This Is Me

By HaiSugar

20.8K 1.3K 778

Kau seharusnya tau, kalau cinta dapat berubah menjadi mengerikan. -Bloody Lover- ________________________... More

-Chapter 1-
-Chapter 2-
-Chapter 3-
-Chapter 5-
-Chapter 6-
-Chapter 7-
-Chapter 8-
-Chapter 9-
-Chapter 10-
-Chapter 11-
-Chapter 12-

-Chapter 4-

1.3K 129 33
By HaiSugar

Dia membalikkan badannya kemudian masuk kedalam apartemennya dan merebahkan badannya diatas kasur.

"Hmmhh, kurasa polisi belum menemukan jasadnya" Ucapnya sambil tersenyum puas. Dia memejamkan matanya sebentar. Kemudian kembali membukannya dan bangkit dari kasur. Dia menuju komputer yang berada disebelah lemari berwarna coklat. Apartemennya nampak kecil dan sederhana. Ruang tamu dan tempat tidur berada dalam satu ruangan. Hanya ada dua tambahan ruangan berukuran lebih kecil dari ruangan utama itu, yaitu dapur dan kamar mandi. Kamar mandinya  terletak agak dibagian depan dekat pintu masukd. Sebelum menghidupkan komputer, dia menyalakan tv dengan remote yang kebetulan ada dimeja komputer itu.

"Eh?" Dia tersenyum mengejek. Channel yang tersetel otomatis saat TV dihidupkan, kebetulan sedang menayangkan berita. Berita yang dibahas saat itu merupakan berita tentang dirinya.

"Kurasa tidak ada motif khusus dibalik 6 pembuhunuhan yang terjadi belakangan ini. Pria ini sepertinya seorang psikopat dan harus segera ditangkap. Kami tidak ingin meresahkan masyarakat lebih jauh. Walaupun, Bloody Lover memang terbilang halus dalam melakukan aksinya, nanti pasti akan terjadi kesalahan kecil yang dibuatnya sehingga kami bisa menangkapnya. Kami sudah menggerahkan team detektif terbaik kami untuk menangkap pembunuh gila ini. Kami harap warga Tokyo untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal. Maksudku, jika kau mempunyai kenalan baru dan dia nampak mencurigakan berhati-hatilah"

Suara polisi didalam TV itu membuat laki-laki ini semakin tersenyum lebar. Namun bukan senyuman yang manis. Melainkan, sebuah senyuman mengerikan. Hasrat didalam hatinya semakin menggebu-gebu untuk melanjutkan aksinya. Sebelumnya, dia tidak terlalu sering mendengarkan berita, apalagi tentang dirinya. Walaupun dia tahu kalau dirinya yang berjulukan Bloody Lover ini sudah sangat terkenal. Laki-laki ini memutar kursinya yang awalnya menghadap kearah komputer menjadi kearah TV. Dia memperhatikan dengan seksama polisi yang sedang diwawancari oleh pembawa berita didalam sebuah studio itu. Sesekali dia kesal mendengar omongan polisi ini yang menjelekkan Bloody Lover yang dia tahu itu secara tidak langsung mengarah pada dirinya.

"Psikopat itu gila. Dia tidak punya hati. Kurasa dia lebih baik membunuh dirinya sendiri, menyiksa dirinya sendiri kemudian lenyap dari muka bumi ini" Polisi itu seakan manambah-nambahi bumbu dalam wawancaranya.

Wajah laki-laki yang menontonnya sedikit jengkel. "Kasihan sekali ibunya jika tau anaknya seperti ini" Tambah Polisi didalam TV itu yang sepertinya mendramatisir wawancara. Padahal ia tidak ditanyai seputar itu tapi melebih-lebihkan ucapannya.

Laki-laki itu membalikkan kursi kearah komputer. Menyalakannya kemudian terkekeh, "Aku tau banyak orang yang membenciku. Tapi, kau tidak seharusnya berkata itu saat aku mendengarkanmu" Katanya kemudian mulai mengotak-atik komputer dihadapannya. TV itu dibiarkannya menyala untuk membuatnya lebih bersemangat dalam menjalankan aksinya. Walaupun sesekali jengkel mendengar yang diucapkan polisi itu, dia hanya tertawa dan sibuk dengan komputer didepannya.

