While Her Guitar Gently Weeps

Av AzilAilama

695 46 8

Ini dia rasanya jadi cewek yang punya kakak cowok. Semua dialami Cessa dengan berawal dari Mas Danang yang pu... Mer

Part 2
Part 3
Part 4

Part 1

435 21 7
Av AzilAilama

WHILE HER GUITAR GENTLY WEEPS

Jari-jemari yang lentik itu bergerak lincah dari fret ke fret, dari senar ke senar, mengikuti alunan musik band heavy metal yang dipasang agak lebih pelan volumenya daripada amplifier gitar listrik itu sendiri.

Pemilik jari cantik yang tidak lazim dimiliki oleh seorang gitaris itu sesekali memejamkan matanya menikmati permainan gitarnya sendiri dan lagu dari band kesukaannya itu. Sesekali pula mulutnya bernyanyi tanpa suara--dia tau suaranya tidak sebagus permainan gitarnya.

Kamar Cessa--si gitaris berjari cantik itu tidak terlalu kedap akan suara, sehingga serasa penuh dengan kebisingan musik seperti dalam sebuah konser bahkan jika lewat didepan kamarnya akan terdengar jelas. Tetapi jika melihat menembus pintu kamar yang beberapa meter jaraknya dibelakangi oleh Cessa sedari tadi, kebisingan yang hampir sama terjadi.

Diluar kamar Cessa tepat didepan pintu, Danang abang Cessa berkali-kali menggedor dan berteriak memanggil Cessa. Sesekali Danang melihat kebelakang melalui bahunya sambil tersenyum mengharap maklum dari dua temannya yang berada di dalam kamarnya.

Pintu kamar Danang yang berada persis di seberang pintu kamar Cessa terbuka lebar, menunjukkan Dito, yang tadinya melihat-lihat koleksi action figure Danang sekarang menjulurkan kepala dan sedikit badannya--mulai tertarik dengan apa yang sedang Danang lakukan.

Sedangkan teman yang satunya, Arga masih santai membaca majalah alam milik Danang di tepian tempat tidur yang sejajar dengan pintu--setelah sebelumnya sekali tersenyum maklum kepada si pemilik kamar di depannya--lalu seperti tidak peduli dia kembali membaca majalah. Tetapi itu tidak akan lama, setelah...

"CESSAAAAA!!" teriakan keras ketiga dari Danang pun tidak berhasil didengar Cessa. Cowok itu lalu berinisiatif memutar gagang pintu Cessa yang ternyata tidak dikunci.

Pintu terbuka lebar, sekarang isi kamar Cessa benar-benar nampak dari seberang di kamar Danang. Kontan suara bising dari lagu heavy metal seolah menyerbu keluar ruangan dan sampai ke kamar Danang, mengagetkan dua orang didalamnya. Tidak hanya itu, diperlihatkan pula pemandangan seorang cewek berambut ikal panjang yang selalu nampak berantakan namun tergerai indah itu sedang bermain gitar, dia mengenakan celana tidur panjang bermotif gitar dan kaos abu-abu yang agak kebesaran.

"Wow..." Dito bergumam pelan, sekarang perlahan dia menggerakkan seluruh badannya keluar pintu kamar Danang.

Arga yang terkejut akibat suara bising sampai menjatuhkan majalahnya, tercengang ketika perhatiannya teralih pada Cessa yang nampak disela-sela tubuh Danang yang tengah berkacak pinggang.

Agak sekali berdegup kencang juga jantung Arga, dia pun sempat heran sendiri kenapa begitu. Tetapi yang jelas sedetik setelahnya dia sudah bisa menebak bahwa adik temannya itu adalah cewek urakan, tidak seperti...ah, lupakan. Hampir mengingatnya saja sudah membuat dada Arga nyeri.

Di waktu yang sama, Cessa merasakan ada hawa berbeda didalam kamarnya yang bersuhu rendah dari AC, dia juga merasa suara penuh musik dikamarnya agak terbagi ke ruangan lain. Makanya dia menghentikan permainan gitarnya lalu menoleh kebelakang, dan mendapati Danang abangnya.

