immature ◆ surene

Autorstwa rebeccarsx

40.4K 3.2K 87

[COMPLETED] Bae Irene tidak mau mengenal dan berurusan dengan cinta. Baginya cinta hanya akan berujung pada p... Więcej

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Epilogue

Chapter 10

1.8K 205 6
Autorstwa rebeccarsx

Seul-ie❤

Batal menginap. Maaf:(

Sebagai gantinya ku belikan liptint.

Hm. Aku mengerti.

Sampai jumpa besok.

Irene mengunci layar ponselnya dan memasukannya ke dalam saku. Saat ini, ia didalam mobil Suho dalam suasana hening. Suho berencana membawanya ke suatu tempat. Begitu yang Suho utarakan padanya tadi.

Kembali dalam pikirannya berkecamuk. Irene kehabisan cara untuk membuat Suho menyerah padanya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Rasa bersalah semakin memenuhinya. Ia tak kuasa saat melihat raut kekecewaan Suho tadi.

Jujur saja, Irene juga merasa nyaman saat berada di dekat pemuda itu. Ia tidak memungkiri bahwa ia juga memiliki perasaan lebih pada Suho. Tapi ia belum siap untuk memulai sebuah hubungan. Ia terlalu pengecut untuk hal itu.

"Suho, mengapa kau tak menyerah saja?"

"Tidak ada alasan untuk itu."

"Kau tahu, aku belum siap untuk hal semacam itu."

"Apa yang kau khawatirkan? Jujurlah."

"Tersakiti. Ditinggalkan. Aku tidak mau merasakan itu... lagi."

"Aku tidak akan seperti itu. Apakah aku terkesan main-main padamu?"

"Entahlah. Aku bingung."

Mobil Suho sudah berhenti. Itu tandanya mereka sudah tiba di tempat tujuan. Irene beranjak keluar dari mobil.

Ternyata pantai yang mereka datangi waktu itu. Deburan ombak dan hembusan angin malam menyejukkan pikiran Irene. Ia merasa tenang.

Suho perlahan meraih jemari kanan Irene. Mengenggamnya.

"Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini?"

"Melihat eommamu bercumbu bersama selingkuhannya sedangkan appamu sekarat hingga meninggal. Apakah hal itu membuatmu percaya akan hal konyol semacam komitmen? Mereka menikah namun tidak ada cinta diantara mereka. Apalagi hanya sekedar berpacaran, hal seperti itu pasti terjadi."

"Irene, jangan berpaku hanya pada realita yang buruk. Lihatlah ada realita yang baik. Contohnya lihat ke arah sana!" Suho menunjuk ke sebelah barat.

"Kakek dan nenek itu saling mencintai hingga usia tua mereka. Lihat senyum tulus kakek itu dan betapa eratnya lengan nenek itu melingkar di lengan pasangannya." sambungnya.

Irene tersadar. Ia selama ini hanya melihat yang didepan matanya saja. Ia tidak tahu bahwa tidak semuanya seburuk yang ia pikirkan.

"Irene, tolong beri aku kesempatan. Aku mencintaimu."

Ini sungguh tidak sehat. Jantung Irene berpacu kencang.

"Kim Suho sialan!" batinnya menjerit. Ia rasa, ia goyah.

"B-baiklah. Akan kucoba."

"Benarkah? Aku tidak akan melakukan hal seburuk itu padamu. Pegang perkataanku." Suho menatap dalam mata Irene. Irenepun hanya bisa tersenyum.

Akhirnya. Pertahanannya goyah bahkan hancur. Ia memutuskan membuka hatinya untuk seorang Kim Suho.

----IMMATURE----


"Hari ini kau terlihat sangat bahagia." Seulgi memperhatikan wajah Irene dengan seksama.

"Sejujurnya, aku sudah... dengan Suho."

"Sudah apa? Yak! Irene jangan gila!" Seulgi memukul keras pundah Irene.

"Dasar gadis barbar. Jangan mesum saja isi otakmu itu! Maksudku aku sudah berpacaran dengannya."

"Benarkah? Wow seorang Bae Irene sudah tidak anti-cinta lagi."

"Haish!" Irene memutar bola matanya.

"Sehunnnn! Ada kabar gembira!" Seulgi berlari ke arah Sehun yang sedang berkutat dengan game di ponselnya.

"Apa?"

"Irene dan Suho sudah berpacaran!"

Sehun membulatkan matanya. Namun sedetik kemudian ekspresinya santai saja.

"Wah selamat! Traktir kami bubble tea boleh lah." Sehun menaik-naikan alisnya.

"Ish! Memanfaatkan situasi!" Irene mencibir.

---IMMATURE---

"Selamat ya." Bisik Sehun pada Irene yang duduk di sebelahnya.
Kebetulan Seulgi sedang ke kamar mandi. Mereka sedang di perpustakaan untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Huh? Iya terimakasih."

"Tenang saja, aku sudah tidak menaruh perasaan lagi padamu."

