Pulang (Hanya tentang waktu s...

Von Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. Mehr

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Delapan

4.4K 338 25
Von Alqishthi

Sam sedang mengobati kaki Ranna, dan sebagaimana biasanya Ranna hanya menatap suaminya penuh kagum.

"Lain kali hati-hati. Jakarta sudah mulai hujan. Jangan lupa untuk bawa payung" ucap Sam tanpa menatap Ranna. Ranna mengangguk tanpa sepengelihatan Sam. Sam mengangkat kepalanya saat tak mendapat jawaban dari Ranna.

"Iya Sayang"
Sam pun mengangguk.

"Ah iya.. kamu jadi kan dateng ke acara ku?"tanya Ranna.

"Na.. masalah ini aku pikir.."

"Tuh! Mau alesan apa lagi kamu?" Ucap Ranna dan menarik kakinya

"Denger aku dulu"

Ranna sudah berdiri dengan bertolak pinggang.

"Engga! Kamu pasti cuma alasan aja! Aku bosen dengerin kamu" ucap Ranna

"Bukan gitu"

"Terus apa? Mau bilang ada operasi? Atau mau bilang apa? Cepet ngomong! Katanya mau di denger! Cepetan ngomong..mau alasan apa lagi kamu?"

"Kamu bisa ngga sih.. kalau kita lagi diskusi engga usah pake marah?, Sini duduk" Tanya Sam tenang dan mencoba menggapai tangan Ranna. Namun Ranna menampiknya.

"Jadi sekarang kamu mau bilang kalau aku pemarah? "

"Engga gitu sayang"

"Engga apa? Itu jelas-jelas kamu bilang gitu. Sekarang coba aku tanya, kapan kamu engga pernah alasan? "

"Aku engga alasan.. aku.."

"Terserah kamu!" Bentak Ranna dan meninggalkan Sam.

"Na.. Ranna. Pelan-pelan jalannya kaki kamu.." teriak Sam namun di jawab dengan bantingan pintu oleh Ranna.

Sam menggaruk-garuk rambutnya dengan kasar.

"Ya.. terus saja seperti itu Ranna! Terus begitu dan bunuh aku pelan-pelan" ucap Sam.

Malam itu Sam lagi-lagi terpaksa tidur di luar kamarnya, karna Ranna yang tak mau membuka pintu.
Dengan susah payah Sam berusaha untuk tidur di tempat tak nyaman itu. Hingga pada pukul 3 pagi lah Ia baru benar-benar bisa tertidur dan Sialnya baru sekitar 3 jam Sam tidur, Ia harus bangun karna di kagetkan oleh bantingan pintu dari Ranna lagi, sungguh tidak mengertikah Ranna bahwa Ia sangat perlu istirahat yang cukup karna hampir di setiap harinya Ia harus melakukan operasi-operasi penting yang dimana itu tidak bisa Ia tinggal tidur.

Sam langsung terduduk saat pintu kamar terbuka dan terbanting menutup lagi. Di lihatnya Ranna yang sudah rapi.
"Kamu mau kemana?" Tanya Sam dan melirik jam tangannya yang baru menunjukan pukul 6.15 pagi.

"Kerumah mamah" tentu saja mama yang di maksud Ranna adalah orang tua Sam.

Sontak saja Sam melintasi sofanya dengan melompat dan mendekat ke arah Ranna.

"Sayang.. kamu mau ngapain?"
Ucap Sam dengan wajah memelas.

"Mau cerita gimana sikap kamu sama aku" ucap Ranna.

Sam mencoba menahan tangan Ranna.

"Yah jangan dong.. nanti masalahnya jadi panjang. Jangan ya"

"Biar aja.." ucap Ranna yang akan pergi namun Sam masih menghadangnya.

"Kamu tega aku dimarahin mama?"

"Kamu aja tega sama aku!"

"Astaga Ranna.. itu cuma tentang acara perkumpulan..aku  engga selingkuh, atau melakukan KDRT. Kamu ngga perlu sampai segininnya"

"See.. lagi-lagi kamu menyepelekan. Kamu selalu menyepelekan segala sesuatunya kalau itu tentang aku!" Bentak Ranna. Matanya sudah berkaca-kaca menahan kemarahannya.

"Sayang.. serius deh.. kamu lagi datang bulan ya? Mood kamu itu buruk terus. Apa yang aku bilang kamu maksudin lain. Kamu mau bilang sama mama? Yaudah bilang.. apa perlu aku antar kesana?" Ucap Sam.

