Menulis dan Kamu

By Afnansyhrn

4.2K 431 98

Semua tentang menulis dan kamu. Panduan menarik lagi unik perihal dunia kepenulisan hanya ada di sini. Disa... More

Pengantar Menulis
Terima Kasih
Daftar Isi
Hakikat Menulis
Tujuan Menulis
Menulis itu?
Unsur-unsur dalam Menulis Part I
Unsur-unsur Menulis Part II
Daftar Penerbit
Daftar Redaksi
Mulai Menulis, kuy!
Menulis dan Kamu
Pemakaian Huruf
Penulisan Kata
Pemakaian Tanda Baca
Tentang Penulis

Menulis dari Hati

113 14 0
By Afnansyhrn

"Lakukan semuanya dari hati, suatu hari pasti akan sampai ke hati. Yakin!"

Afnan Syahirain 


Pada bab kali ini kita akan diskusi bersama tentang menulis dari hati. Kenapa menulis harus dari hati? Dan memang, apa yang dimaksud dengan menulis dari hati? Penting, gitu? Pasti eh pasti kawan-kawan semua bertanya-tanya apa maksud dari judul di atas.

Jadi, ayo, bersama kita bahas satu persatu. Menulis adalah kegiatan yang tersusun dan terencana secara kontinyu. Menghabiskan banyak waktu, menguras daya pikir dan olah perasaan juga hati. Saya rasa sudah pasti membutuhkan sesuatu yang lebih dari hanya kemauan dan komitmen.

Karena kalau-kalau suatu hari nanti kemauan itu tiba-tiba menghilang, komitmen pun ikut memudar. Lantas, dengan apa lagi kita akan bertahan? Nah, di sinilah pentingnya peran menulis dari hati.

Kawan-kawan pasti sudah tak asing lagi dengan banyak istilah 'dari hati'. Kesan pertama yang akan kita dapatkan begitu mendengar kata-kata di atas yaitu adalah sebuah ketulusan, cinta dan kesetiaan.

Sama halnya dengan menulis, hal itu pun berlaku. Menulis harus dari hati, karena dengan prinsip seperti itu kita akan mampu bertahan dalam setiap kondisi. Ketika motivasi diri menurun, kesibukan mulai menggerogoti waktu kita, rasa bosan, penat lagi lelah pun datang bertubi-tubi dan pada akhirnya mungkin kita akan merasa 'Kayaknya udah sampai di sini aja, deh. Aku cape'.

Padahal di sisi lain mungkin banyak pembaca yang sudah menanti-nanti karya kita, atau ada seseorang yang tertawa lagi tersenyum karena sudah membaca karya kita. Dan tidak menutup kemungkinan ada banyak orang yang merasa termotivasi dan terinspirasi dari karya kita.

Ketika kita melakukan semua hal dari hati, termasuk menulis dari hati. Sekuat dan sebesar apapun rintangan lagi masalah yang ada di hadapan kita bukanlah apa-apa. Semua itu tidak akan menghentikan langkah kita untuk terus melaju ke depan.

Ketika kita mulai menulis dari hati, kita akan lebih peduli pada kualitas tulisan kita sendiri. Fokus pada satu tujuan, dan konsisten berjalan dalam satu jalur kesuksesan. Ya, ketika kita sudah mulai menulis dari hati. Percayalah, itu sudah sebuah jaminan pasti untuk kesuksesan karir menulis kita ke depannya.

Tidak peduli dengan kondisi kita saat itu, siapa kita dan bagaimana kita. Kita akan terus belajar dan menulis. Menulis untuk belajar. Terus seperti itu hingga akhirnya kita baru menyadari bahwa ternyata diri ini mampu melampaui batas diri.

Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita menulis dari hati. Kawan, menulis bukanlah sesuatu yang didapatkan dari bakat alami. Menulis adalah sesuatu yang akan bisa kita dapatkan dari banyak perjuangan.

Perjuangan belajar dari banyak kesalahan, kesulitan dan kegagalan. Menulis bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan sekali dan 'Ya, bagus!'. Menulis adalah pembelajaran yang tidak akan berhenti selama kita terus memutuskan untuk menulis.

Jadi, ketika kita melakukan beberapa kesalahan ini dan itu. Tidak apa-apa, terus lanjutkan dan belajar. Perbaiki yang salah, kembangkan kembali yang benar, pertahankan yang baik. Terus seperti itu. Memutuskan untuk menulis sama dengan memutuskan untuk terus belajar.

Saya sendiri pun masih melakukan banyak kesalahan. Entah itu kesalahan dalam penulisan beberapa kata (typo), kesalahan dalam penggunaan bahasa yang efektif, tanda baca, dan masih banyak lagi.