"MAS DANAAAANG!!!" pekikan Cessa mengalahi suara vokalis heavy metal yang lagunya tengah dipasang itu. Cessa buru-buru memutar guitar strapnya sehingga gitarnya sekarang berada di punggung, lalu berlari menyosong abang kesayangannya itu dan memeluknya.

Danang mirip Cessa, wajah manis khas Jawa yang diturunkan oleh Ayahnya, dan dipadu kulit putih dan rambut cokelat dari Ibunya yang blasteran Jawa-Perancis. Namun dengan tubuh tinggi tegap dan rambut cepaknya, Danang lebih cocok berada di sekolah kedinasan dibanding Fakultas Sastranya yang sangat dia cintai itu.

"Woop.. Lo belum mandi ya? Ya ampun, dek.. Cewek bangun tidur bukannya mandi terus nyapu eh malah konser di kamar," ujar Danang sambil mengusap-usap kepala adiknya itu.

"Ngelebihin cerewetnya Ibu lo, Mas.." Cessa melepas pelukannya lalu menodong Danang dengan memasang tampang galak. "Lo kok ngga bilang-bilang dateng pagian sih, Mas? Kemaren di telfon katanya naik kereta sore."

Danang tertawa, "Kan ceritanya surprise, lo ngga mau gue dateng cepet-cepet emangnya?" Danang mengetuk pelan kepala Cessa yang membuat cewek itu nyengir cengengesan.

Namun tidak sampai semenit tawa Cessa hilang berganti ekspresi keheranan di wajahnya. Dia melihat dibalik punggung Danang, keluar melalui pintu kamarnya terdapat dua orang asing yang menonton adegan reuniannya tadi.

"Mas, itu siapa?" bisiknya pada Danang sambil matanya tidak lepas dari kedua orang itu.

Danang seperti teringat akan sesuatu, "Oh.. Ayo gue kenalin," ujarnya sambil berjalan santai keluar kamar Cessa. Cessa mengekorinya dari belakang, tak lama Danang berbalik badan.

"Gitarnya taruh dulu.." Danang geleng-geleng kepala.

"Oh iya," Cessa tergelak. Pantas saja dia merasa ada yang memberatinya ketika berjalan. Cessa pun meletakkan gitar listrik berwarna hitam dengan pinggiran garis putih di sekelilingnya itu ke atas kasurnya, lalu kemudian menyusul Danang.

Yang pertama mereka hampiri adalah Dito, sohib kuliah Danang yang satu itu wajahnya sangat manis dan ramah, dengan bibir yang seperti selalu melengkungkan senyum, ditambah lesung di kedua pipinya. Rambutnya dipangkas rapi dan dia memakai kacamata geeks minus.

Cessa senang melihatnya, menurutnya jika Dito memakai seragam sekolah pasti masih cocok. Lalu Cessa sejenak membayangkan jika Dito adalah anak baru di sekolahnya pasti semua murid cewek di sekolah heboh dan berebut menjadi pacarnya, termasuk Cessa yang biasanya tidak peduli. Dia mengulum senyumnya.

"Dit, mingkem lo. Kenalin nih, adik gue," Danang tertawa melihat temannya yang satu itu masih terpana melihat Cessa.

Dito sadar dan dengan cepat mengatupkan mulutnya, lalu menggelengkan kepalanya pelan kemudian mengulurkan tangan kepada Cessa sambil nyengir, "Oh, hai gue Dito. Sorry, abis gue speechless sih tadi ngeliat lo main gitar, keren banget," ujarnya jujur.

Cessa menjabat tangan Dito sambil tersenyum tersipu, "Gue Cessa, Kak. Hehe, thanks pujiannya," Cessa nyengir.

"Udeh, ngga usah ngegombal lo, Dit. Ngga usah lama-lama juga megang tangan adik gue. Lo abis main comberan kan tadi, belum cuci tangan," Danang terkekeh dan menghindari Dito yang berusaha menempelkan telapak tangannya ke muka Danang.