Ranna terdiam di tempatnya.

"Ayo aku antar.. bilangin semua ke mama. Gimana buruknya aku di mata kamu" ucap Sam dan menarik tangan Ranna. Ranna bergeming. Air matanya terjatuh begitu saja.

"Ayo!" Ucap Sam lagi.

Ranna melepaskan tangan Sam dan berjongkok di tempatnya. Ia menumpukan wajahnya pada kedua tumpukan tangannya.

"Kamu ngga pernah peduli sama aku" isak Ranna

Sam terdiam di tempatnya menahan kesal. Tangisan Ranna semakin terisak.

"Aku ngga pernah minta apa-apa. Aku cuma mau kamu dateng sekali aja.." ucap Ranna sesegukan.

Sam mengusap wajahnya kasar. Jika sudah seperti ini Ia kalah. Benar-benar kalah. Sam menunduk.

"Jangan nangis.. Iya aku datang.  I swear.. apapun yang terjadi. I'll come" ucap Sam. Ranna masih menangis di posisinya.

"Sayang udah dong.. aku ngga bisa liat kamu nangis" ucap Sam dan dengan lembut mengusap kepala Ranna.

"Kamu cuma takut sama mama. Kamu mau pergi karna mama, apa kamu juga menikahi aku karna mama?" Tanya Ranna pilu dan Ia juga mengangkat kepalanya. Sam menghapus air mata Ranna.

"Apa mama mengenal mu lebih dulu sebelum aku?" Tanya Sam.

Ranna menggeleng.

"Apa aku mengejar mu setelah kamu bertemu mama?"

Ranna menggeleng lagi.

"Aku yang mencoba mendapatkan mu atau kamu yang mencoba mendapatkan ku? Kamu bahkan terus menjauhi ku kan?" Ucap Sam.

Ranna terdiam.

"Apa aku pernah menyerah? Hingga saat ini?" Tanya Sam.

Ranna menggeleng lagi.

"Lalu bagaimana bisa kamu bilang aku tidak mencintai kamu? Gimana bisa kamu bilang semua karna mama?" Tanya Sam dan menyisipkan Rambut Ranna ke telinga.

Ranna tak mengatakan apa-apa lagi. Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa. Yang dikatan Sam semua benar. Namun entah mengapa sejak dulu hingga detik ini, Ia tak bisa mempercayai itu.

***
Berkumpul dan membicarakan Ranna sepertinya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari untuk Sam,Revi,cheryl dan tentu Nathan yang menjadi kan hal ini sebagai waktu menganilisis sikap Ranna.

"Dan gua bener-bener ngga tahan lagi. Gua harus gimana?" Ucap Sam.

"Than.. lu gimana?"

"Ya sabar! Dia juga kan belum kasih respon apa-apa" ucap Nathan.

"Aku fikir kamu cukup tampan untuk mencuri perhatian Ranna. Ternyata memang sulit mencari pria yang lebih dari Sam." Keluh Cheryl.

"Ya karna aku populer di kalangan perempuan muda. Bukan tante-tante seperti istrinya dokter Sam" ucap Nathan.

"Alasan" ucap Revi dan Natham hanya menatap Revi kesal. Seraya berjanji pada dirinya sendiri kalau Ia akan mendapatkan Ranna. Apapun yang terjadi.

"Oke.. tunggu saja 3 bulan.. ah engga.  Dalam dua bulan gua akan bikin Ranna pergi dari dokter Sam."

Sam mengangguk.

"Oke.. sangat dinantikan" ucap Sam. Nathan mengerucutkam bibirnya.

Pintu ruangan Sam di ketuk dan dengan perintah dari Sam seorang perawat pria masuk ke dalam.

"Maaf dok, ada bu Ranna"

"Ranna?" Ucap Sam dan dalam hitungan detik ketiga dokter yang ada di sana menghambur pergi. Namun sialnya tidak ada waktu untuk pergi sehingga mereka bertiga bersembunyi di balik pintu.

"Hei Sam.." sapa Ranna. Ranna menoleh menatap sang perawat dan hanya dengan membungkukan badan perawat itu pun keluar.

"Hai Sayang.. I miss you so" ucap Sam dan bergegas memeluk Ranna. Ia meletakan wajah Ranna ke dalam dadanya. Cheryl berhasil keluar namun belum dengan Revi dan Nathan. Ranna melepaskan diri.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Ranna dan akan menoleh namun wajahnya di tahan oleh Sam.