"Baguslah. Apakah kau berpaling apda Seulgi pada akhirnya?" Irene bertanya dengan penuh antusias.

"Hahaha.. Entahlah. Aku belum bisa menilai perasaanku sendiri."

"Ketahuilah dia sangat menyukaimu."

"Aku tahu."

"Terimakasih Sehun."

"Untuk?"

"Bersikap dewasa dan tidak memaksaku untuk memiliki perasaan yang sama padamu. Dulu."

"Aku hanya bersikap sebagaimana lelaki patutnya bersikap."

"Oh Sehun dengan segala keangkuhannya. Menyesal telah memujimu tadi." Irene memutar bola matanya kesal.

"Eh? Seulgi?" Irene sedikit terkejut saat Seulgi menarik kursi di sebelahnya dan duduk.

"Uh.. Aku terlalu bodoh untuk mengerti hal ini." Ekspresinya sangat datar namun sorot matanya menunjukan kekecewaan.

"Maaf aku tid-"

"Tidak apa, Irene. Aku juga akan begitu jika jadi kau. Aku mengerti." Seulgi tersenyum namun terlihat dipaksakan.

"Seulgi, biar aku ce-"

"Tidak apa, Sehun. Aku sungguh tidak apa-apa."

"Uhm kalau begitu aku akan kembali kekelas untuk mengambil buku catatan yang tertinggal. Sebentar ya." Seulgi berlari dengan terburu-buru. Irene tahu bahunya bergetar. Seulgi pasti menangis. Ia merasa sangat bersalah.

Sehunpun juga begitu. Ia terlihat kebingungan.

"Irene, sebaiknya biar aku yang menyusulnya. Sedikit penjelasan untuknya pasti ia akan merasa lebih baik."

"Baiklah. Kabari aku."

Sehun mengangguk dan beranjak dari kursinya dan menyusul Seulgi.

Sehun mendapati gadis itu menenggelamkan kepalanya di kedua lengannya diatas meja. Bahunya bergetar. Kondisi kelas yang sangat sepi karena sedang jam kosong membuat suara isakan pelan itu terdengar jelas.

"Seulgi... Aku minta maaf. Dengan sangat." Sehun duduk di bangku dekat Seulgi. Gadis itu tetap menangis.

"Aku rasa Irene tidak mau membuatmu sakit hati. Ini sepenuhnya salahku. Aku yang menyukai Irene. Irene tidak menyukaiku." Sehun membelai lembut rambut Seulgi.

"Maaf. Dan tentang perasaanmu, buat aku merasakan hal yang sama. Jujur saja aku sudah mulai merasakan sedikit perasaan seperti itu padamu."

Seulgi dengan sekejap mengangkat wajahnya. Dan wajah cantik itu terlihat sangat merah dan berantakan karena air mata nya.

Sehun dengan sigap mengambil sapu tangannya dan membersihkan wajah Seulgi.

Pemuda itu tersenyum.

"Jangan menangis lagi. Aku tidak menyukainya." Sehun membelai surai Seulgi dengan lembut.

----IMMATURE----

"

Hai!" Kai datang dengan tiba-tiba dan langsung melingkarkan legannya di bahu Irene.

"Lepaskan. Tidak sopan sekali." Irene berucap sinis.

"Jadi Kim Suho orang yang tidak sopan? Dia kan sering begini padamu."

"Itu kasus yang berbeda."

"Mengapa? Apa karna warna kulit kami juga berbeda?"

Irene tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahah.. Kau sensitif sekali. Bukan seperti itu maksudku."

"Lalu?"

"Karena Kim Suho kekasihku. Dan kau bukan."

"Jadi aku terlambat ya?"

"Jika kau tidak terlambatpun, itu tidak mengubah apapun."

"Wah.. Nona, bicaramu lembut sekali." Sarkas Kai pada Irene.

"Lihatlah arah jam 9. Gadis itu tertarik padamu." Kai refleks melihat arah yang dimaksud Irene.

"Joy?"

"Hum. Cantik kan? Sana cepat!"

"Kau gila, ya? Untung sayang." Kai mengomel.

"Lebih baik dengannya daripada kau sendiri terus menerus."

"Yah.. Tidak buruk juga idemu."

"Dasar pembual, playboy, cassanova! Bualannya tidak akan sanggup menghancurkan pertahananku. Perlakuan Suho lah yang sanggup mengahancurkannya." batin gadis itu.

Senyum tipis tercetak di wajah cantiknya.

Suho sudah benar-benar memiliki hatinya.

To be continued

Waaaaahhhh akhirnya aku tidak buntu lagi

Makasih semuanyaa. Ini on the way to ending ya. Thanks thanks❤
Jangan jadi silent readers ya seengganya hargain ide-ideku ini hehe

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

179K 8.7K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
812K 39.1K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
34.4K 2.9K 20
Sehun and Irene oneshoot collection. 🍋ainiierv 2020
405K 41.1K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...