Lalu Cessa melihat teman Danang yang satu lagi, sedari tadi masih duduk terdiam di tepi tempat tidur Danang dan memperhatikan mereka. Cowok ini ngga sadar kalo dia keren, itu yang terlintas pertama kali di pikirannya.

Cowok yang dimaksud adalah Arga. Sebenarnya penampilan Arga sederhana, namun entah kenapa Cessa menangkap kharisma yang kuat dibalik kesan dingin dan cuek Arga. Warna sawo matang yang membungkus kulitnya, mata yang tajam, serta bagian wajah lainnya yang bagaikan pas semua ukurannya membuat Arga terlihat sangat tampan. Satu hal yang menarik Cessa adalah rambut Arga, panjang hampir menyentuh leher dan terkesan berantakan namun itu yang keren menurut Cessa, seperti personil band-band heavy metal kesukaanya.

Cessa berinisiatif mendatangi Arga, dia mengulurkan tangan, "Halo, Kak. Gue Cessa," Cessa tersenyum.

Sedetik Arga terdiam lalu sedikit mengangkat ujung bibirnya mencoba tersenyum, "Arga," jawabnya singkat dan dengan tidak kalah singkat menjabat tangan Cessa.

Danang dan Dito masuk ke kamar, memecah kecanggungan antara Cessa dengan Arga yang pendiam.

"Mas, lo bawa oleh-oleh buat gue kan kali ini? Bukan baju kotor kayak biasanya.." mata Cessa menyusuri setiap sudut kamar Danang mencari barang serupa oleh-oleh.

"Baju kotor kayak biasanya, dek.." Danang terkekeh dan berhasil membuat Cessa manyun. Dia lalu menghampiri adiknya dan merangkulnya, "Sorry, abisan gue ngga tau oleh-oleh sana yang cocok buat elo apaan. Nah, sebagai gantinya.." Danang menahan kalimatnya agar terkesan kejutan.

"Lo bakal traktir gue makan sea food sepuasnya. Nanti malem. Deal," sambung Cessa cepat, lalu melepas rangkulan abangnya kemudian meraih tangan kanan Danang dan menjabatnya tanda kesepakatan.

Danang tergagap, "S-sea food? Gue tadi mau bilang kalo gue mau bayarin lo makan di tukang bakso depan komplek.." jawabannya sukses membuat teman-temannya tertawa puas.

Cessa tersenyum merasa menang, "Kayaknya temen-temen lo setuju tuh, Mas" dia pun terkekeh sambil kabur ke kamarnya melarikan diri dari Danang. Cessa lalu mengunci kamarnya dan mulai melanjutkan kegiatannya tadi, bermain gitar dan memasang lagu heavy metal, dengan volume hampir penuh.

Sementara tanpa Cessa tahu, di kamar seberang sana dia menjadi topik hangat, khususnya oleh Dito.

"Asli, Dan. Hampir 3 tahun kita temenan di kuliah, lo ngga bilang-bilang punya adik cewek yang keren macem gitu." Dito menggeleng-geleng kecewa.

Danang tertawa menanggapi gerutuan sohibnya itu, "Yah elo ngga pernah nanya, lagian gue udah duga bakal gini kalo gue kenalin adik gue yang keren kayak Masnya itu," bela Danang membangga.

"Lo suka Cessa, Dit?" Arga bertanya tiba-tiba setelah menyimpulkan sendiri arti gelagat Dito dari tadi, dan dia merasa pertanyaan singkat ini tidaklah sederhana.

Dito yang tadinya mau menoyor kepala Danang akibat kesombongannya, menjadi terdiam. Pertanyaan si Arga ini, pikirnya, kok jadi gue pikirin serius ya?

"Yah..." Dito menimbang-nimbang. "Suka ya suka. Masa iya gue benci adik temen gue sendiri," lanjutnya yang entah nyambung atau tidak.

Dan kali ini Arga yang terdiam.

***

Part 1, done! Vote & comment supaya saya bisa tau antusiasme kalian dan jadi semangat nerusin cerita ini.

Thankies.

-AA

Fortsett å les

You'll Also Like

2.5M 274K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.4M 19.9K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
687K 80.6K 45
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
5M 37.2K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...