian. Winter as Dhea. Yuta as Yuda. Karina as Nova. Johnny as Juan. Giselle as Rima. Jaehyun as Jeffry. Ningning as Nafa. Jeno as...