Bulletproof [BTS]

Od cinderellan

75.1K 6.6K 377

WINNER OF WATTYS 2018; THE REVISIONIST. "The karma train will come run to you over." All BTS' members as the... Více

1. INTRO
2. FIRST CASE
3. KIDNAP
4. SUSPECT 0.1
5. INTERROGATION
6. RUNAWAY
7. DNA 0.1
8. "I HEARD..."
9. SKETCH
10. DNA 0.2
11. GSR
12. LOCATION DETECTED
13. INTERCEPTION
14. SUSPECT 0.2
15. REVEALED
17. MIANHAE
18. FIND YOU
19. BE ALRIGHT
20. CHANGED - END
THANK YOU!
Another Thank You!
The Casts
!!!

16. CAUGHT IN A LIE

1.9K 256 7
Od cinderellan

[ run ]

- Seoul Crime Lab -

Namjoon dan Hyunjae kembali ke ruang introgasi.

Kali ini hakim Min sudah ditemani oleh pengacaranya.

"Agen Namjoon, kalian punya bukti apa untuk menahan klien-ku?"

Namjoon hanya menatap tajam pengacara hakim Min.

"Hakim Min, kami menemukan pistol di laci meja kerjamu." Hyunjae memulai.

"Tentu saja ia mempunyai izin untuk menyimpan senjata. Itu untuk perlindungan diri."

Oh tentu saja sang pengacara akan membela klien-nya.

Hakim Min diam.

Ia menatap pistol yang sudah diletakkan Hyunjae dihadapannya.

"Pistol ini cocok dengan peluru yang kami temukan di TKP maupun pada tubuh korban." lanjut Hyunjae.

"Berbicaralah hakim Min, tidak ada gunanya lagi kau menutupi semuanya." kali ini Namjoon bersuara.

"Hah."

Hakim Min hanya mendengus kasar.

"Jika kalian ingin berbicara dengan klien-ku, kalian bisa berbicara kepadaku. Hakim Min, Anda tidak perlu berbicara apapun."

"Surat tuntutan akan segera keluar. Tidak ada yang bisa kau lakukan lagi. Semua sudah berakhir, tuan Min Yoongi." ucap Namjoon.

Kemudian Namjoon dan Hyunjae meninggalkan hakim Min dan pengacaranya.

Selesai menemui hakim Min, Hyunjae pergi untuk menemui Jimin.

Ya, Park Jimin.

Semenjak Jimin menceritakan semuanya bahwa hakim Min adalah otak dari segala penculikan dan pembunuhan tersebut, Hyunjae benar-benar menepati janjinya.

"Aku sudah meminta kepada mereka agar kau ditepatkan di rutan Busan."

"Benarkah? K-kau benar-benar melakukan itu?"

"Tentu saja. Kau sudah banyak membantu, Jimin-ssi."

"T-tapi apakah dia tahu bahwa aku telah menceritakan semuanya? Bagaimana jika ia menyewa seseorang untuk membunuhku nanti? Atau ia akan melakukan sesuatu kepada Jihyun-"

"Park Jimin-"

Panggilan Hyunjae sukses membuat Jimin berhenti.

Hyunjae sangat paham kalau Jimin masih merasa takut.

"Kau tidak perlu khawatir. Tidak ada yang akan membunuhmu maupun mencelakai adikmu. Aku jamin itu."

"Gomapseumnida." ucap Jimin tulus.

Hyunjae hanya tersenyum.

"Sebenarnya Jimin-ssi, kau dan kedua temanmu akan menjadi saksi dalam pengadilan hakim Min-"

Ucapan Hyunjae membuat Jimin lemas.

"Kedua temanmu itu tentu saja akan membela hakim Min. Tapi kau-"

Hyunjae diam sejenak dan menatap Jimin sejenak.

"Kau tidak akan membelanya bukan?"

Jimin berpikir keras.

Ia harus memilih untuk memihak hakim Min atau mengkhianatinya.

"Jimin-ssi." panggil Hyunjae.

"Aku tahu kau merasa takut, tapi sekarang semuanya telah berakhir. Ini saatnya kau mengungkapkan kepada semua orang betapa busuknya hakim Min."

Jimin mengacak-acak rambutnya.

"Kau bilang, kalau kau ingin bertanggung jawab bukan?" tanya Hyunjae.

Jimin mengangguk.

"Kalau begitu, gunakanlah kesempatan dipersidangan nanti."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

Jieun berjalan tergesa-gesa. Dengan mata yang sudah memerah dan amarah dalam dirinya, ia kembali menuju ruang introgasi.

Brak

Jieun membuka kasar pintu introgasi.

"Jieun-ah?!" Namjoon tersontak.

Begitu juga dengan Jungkook.

"Tinggalkan aku dan dia." pinta Jieun kepada Namjoon.

"Tapi kau-"

"Kumohon." tegas Jieun.