"Kangen kamu.. baru aja aku pikirin kamu udah dateng"

"Bohong.. kamu nyembunyiin sesuatu ya?"

Sam menggeleng.
"I just miss you badly.."

"Aneh banget.."

"Engga aneh dong.. semaleman kan kamu ngambek. Aku di kunciin di luar dan ya aku kangen peluk kamu" ucap Sam dan memeluk Ranna lagi. Revi berhasil lolos namun Nathan masih tertinggal. Ranna melepaskan diri dan akan menoleh lagi. Sam menangkup wajah Ranna.

"Some kisses maybe?"

"Apaan sih kamu.. di rumah sakit juga" ucap Ranna dan mencubit perut Sam.

"So what? Youre my wife. Ada yang masalah?"
Wajah Ranna merona merah.  Ia tersenyum malu. Sam mengusap pipi Ranna. Lalu tangan yang lainnya meminta Nathan keluar.

"Udah ah.. apaan sih. Malu tau. Aku bawain makan siang buat kamu." Ucap Ranna. Sam menghela napas lega. Ia berjalan menuju pintu dan menutupnya.

"Aku ngga yangka kamu kesini" ucap Sam dan duduk di sofa.

"Kenapa?" Tanya Ranna yang sudah menyiapkan makan siang dan lagi-lagi ayam kecap.

"Ya tadi pagi kan kamu marah"

Ranna menggeleng.
"Udah engga.."

Sam mengangguk mengerti.

"Syukurlah"

"Sam... Kamu kenal Nathan lee?" Tanya Ranna. Sam nyaris tersedak mendengarnya.

"Nathan lee siapa?"

Ranna memberikan kartu nama Nathan.

"Euhm.. mungkin salah satu dokter di sini." Ucap Sam. Ranna mengangguk.

"Kenapa?" Tanya Sam lagi. Ranna tersenyum dan menggeleng. Sam berpura-pura tak mau tau.

***
Ranna berjalan menuju IGD yang tak terlalu ramai hari ini. Ia mencoba mencari pria bernama Nathan Lee itu.
Beberapa perawat langsung saja menghampiri Ranna.

"Siang ibu.. Dokter Samnya sedang ada operasi saat ini." Ucap seorang perawar. Ranna menatap tanpa minat.

"Saya tau" jawab Ranna dan terus berjalan. Perawat tersebut masih mengikuti Ranna.

"Ada yang bisa saya bantu bu?"

"Tidak" ucap Ranna. Namun sedetik kemudian Ranna memutar tubuhnya menatap si perawat.

"Ah.. ada Nathan Lee?"

"Dokter Lee?"

Ranna mengedikan bahunya.

"Biar saya panggilkan ya bu" ucap perawat itu lagi dan Ranna hanya mengangguk.

Para perawat langsung berlari menuju ruang para dokter jaga. Nathan terlihat sedang memberikam rayuan kepada beberapa perawat.

" Dokter Nathan.."
Nathan menoleh dan tersenyum.
"Iya ?"

"Di cari bu Ranna"

"Ranna?" Tanya Nathan dan menaikan satu alisnya. Kemudian Ia mengangguk.

"Oke..makasih.. cantik" ucap Nathan dan melompat dari  atas meja yang Ia duduki.

Seseorang menahan tangan Nathan.

"Than...ada apa sama Bu Ranna?"

Nathan mengedikan bahunya.

"Menyukai ku maybe"

"Jangan macam-macam. Dia istrinya dokter Sam.."

Nathan memasang stetoskop di lehernya.

"Kalau dia suka pada ku, aku bisa apa?" Ucap Nathan dan meninggalkan rekan kerjanya itu.

***
Happy Reading..
Vote and commentnya pleasee :)

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

218K 7.5K 49
Shafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti kes...
42.2K 94 1
[Finished] 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝙀𝙩𝙝𝙚𝙧𝙚𝙖𝙡, 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢. Laki-laki yang sekuat tenaga harus dipaksa...
1.3K 98 31
Mengenai cinta pertama ku, dimasa kecil ku. Orang bilang, sudahlah lupakan, ini hanya cinta monyet. Jangan sok tahu! Cinta pertama ku bukanlah kepada...
2.6K 181 24
Bertemu kembali dengan mantan bukanlah hal yang aku inginkan. Tapi bagaimana ceritanya jika hal itu malah terjadi padaku. Aku kembali bertemu dengan...