Pagi pun tiba, laki-laki itu mematikan komputernya dan pergi kekamar mandi. Dia membuka seluruh pakaiaannya dan membuangnya kearah sembarang dan menyalakan shower. Laki-laki itu membiarkan air shower dingin membasahi seluruh tubuhnya. Dia hanya diam dibawah shower itu. Kemudian memejamkan matanya menikmati dinginnya air pagi sambil menyanyikan lagu kesukaannya. Kali ini dia tidak bersiul. Melainkan menyanyikan lagu kami akan selalu bersama itu dengan suaraa yang cukup merdu.

*****

"Keeeiii!!!!!!!!" Sapa Hiromi dengan semangat full hari ini. Di mengejar Kei yang berjalan didepannya.

"Kau semangat sekali, Hiromi" Kata Kei yang tampak malas. Mereka berdua berjalan menuju gedung perkuliahan bersama.

"Hehe, tentu saja" Ucap Hiromi yang berjalan dengan penuh keceriaan sedangkan Kei berjalan dengan lesu.

"Aku berharap dosen tidak hadir untuk pagi ini.. Siapa tau ada urusan mendadak"

"Kau kenapa sih? Tidurmu tidak cukup ya?"

"Aku semalaman meresume tugas untuk kuliah siang nanti. Aaaahhhh!! Ini semua gara-gara Ryota bodoh itu"

"Dia kenapa?"

"Minggu lalu aku tidak masuk, jadi aku tidak tau tugasnya, dan dia baru memberitahuku semalam"

"Ooh, kau tidak jadi bermalam dirumahnya?"

"Tidak...."

Kei menghembuskan napas panjang. Dia nampak letih semalaman begadang sampai jam 2 untuk menyelesaikan tugasnya. Saat tiba digedung perkuliahan mereka berpencar untuk memasuki kelas masing-masing. Sesudah memasuki kelas, Kei duduk dibangku ketiga dari depan. Tepatnya disebelah Ryota.

"Hei bodoh!" Sapa Kei sedikit kesal, "Gara-gara kau aku hanya tidur 3 jam lebih" Katanya yang belum melihat pasti wajah Ryota saat itu.

Ryota menengok, "Aku bahkan tidak tidur!" Katanya dengan wajah yang lebih lelah dari Kei.

"Kau ngapain memangnya sampai tidak tidur?"

"Membuat tugas yang sama denganmu, sialan!"

"Heh!" Kei menjitak kepala Ryota tidak terlalu kencang. "Kenapa kau yang marah denganku?"

"Gara-gara kau menelpon aku jadi teringat dengan tugasnya, jadi aku terpaksa membuatnya semalam!"

"Sudahlah, tadi pagi aku sudah memohon pada Dewa, semoga dosen pagi ini tidak hadir"

Ryota tertawa, "Tumben sekali kau memohon doa pada Dewa"

"Sesekali perlu, kan? Walaupun kau tidak tau apa dewa itu benar-benar ada" Kei nyengir.

Ryota tertawa lagi, "Kalau begitu tidak usah berdoa... Kau sendiri tidak yakin"

Saat mereka sedang asyik mengobrol, dosen masuk dan langsung duduk dimejanya. Ekspresi kesal dan penuh rasa kemalasan muncul diwajah dua orang itu. Mereka mendengarkan dosen menjelaskan seadanya dengan otak yang tak lagi mampu memahami perkataan dosen, apalagi Ryota yang tidak tidur. Saat Ryota hendak membaringkan kepalanya diatas meja, Kei dengan sigap menarik rambutnya agar dia tetap meneggakkan kepalanya.

"Egh! Sialan kau" Bisik Ryota sambil memegang rambut belakangnya yang ditarik Kei.

Kei berbisik juga, "Kau tidak akan kubiarkan tertidur! Kita harus sama-sama tersiksa"

Ryota diam. Ia tidak melepaskan pandangannya dari Kei.

"Apa?"

"Tidak" Jawab Ryota menggeleng kemudian menghadap kedepan dan memiringkan senyumannya.

Namun, ketika ditengah-tengah pelajaran. Dosen itu berhenti dan berkata, "Sebelumnya maaf, sepertinya saya tidak bisa mengajar sampai jam habis hari ini. Saya ada urusan penting yang harus saya hadiri" Dosen itu membenahi perlengkapannya dan keluar dari ruangan. Beberapa orang nampak biasa saja. Tapi, Ryota dan Kei matanya langsung berbinar-binar.

"Aku mencintaiiimuuuuuu, bodoh!" Kata Kei sambil memeluk sahabatnya yang mengekspresikan kegeembiraannya.

"Aku juga, sialan!" Jawab Ryota yang ikut gembira.