"Baiklah. Jangan berlama-lama. Ia harus kembali ke sel."

Namjoon segera meninggalkan Jieun dan Jungkook di ruangan tersebut.

Jungkook tak henti-hentinya menatap Jieun.

"Kau-" Jieun menggantung kata-katanya. "Tidak mungkin."

Kemudian ia menggelengkan kepalanya kasar.

"Jieun-ssi-"

Jieun langsung menatap tajam Jungkook.

"Buktikan. Buktikan kepadaku kalau kau adalah kakakku."

Jungkook diam.

Ia tidak tahu harus melakukan apa untuk saat ini.

Jieun kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik kerah kemejanya.

"Eomma-ku pernah memberiku dan kakakku kalung ini. Apa kau mempunyai kalung seperti ini, hah?"

Jungkook masih diam sambil menatap kalung yang menggantung di leher Jieun.

"Tch, eomma salah besar. Kau-" tunjuk Jieun kepada Jungkook.

"Kau bukanlah kakakku dan kau bukanlah anak dari eomma-ku. Karena aku tahu, kakakku bukanlah orang yang jahat."

Jungkook terdiam.

Bahkan ia menahan nafasnya setelah mendengar kalimat terakhir yang Jieun lontarkan.

Kemudian Jieun segera meninggalkan Jungkook dan ruangan itu dengan penuh emosi.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Rutan Seoul -

[ Jungkook's POV ]
Mengapa semuanya menjadi rumit?

Mengapa aku menjadi pengecut di depan gadis itu?

Aku merutuki diriku sendiri.

Sungguh, aku tak tahu harus bagaimana saat Jieun menemuiku tadi.

Di satu sisi, aku takut ia benar-benar akan membenciku dan ia sepertinya memang membenciku.

Di sisi lain aku senang karena ia telah mengetahui kalau aku adalah kakaknya walaupun ia belum tahu kebenarannya.

"Jieun-ah, kau tumbuh dengan sangat baik. Kau gadis yang sangat kuat." gumamku.

Kalung.

Aku ingat dengan kalung itu.

Kalung dengan bandul yin-yang.

Milikku bewarna hitam sementara Jieun putih.

Kalung perak itu dibelikan oleh eomma sebelum kami berpisah.

Ah, dimana aku meletakkan kalung itu?

Aku berusaha mengingat-ingat namun gagal.

Aku benar-benar tidak ingat kapan terakhir kali kugunakan.

"Aish pabo!"

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

[ Hyunjae POV ]
Sejak aku meninggalkannya di ruangan, aku sama sekali tidak melihat Jieun.

"Apa kau melihat Jieun?" tanyaku kepada Hoseok.

Kami berdua sedang berada di kafetaria.

Maklum kami sangat sibuk hingga melupakan makan siang.

"Tidak. Memang kenapa?" balas Hoseok dengan mulut penuh ramyeon.

"Ani. Sepertinya ia sudah mengetahui kalau Jungkook adalah kakaknya."

Hoseok tersedak setelah mendengar ucapanku.

"Aish, telan dulu!" teriakku sambil menyerahkan minum kepada namja di depanku.

Setelah melegakan tenggorokannya Hoseok melanjutkan percakapan.

"Kau serius?"

"Eoh, tadi aku melihat ia seperti berbicara serius dengan eomma-nya. Tapi entahlah, aku tidak mau ikut campur."

Hoseok mengangguk dan ia setuju denganku.

Tapi aku sangat khawatir dengan Jieun.

Aish, dimana anak itu.

Setelah selesai, aku dan Hoseok kembali ke ruangan masing-masing.

"Oh? Jieun-ah! Kau dari mana saja? Aku mencarimu." keluhku.

Kemudian ia mendongak ke arahku.

Astaga Jieun sangat berantakan.

Matanya sembab dan hidungnya memerah.

"A-apa yang terjadi?" tanyaku panik.

"Katakan kepadaku. Kau tahu kan kalau Jungkook adalah kakakku?"

Aku terdiam.

"Kumohon jangan sembunyikan apapun lagi kepadaku-" ujar Jieun kemudian terisak.

"A-aku tidak bisa menerima kenyataan kalau ia adalah kakakku." sambungnya.

Aku segera menarik kursi kerjaku dan mendekat kepada Jieun.

Aku segera memeluk Jieun untuk memberinya ketenangan.

Aku tak tega melihatnya seperti ini.

Sungguh baru kali ini aku melihat ia seperti ini.

"Mianhae Jieun-ah mianhae. Seharusnya aku tidak melakukan itu-"

Jujur aku sangat merasa bersalah.

Jika aku tahu akan berakhir seperti ini aku akan memberitahunya.

"Bagaimana bisa DNA Jungkook cocok dengan DNA ibuku?"

"Aku juga tidak tahu. Aku sudah berkali-kali memeriksanya dan hasil yang keluar tetap sama."

Jieun menarik nafas.