Padahal saya mulai menulis sejak duduk di bangku SMP dulu hingga kini saya sudah duduk di bangku perkuliahan. Tak apa, habiskan stok kegagalan di masa muda. Tidak perlu takut dan malu. Karena pada dasarnya kita semua adalah sama; manusia yang tidak akan pernah mencapai titik sempurna.

Tetaplah menulis dan belajar. Belajar dan menulis. Tidak perlu dipusingkan dengan banyak penilaian. Selama perjalanan kita menulis dari hati, saya pastikan kawan-kawan akan mendapatkan banyak pembelajaran yang bermakna dan amat jarang ditemukan ketika kita hanya menulis untuk; misal- popularitas, iseng, dsb.

Tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Ketika kita sudah menulis dari hati, popularitas, jumlah pembaca, jumlah pengikut bukanlah hal yang akan kita jadikan tujuan. Itu hanyalah bonus, bonus bagi kita yang serius dan tekun menulis.

Serius, deh. Kita perlu percaya diri dengan tulisan kita. Mencintai cara menulis kita, ciri khas kita tersendiri dalam menulis. Jangan rendah diri, karena dengan karakter seperti itu kita tidak akan pernah bisa berkembang di manapun kita berada.

Yang diperintahkan itu rendah hati, bukan rendah diri. Ingat, baik-baik, ya. Mulai dari sekarang, katakan pada diri kawan-kawan. Bahwa, kita ini mampu melampaui batas diri kita sendiri. Kita ini mampu untuk menulis dari hati. Kita ini memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri. Kita ini perlu untuk terus percaya diri.

Ketika kita sudah menulis dari hati, akan ada banyak hal-hal baru yang akan tersingkap dan ditemukan. Yang mungkin bagi kita hal itu pun mustahil. Ketika kita menulis dari hati kita akan menemukan bagian terbaik dari diri kita sendiri.

Karena kita melakukannya dengan rasa cinta, tulus dan penuh dedikasi. Tidak perlu takut akan dibaca atau tidak tulisan kita nanti. Tidak perlu cemas akan kritikan dalam karya kita nanti. Teruslah menulis dan belajar, suatu hari nanti dan sudah pasti tulisan kita akan berguna juga. Yakin!

Tidak perlu menetapkan standar pasti kalau tulisan bagus itu harus begini dan begitu (terkait isi). Tulis saja apa yang bisa kita tulis saat ini. Tidak perlu banyak menuntut diri sendiri. Satu-persatu kita ajak diri ini untuk menulis dari hati.

Misal, minggu pertama kita menulis apa adanya; dengan masih banyak typo, kesalahan pada tanda baca dsb. Minggu kedua kita harus berjanji untuk memperbaiki apa yang salah di minggu pertama. Lalu, setelah diperbaiki jadikan itu sebagai kebiasaan baru kita. Karena tetap, walau bagaimanapun, sebagus apapun plot cerita kita, namun, jika banyak kesalahan dalam penulisan saya rasa itu akan menjadi hal yang 'setengah hati'. Katanya mau mulai menulis dari hati, bukan? Jadi, jangan setengah-setengah berdedikasi.

Menulis dari hati adalah kegiatan menuangkan isi kepala dan perasaan yang terolah secara jujur dan sederhana dalam sebuah tulisan yang akan menjadi projek panjang kita nanti tanpa menjadikan penilaian orang sebagai tujuan, menghargai dan menghormati kemampuan diri sendiri. Bertanggung jawab lagi tegas akan apa yang sudah digenggam berupa janji dan komitmen.

Dalam perjalanan kita nanti, mungkin akan ada banyak rintangan, jalan yang berliku, naik lagi menurun. Mungkin akan ada banyak cemoohan, kritikan dan tak jarang pasti akan ada banyak perkataan-perkataan yang berusaha menjatuhkan dan menghancurkan mental kita dalam menggunakan prinsip menulis dari hati.

Dan amat mungkin akan ada banyak kesulitan yang mau tidak mau harus kita hadapi. Seperti kesulitan dalam belajar menulis itu sendiri, tentang bagaimana agar porsi dialog dan narasi dalam karya kita agar seimbang dan menarik. Tentang bagaimana menulis tanpa typo dan menggunakan bahasa yang efektif. Tentang bagaimana memiliki alur cerita yang hidup. Tokoh-tokoh cerita yang didambakan dsb.

Sudah pasti juga kita akan menemukan banyak kegagalan. Kenapa harus menemukan banyak kegagalan? Bukankah kita sudah belajar sekuat tenaga? Dan, bukankah kita pun sudah mulai belajar menulis dari hati?

