Syavarla

Tiaramadani27

3.8K 1.6K 125

Follow sebelum baca:) (On going) #no plagiat! Tanpa ku sadari, kesenangan telah membuatku lupa,bahwa hidup ti... Еще

PROLOG
Part1
Part2
Part3
Part4
Part5
Part6
Part7
Part8
part9
part 10
part 12
part 13
part14
part15
part 16
part17
part18
part19
part 20
part 21
part22

part11

111 52 5
Tiaramadani27


Vote dulu sayang❣️
.
.
.
.
Jangan lupa vote nya❤️

.
.
.
.
Udah??
.
.
.
.
❤️❤️❤️

"kalo emang bahagia lu sama dia,aku bisa apa selain ikhlas:)"

"Eh va kenapa lu?"Zahra sedaritadi memperhatikan raut wajah Reva yang sedikit menekuk "kek ada yang aneh sama ni bocah"Zahra memcingkan sebelah alisnya.

"Gapapa ra gue cuma ngantuk aja"

"Yauda kita pulang yuk"ajak Zahra,ia tau ada sesuatu hal yang Reva  pikirkan,namun enggan untuk diucapkan.

Reva mengangguk, mereka berdiri dan berjalan meninggalkan taman,lalu tiba tiba ada seorang yang memanggil nama Zahra dari belakang.

"Kak Zahra"kata perempuan itu

Zahra menengok dan melihat siapa yang memanggilnya

"Ehh Icha, kamu sama Arga toh"ucap Zahra lalu menarik tangan Reva dan menghampiri mereka berdua

"Hehe iya,kak."

"Ihh lu bedua lucu banget deh,gemes gue liatnya"kata Zahra,yang mendukung kedekatan mereka berdua,tanpa tau bagaimana perasaan Reva terhadap Arga.
Disaat seperti ini,Reva hanya bisa tersenyum tipis melihat mereka,bahkan kini mereka memperlihatkan kedekatannya dihadapan Reva,Reva menangis di dalam kini,seperti tertusuk duri dari belakang rasanya sakit namun tidak bisa ada yang tau itu,saat ini kak Reno yang hanya bisa mengerti perasaannya,ingin sekali dia pulang memeluk kakaknya,mengeluarkan seluruh air matanya,bagaimana mungkin ia melihat lelaki yang dicintainya berpacaran dengan wanita lain dihadapannya ,perasaan macam apa ini,pemandangan macam apa ini.

"Ra,ayo kita pulang!"ajak Reva,batin nya terasa sesak,ia menghembuskan nafasnya pelan,menahan sesak yang dirasakan,namun tertutup oleh senyuman tipis di setiap sudut bibirnya.

"Eh iya ayo va!"
"Gue duluan ya!"
Lanjutnya lagi.

"Hati hati ya kalian"
Ucap Arga.
Sambil merangkul bahu Icha.

Reva menengok,lalu mengangguk dan tersenyum.

"Gue sayang Luh Arga"
Batin Reva.

Next rumah...

Kini mereka sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Oke va,gue pulang ya."

"Iya Ra,lu hati hati ya!"

"Sip"Zahra melajukan motornya.

Reva berjalan masuk kedalam rumah,setelah punggung Zahra sudah tak terlihat di hadapannya.

Kak Reno sudah stay didepan pintu.


"Kakakk"
Reva berlari dan memeluk kakaknya.

"Eh eh kenapa lu?"tanya Reno yang kaget melihat adeknya.

"Kak, gue sedihh. "

"Kenapa Revaa?"

"Tadi gue liat Arga sama ceweknya,terus tadi-tadii mereka pacaran di depan mata gue,teruss teruss Arga seneng dia bahagia sama Icha,dia ketawa dia senyum kak,Reva seneng deh liatnya,kak?Reva seneng liat Arga ketawa, Reva seneng liat Arga senyum kaya tadi,tapi-tapii Reva pingin ada di posisi Icha,kakk.hiks hikss" Reva tersenyum dan menahan tangisnya itu yang tidak tertahankan

"Reva udah ah,gue gak suka liat lu nangis"Reno mengangkat dagu Reva dengan tangannya.

"Ehh jangan nunduk, nanti mahkotanya jatuh loh."

"Hiks hikss kakakk"Reva kembali menangis dan memeluk kakakny lagi.

"Udah ah jangan nunduk,mahkotanya jatuh nanti, tuan putri ga boleh nangis ya!"ucap Reno sambil mengangkat dagu adiknya itu lagi dan tersenyum manis kearah nya lalu mencium kening adek nya.

"Reva sayang kak Reno."

"Kakak juga sayang Reva,yauda sekarang masuk ayo!"

Mereka pun masuk dan Reno mengantarkan Reva kekamarnya dan ikut masuk kedalam sambil berkata,

"Tuan putri nya kakak,gabole sedih ya, inget gue ga mau liat lu nangis malem ini,gue bakal tungguin lu sampai lu tidur,disini."
Reno duduk disamping Reva,merogoh saku celananya,mengambil ponselnya dan memainkannya,ia menunggu Reva sampai tertidur.