Aku menepuk bahunya agar ia sedikit tenang.

"Tidak. Ia bukan kakakku. Ia bahkan tidak mempunyai kalung ini."

Jieun menunjukkanku sebuah kalung pasangan.

"Yin-yang?" ucapku.

Jieun mengangguk.

"Dulu sebelum kami berpisah, eomma membelikanku dan kakakku kalung yin dan yang. Aku bewarna putih dan ia bewarna hitam." jelas Jieun.

Kemudian aku teringat sesuatu.

"Aku rasa aku pernah melihat ini-" kemudian kalimatku terhenti.

Aku menatap Jieun

Jieun tercengang bahkan tubuhnya ikut menegang.

"Jangan katakan-"

Kami segera menuju ke ruangan penyimpanan.

Aku dan Jieun kembali membongkar barang bukti yang kami ambil dari apartemen Jungkook.

Kemudian mataku tertuju kepada sebuah benda yang kami cari.

"Jieun-ah."

Aku menyerahkan kalung itu kepada Jieun.

Jieun terdiam lemas.

"Bagaimana ini?" ucapnya.

"Jieun-ah, aku tahu kau tidak bisa menerima ini. Tapi ia adalah kakakmu. Kakak kandungmu."

Jieun menatap kalung itu kemudian mengeluarkannnya dari kantung bukti.

"Aku ambil ini." ucapnya.

Kemudian aku mengangguk.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

Hari ini, surat tuntutan kepada hakim Min keluar.

Sembari menunggu Namjoon dan Jin mengambil surat tuntutan tersebut, aku dan Hoseok menemui hakim Min.

"Jadi apa kau masih akan menyangkal bahwa kau tidak bersalah?" tanyaku kepada hakim Min.

"Klienku tidak melakukan tindak kriminal apapun." ucap pengacara hakim Min.

"Apa kau ada bukti? Karena kami mempunyai banyak bukti. Oh dan juga beberapa saksi." ujar Hoseok.

Hakim Min mendongak ke arah kami.

"Kim Taehyung, Jeon Jungkook dan Park Jimin. Mereka akan bersaksi di pengadilan. Oh dan jangan lupakan Jung Haneul. Gadis terakhir yang kau culik." ucapku dengan penuh kesinisan.

Hakim Min mengepalkan kedua tangannya.

Ia terlihat sangat kesal sekarang.

Tiba-tiba telepon ku berdering.

Itu adalah Namjoon.

Ia memberitahuku bahwa surat tuntutan sudah dikeluarkan.

"Sampai bertemu di pengadilan." ucapku dan beranjak dari tempat duduk.

"Jamkkanman-" hakim Min bersuara.

Aku dan Hoseok berhenti.

"Kau bilang, mereka bertiga akan menjadi saksiku?"

"Eoh, majja." jawab Hoseok

"Hakim Min, jangan berbicara apapun." pengacara hakim Min memperingatkan.

"Aku punya mulut dan suara, pengacara Song. Aku harus berbicara juga." hakim Min memperingatkan pengacaranya sendiri.

Sungguh menyedihkan.

"Kalian sangat salah jika menjadikan mereka bertiga sebagai saksiku." ucap hakim Min.

"Kita buktikan saja nanti. Oh dan juga hakim Min-" aku menggantungkan kalimatku.

"Mengapa kau tiba-tiba mengenal mereka? Bukankah kau kemarin mengaku tidak kenal dengan mereka?" tanyaku.

Hakim Min terdiam.

Sementara pengacaranya hanya bisa mendengus kasar.

Aku pun tersenyum puas.

Kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

"Bodoh bukan? Bagaimana bisa ia menjadi hakim, sih?" Hoseok tidak berhenti tertawa setelah keluar dari ruang introgasi.

"Molla. Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga." ucapku.

Hoseok masih tertawa, "Benar. Kalau hakim Min, sudah jatuh tertimpa tangga pula." kemudian ia kembali tertawa.

Entah kerasukan apa aku pun ikut tertawa.

"Ya! Kau senang sekali melihat orang lain menderita eoh?"

[ stay ]

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

BTS Theory Od ꐟ

Nezařaditelné

277K 15.7K 45
[ 𝐛𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐧𝐚𝐥𝐲𝐬𝐢𝐬 ] - from this chapter. our story began. welcome to hyyh universe. it's danger. cause when you into this univer...
83.1K 7.2K 51
【 On Going 】 GIRLS Series #1 - - - Blurb: Dia Alexiore, seorang gadis dengan kedinginan melebihi rata-rata tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya...
395K 12.2K 100
Dalam hal menulis, aku akui bahwa aku tidak pandai dalam merangkai kata-kata dengan benar. Sajak ini dari seorang gadis yang sedang senang merindu...
5.5K 1.3K 104
Hancur. Itulah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Panti Asuhan Bakti Mulia setelah kepala sekolah mereka, Pak Stenley, menjadi terdakwa ata...