Mereka secepat kilat keluar dari kelas sambil merangkul satu sama lain. Kemudian terdiam dan memandang satu sama lain.

"Kita sebaiknya kemana?" Tanya Kei.

"Aku ingin tidur, tapi pulang rasanya tidak mungkin"

"Perpustakaan!!" Ucap mereka berbarengan dan kembali melanjutkan langkahnya.

Dikelas lain, Hiromi dan Momoe nampak sangat menikmati jamnya. Mereka belajar dengan dosen yang asyik dan tidak mengundang kantuk. Dosen ini pandai membuat jokes saat pelajaran mulai membosankan dan mengundang tawa mahasiswanya. Selain itu, dia sangat pandai dalam menjelaskan materinya. Walaupun materi yang dijelaskan sebenernya sedikit. Karena mahasiswa disuruh mencari dan memahami materi perkulihan sendiri.
Setelah kelas selesai, mereka menuju kantin membeli beberapa cemilan kecil dan duduk dikursi yang disediakan digedung perkuliahan itu.

"Bagimana perjalanan ke Hokaidonya Moe?"

"Aku hanya dirumah nenekku... Ibuku yang banyak urusan disana. Jadi, karena bosan aku pulang duluan naik kereta" Jelas Momoe sambil memakan cemilannya.

Selang semenit kemudian, Mamoru lewat tepat didepan mereka. Ia berjalan lurus tanpa menoleh kesamping tempat Momoe dan Hiromi duduk.

"Mamoru-san!" Panggil Hiromi tapi tidak direspon oleh pemilik nama itu. Hiromi dan Momoe bangkit, membawa cemilannya dan mengejar Mamoru. Mereka bertiga sampai didepan perpustakaan. Hiromi dan Momoe tampak malas masuk kesana. Mereka saling berpandangan dan memberi kode satu sama lain.

"Katanya kalian mau ikut denganku" Ucap Mamoru sambil melihat kearah Hiromi dan Momoe bergantian.

"Haah, ayolah Moe" Ajak Hiromi untuk masuk keperpustakaan sambil menarik lengan Momoe.

Mamoru menarik pelan rambut Hiromi yang saat itu dikuncir kuda sehingga membuatnya berhenti, "AW!"

"Kau ini bukan mahasiswa baru kan? Tidak boleh membawa cemilan kedalam"

Hiromi jengkel, dia memasukan semua cemilannya kedalam tas, begitu pula dengan Momoe. Mereka bertiga menitipkan tasnya dan masuk kedalam perpustakaan.

Mamoru mencari buku-buku yang dibutuhkannya dan pergi menuju ruang baca. Perpustakaan diuniversitas mereka memiliki ruang baca dan ruang buku yang terpisah. Jadi, jika ingin membaca didalam perpustakaan mereka harus membawa buku itu kedalam ruang baca. Ruang baca sendiri berisi kursi-kursi dengan meja yang diberikan penghalang papan ditiap kanan kiri meja untuk memberikan kenyaman bagi pembaca agar tidak terganggu dengan aktifitas orang yang duduk disebelah. Mamoru langsung duduk tanpa memilih-milih tempat. Sedangkan Momoe dan Hiromi masih asyik berkeliling diatara rak-rak buku yang menyimpan ribuan buku itu. Kemudian mereka berdua bertemu ditengah-tengah rak buku.

"Kau menemukan sesuatu untuk dibaca, Hi-chan?" Tanya Momoe dengan ekspresi datar.

Hiromi menggeleng. Akhirnya mereka pergi keruang baca tanpa membawa buku. Mereka mencari-cari sosok Mamoru. Setelah mendapatinya, mereka langsung menghampiri Mamoru.

"Ah.. Tidak ada kursi lagi didekat sini" Keluh Momoe yang melihat sekeliling. Namun, berbeda dengan Momoe, Hiromi malah penasaran dengan dua orang yang duduk sambil merebahkan kepala mereka diatas meja. Dua orang itu tampak tidak asing bagi Hiromi. Dia mendekati salah satu dari dua orang itu.

"Ehehehehe" Hiromi tertawa pelan melihat orang yang terlelap didepannya.

"Siapa, Hi-chan?" Tanya Momoe penasaran dan mendekati Hiromi.

"Pffftt" Momoe tampak menahan tawanya.

"Sstt!!"

Mamoru sedikit penasaran dan melihat sebentar kemudian kembali fokus dengan bukunya.