Reva pun mengiyakan kakaknya itu dan mencoba tertidur,setelah beberapa menit, tak terdengar ocehan dari Reva,menandakan sang pemilik kamar itu sudah tertidur,Reno kembali beranjak dari kasur Reva,menyelimuti adek nya itu mengusap rambutnya dan mengatakan "selamat tidur,tuan putri."lalu kembali keluar dan mematikann lampu kamarnya.

***

Kringg kringg kringg....
Suara alarm terus terdengar dari samping kasur milik Reva,tetapi Reva belum juga terbangun.
Sebenarnya,percuma alarm itu berbunyi,bahkan berpuluh puluhan kali pun,Reva tetap saja enggan membuka mata.

Cklekk(suara pintu terbuka)

"Reva sayang bangunn,kamu sekolah kan."
Mungkin,suara sang ibu dan Omelan dari kakak nya saja yang bisa membangunkan Reva dengan cepat.

Reva tak mendengar perkataan ibunya dia masih dalam kondisi mata tertutup,dan tangan memeluk guling membelakangi ibunya,tetapi beda dengan sang kakak,ibu Reva tetap sabar dan membangunkan Reva dengan lemah lembut.

"Hey sayang,ayo bangun nanti kesiangan loh,Revaa."
Dania mengusap kening Reva.

"Hoammm"Reva merentangkan tangannya itu dan membalikan badannya ke arah ibunya,lalu mengambil posisi duduk,dengan mata masih tertidur.

"Ayo ah mandi! anak gadis ko lama bangunnya."
Dania beranjak dari duduknya,mengambil handuk yang tergantung di dinding kamar Reva,lalu memberikannya kepada Reva.

Tanpa menjawab Reva pun langsung mengambil handuk itu,dan berdiri menuju kamar mandi dengan malas.

Setelah beberapa menit, Revapun berjalan menuju ruang makan dan bergegas berangkat degan kak Reno.

"Ayah,ibu,Reva pergi dulu ya."
Reva mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Reno juga "
Bergantian dengan kak Reno.

Mereka berdua pun pergi ke sekolah, dan selama di perjalanan tidak ada obrolan apapun,hening hanya ada suara hembusan angin dan Gerungan motor dan mobil yang melaju di jalanan.

Namun,tiba tiba saja ada yang mengganjal di hadapan Reva kini,ya mereka adalah Arga dan Icha,Reva menyesal melihatnya,kenapa dia harus berpapasan dengan mereka,iya Reva tau jika dulu memang keinginan Reva untuk bisa berpapasan dengan Arga jika mereka ke sekolah tapi Lain halnya dengan yang sekarang,dia melihat Arga bersama wanita lain,dan tepat ada di sampingnya kini.

Tintt...
Suara klakson motor Arga.

Reva menengok.
Icha tersenyum ke arahnya,dan Reva membalas senyuman itu.

Tintt...
Balasan klakson dari kak Reno.


"Selamat pagi,Arga."Batin Reva.

Kak Reno yang kini mengetahui bagaimana perasaan Reva, melajukan motornya itu dengan cepat mendahului mereka berdua,karena Reno tak ingin adiknya itu merasakan sedih.

"Udahh jangan dipikirin!"kata kak Reno yang tiba tiba saja membuka suara.

"Iya kak,gapapa kok."jawab Reva dengan tersenyum

Mereka pun sampai di sekolah,dan pergi ke kelas masing masing.

Reva kini sedang berjalan menuju kelasnya, dan sudah berpisah dengan kak Reno,Reva terus berjalan dan menuduk tanpa memperhatikan sekeliling,tiba tiba saja ada seseorang yang berjalan di sampingnya mengikuti langkah kaki Reva.
Reva yang menunduk kini mengangkat kepalanya dan melihat ke sebelahnya.

"Hai"sapa Arga.

Reva terkejut dan gugup.
Kaget sangat kaget,panas dingin yang ia rasakan,hancurlah sudah niat Reva untuk melupakan Arga hanya dengan perkataan "hai."

"Jangan baper Reva pliss jangan baperr"batin Reva

"Eh hai "kata Reva gugup

"Tadi itu kakak Lo ya"

"Iyaa"jawab Reva tanpa menengok ke arah Arga.

"Ganteng ya pantes aja adiknya cantik."
Reva terdiam,tak terasa sudut bibirnya sudah mulai mengembang,pipinya pun memerah.

"Pipi lu merah tuh."kata Arga.

"Oke gue duluan."ucapnya lagi,dan beranjak pergi meninggalkan Reva sendiri.

Reva tidak menjawab pertanyaan Arga dia langsung berjalan dan bergegas cepat menuju kelasnya yang hanya terhalang oleh satu kelas saja.

"Eh Reva kenapa lu?,masih pagi tenang lu gak terlambat lagi,kok."kata Zahra,yang tiba tiba saja melihat muka Reva memerah dan berjalan dengan cepet kekelas

"Kenapa lu?"tanya nya lagi.