Justru itu kabar baiknya. Bagi orang-orang yang sering menemukan banyak kegagalan dalam hidupnya di saat ia sebenarnya sudah melakukan yang terbaik. Saat itu Tuhan sedang menginginkannya menjadi manusia dengan versi terbaik dari dirinya sendiri. Tuhan sedang mendidik kita secara langsung tentang arti kehidupan.

Bahwa, kehidupan bukanlah hal yang mudah. Tidak ada yang bisa benar-benar kita dapatkan sebelum kita berjuang dengan sepenuh hati. Tuhan saat itu sedang membantu kita untuk terus meningkatkan kemampuan diri kita sendiri. Tuhan saat itu sedang berbicara 'Jangan menyerah! Lakukan selalu yang terbaik! Ayo, sebentar lagi pintu keberhasilanmu akan datang!'.

Jangan menyerah, jangan rendah diri karena menemukan banyak kegagalan. Kalau menyerah mungkin kamu akan menyesal. Karena kamu tidak tahu kalau sebenarnya kamu sudah berada sejengkal lagi dari pintu keberhasilanmu sendiri.

Seharusnya kita patut bersyukur dan berbangga, kita ini adalah sosok para pejuang sejati. Tidak mudah hancur dan terjatuh ketika dihantam dan dilempar berkali-kali. Coba bayangkan? Jika saja Thomas Alfa Edison menyerah pada penemuannya yang ke 999 kali bisa jadi saat ini kita tidak bisa menikmati cahaya lampu dan teknologi mutakhir lainnya.

Coba bayangkan? Jika saja JK. Rowling dulu menyerah mengirim naskah novelnya dan ditolak beratus kali oleh banyak penerbit. Saat ini mungkin kita tidak bisa menikmati karyanya yang spektakuler dan menginspirasi. Perlu kawan-kawan ketahui, JK. Rowling menulis dulu di keadaan saat ia sedang depresi. Kehidupannya sedang berada di titik paling bawah. Bahkan, saking miskinnya dulu ia pernah menulis di lembaran-lembaran tissue.

Orang-orang hebat tercipta dari banyak kegagalan, luka dan pengorbanan. Tapi, mereka lebih memilih untuk terus hadapi dan menjalaninya dengan sepenuh hati. Ikhlas menerima, tidak mengeluh dan tidak rendah diri serta terus berusaha mengembangkan kemampuannya sendiri.

Karena alasan itulah saya ingin mengajak kawan-kawan di sini untuk bersama menulis dari hati. Saya ingin kita bersama-sama arungi perjalanan panjang ini dengan kekuatan yang penuh.

Karena hanya hatilah yang mampu bertahan di saat sudah tak ada lagi harapan. Karena hanya hatilah yang mampu memaafkan di saat mungkin kita sudah menemukan banyak kekecewaan. Karena hanya hatilah yang mampu membesarkan di saat kita merasa sempit dan sulit. Karena hanya hatilah yang mampu menerima di saat kita sendiri bahkan sulit menerima banyak kegagalan.

Karena hanya dengan menulis dari hatilah kita akan mengerti dan memahami, bahwa kegagalan nanti yang akan kita temukan dalam perjalanan sebenarnya adalah tangga-tangga penggiring menuju pintu keberhasilan. Kesulitan, kegagalan dan pengorbanan bukanlah apa-apa selagi hati kita ini lapang menerima dan kuat lagi tangguh bertahan.

Kawan, perhaluslah hati dalam menjalani hidup. Termasuk dalam menulis ini, karena sebenarnya di saat kita sedang menulis; apalagi menulis dari hati. Saat itu kita sedang berkomunikasi dengan banyak orang bahkan jiwa mereka.

Tentang saling menghibur melalui tulisan kita, tentang saling menginspirasi melalui tulisan kita, tentang saling berbagi kisah dan menguatkan satu sama lain, bahkan tentang saling mengobati luka. Ya, kita sedang berkomunikasi saat itu. Akan jauh lebih baik jika semuanya dilakukan dari hati, bukan?

Karena dengan prinsip kita yang seperti itu, sesungguhnya kita sedang membantu membuat dunia ini agar menjadi lebih baik, damai dan penuh dengan cinta. 

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 714 9
⠀⠀Bagaimana jika 8 pemuda menjadi pendengar dari kisahnya Bumi? ⠀⠀ ⠀⠀──────────────── ⠀⠀"Jika seluruh manusia di muka Bumi ini diberikan kesempatan u...
3K 981 41
Tentang Erina, yang merasa dirinya seperti kentang. Lalu ditantang menjadi bintang, oleh cowok berhidung mancung, yang pantang berutang. · · • • • ࿙✩...
755 171 38
Dunia Neverland Merupakan sebuah dunia yang patuh akan peraturan yang dibuat oleh Sepasang Saudara dan Mengunci Segala Kekuatan Kutukan demi Keselama...
2.8M 436K 50
your source of happiness