"Hah-eh gapapa,hehe."jawab Reva yang gugup dan langsung duduk di sebelah Zahra

"Gue benci sama lu Arga,kenapa bisa bisanya lu buat gue seneng gini si,ahhh gue kesel sebell,gimana gue mau lupain lu"batin Reva

***

Bel istirahat berbunyi semua murid beranjak pergi dan meninggalkan kelasnya,namun ada beberapa murid yang masih sibuk dengan tugasnya atau bahkan ada yang tidak pergi ke kantin hanya untuk belajar seharian di kelas.

"Ayo jajan!"ajak Reva
Dan dibalas anggukan oleh ketiga temannya yang sudah berdiri dihadapannya .

Mereka berempat berjalan meninggalkan kelas,dan berjalan menuju kantin, ketika hendak memesan makan dan duduk di tempat biasa, Reva melihat pemandangan itu lagi,ya bagaimana mungkin pemandangan itu hilang di hadapannya,karena kan mereka satu sekolah sudah pasti Reva akan selalu melihat pemandangan yang menyakitkan itu,melihat seorang yang disayang bermesraan di hadapan nya tiap saat menit detik,dia tau ucapan Arga tadi hanya candaan semata bukan bermaksud suka atau apa.

"Becanda lu tadi ga lucu Arga,tadi lu buat gue terbang kelangit dan sekarang lu buat gue jatuh lagi,iya gue tau itu cuma candaan lu aja,gue nya aja yang baperan kan,tapi ya siapa si yang ga baper digituin sama lu Arga,bisa ga si lu buat gue benci sama lu,udahlah males ngapain juga mikirin dia,kan gue udah janji buat lupain Arga."Batin Reva.

"Eh ngapa lu,va?"kata Rina yang mengagetkan Reva,Rina yang sedaritadi melihat Reva hanya melamun dan mematung sendiri.

"Gapapa Rin,ayo duduk!"Reva pun berjalan dan mencari tempat duduk yang biasa mereka tempati.

Ketiga temannya hanya tersenyum melihat sifat Reva yang seperti itu,mereka tau Reva adalah sosok yang tidak suka mengumbar kesedihannya dihadapan orang lain,walaupun mereka juga tau kalo mereka bersahabat sudah lama,tapi ya gitulah,urusan cinta dia sama Arga,Reva gapernah cerita kesahabatnya itu,maklumin aja, mungkin karena itu cinta pertamanya dan ia malu untuk mengungkapkan perasaanya.

"Saatnya makann"kata Rina bersemangat.

"Ehh liat deh"ucap Zahra yang kini tertuju pada dua orang di depannya.

"Kenapa?"tanya Relita.

"Arga Sama Icha ya?"gumam Reva

"Iyaa,gue ga nyangka banget deh mereka bisa pacaran gitu."kata Zahra sambil memegang sendok ditangannya nya

"Iya ih gue juga sama,ko bisa ya."lanjut Rina

"Ya bisa aja,si."kata Reva tanpa menengok dan melanjutkan makannya.

"Biarin aja Napa terserah mereka." ucap Relita,ya memang Relita sosok gadis yang seperti itu,tidak terlalu peduli urusan orang lain,beda halnya dengan tiga temannya itu,eh ralat dua temannya.

"Diem lu ta,urusin aja tuh rumus fisika,kimia lu."kata Rina kesal,oh iya Relita juga termasuk orang yang pintar di kelasnya dia tidak memikirkan apapun kecuali ya pelajaran,terkadang teman teman nya bosan ketika melihat Relita yang menyuruhnya belajar belajar belajar.

"Hem apaan si lu"jawab Relita ketus dan memajukan bibirnya kemudian langsung melahap makanan dihadapannya.

"Eh btw,mereka lucu juga,yaa."kata Zahra

"Udah udah makan,jadi ngomongin orang aje."ucap Reva

"Sirik lu ya" dilanjut oleh Rina dan menyodorkan sendok kearah muka Reva

"Ya ya ya,jangan boong lu"ucapnya lagi.

"Apaan si,lu."Reva tidak menggubris ucapan Rina ia menyingkirkan tangan Rina di hadapan mukanya itu dan membuat sendoknya terpental jatuh kelantai.

"Ambil ah,bodo!"

"Males banget,siapa suruh."
Kini mereka saling berpaling muka dan memasang raut wajah kesal masing masing

"Et dah lu bedua ribut Mulu."kata Zahra.

Ia kemudian mengambil sendok milik Rina yang terjatuh kelantai.

"Ayo gaes kita kekelas, bentar lagi masuk"ucap Relita yang sudah berdiri dan berniat kembali kekelas.

.
.
.
.
.
Bersambung

Guys jangan lupa vote ya❤️
Coment juga dong,maaf ya kalau alur nya belum jelas,intinya kalian bisa ngerti kan maksud dari cerita ku ini,oke baca sampai ending deh nanti juga kalian paham:)

Продолжить чтение

Вам также понравится

ALZELVIN Diazepam

Подростковая литература

5.9M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
GEONARA 𐙚 𝐝𝐢𝐧𝐚 𐙚

Подростковая литература

295K 13.5K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
HERIDA Siswanti Putri

Подростковая литература

621K 24.5K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
Love Hate C I C I

Подростковая литература

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...