"Foto.. Ayo foto mereka" Saran Momoe iseng. Mendengar itu Hiromi segera mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar dua orang itu. Mamoru bangkit dari kursinya, mengambil buku catatan dari tasnya kemudian berdiri dibelakang Kei dan Ryota bergantian.

Plaaakk! Plaaakkk!
Mamoru memukul tepat kearah kepala dua orang yang tertidur itu secara bergantian dan cepat.

"AAGGHH!!!"
Kei dan Ryota berteriak kesakitan setelah terbangun karena dipukul oleh Mamoru. Mereka bangkit dari kursi, "SIALAN KAUUU!!!" Teriak mereka bersamaan dan menyerang Mamoru.

Hal ini membuat mereka diusir keluar dari perpustakaan karena berisik. Mereka menuju kantin dan duduk disana tanpa memesan apapun.

Kei melipat kedua tangannya. Dia masih membayangkan mimpi indahnya tadi. Namun buyar seketika karena sedang enak-enaknya tidur tiba-tiba dipukul.

"Konoyaro!! (Brengsek) kepalaku sedikit pusing jadinya" Omel Ryota sambil memegang kepala belakangnya.

"Ada saja orang yang suka merebut kegembiraan orang lain" Sahut Kei jengkel sambil melirik jam ditangannya, "Baru setengah jam aku tertidur, ada saja pengganggu yang datang"

"Ma..maafkan kami, Ryota-kun.. Kei..." Ucap Hiromi sedikit tidak enak.

"Bukan kau yang harusnya minta maaf, Hiromi-chan" Balas Ryota kemudian melirik kearah Mamoru yang memasang wajah tidak bersalah sedikitpun. "Harusnya bocah sialan ini yang meminta maaf!"

Mamoru bangkit dia hendak pergi dari gerombolan ini. Namun, lengannya dipegang oleh Momoe unttuk menghalanginya pergi. "Kau mau kemana?"

Mamoru hanya diam tidak merespon. Dia membuang wajahnya kearah lain. Ryota yang masih jengkel akhirnya bangkit dan berjalan menuju Mamoru yang sudah berdiri didepannya. Karena terhalang meja, Ryota harus sedikit memutar. Dia merangkul Mamoru kemudian mengode Kei, "Hei Kei... Kau tidak ingin sedikit bermain sampai kelas selanjutnya?"

Kei melirik jam tangannya lagi, "Masih ada waktu" Kata Kei kemudian ikut bangkit dan mengikuti ajakan Ryota. Dia juga merangkul pundak Mamoru. Kini tidak ada celah untuk kabur bagi Mamoru.

"Byeee ladies..." Pamit Kei dan Ryota sambil mengangkat tangannya. Hiromi dan Momoe tampak sedikit khawatir dengan Mamoru. "Apa dia akan baik-baik saja, Moe?" Tanya Hiromi.

"Semoga saja dia baik-baik saja" Jawab Momoe.

Setelah Kei, Ryota, dan Mamoru pergi, Hiromi dan Momoe mengeluarkan cemilannya yang sempat tidak dimakannya tadi. Perut mereka sudah sangat lapar karena belum sarapan pagi, padahal jam sekarang sudah menunjukan pukul 11.20 siang. Mereka bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Kei dan Ryota terhadap Mamoru.

Kelas siang akan segera dimulai. Hiromi dan Momoe sudah duduk didalam kelas dan menunggu dosen. Perut mereka kenyang setelah menghabiskan cemilan yang dibelinya kemudian memesan makanan dikantin. Kutukan dari perut yang kenyang ialah mata yang mulai mengantuk. Mereka berusaha menahannya, sampai akhirnya kantuk itu sedikit memudar karena melihat mahasiswa paling jenius dikampus baru datang dan hendak masuk kekelas. Penampilannya berantakan. Wajahnya sedikit basah entah itu karena keringat atau air. Nafasnya terenggah-engah. Mamoru masuk dan duduk dibangku belakang. Mengatur nafasnya kemudian mengambil tissue dari dalam tasnya untuk mengelap wajahnya. Mahasiswa-mahasiswa didalam kelas itu tampak memandang kearah Mamoru. Bagaimana tidak?, dia biasanya duduk dipaling depan, tapi sekarang malah duduk dipaling belakang.

Wajahnya tampak kelelahan dan masih berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal. Hiromi memandang Momoe seakan mengisyaratkan 'apa dia baik-baik saja?'. Momoe ngangkat kedua bahunya mengisyaratkan, 'aku tidak tau'.

*****

Laki-laki yang berjulukkan bloody lover ini keluar dari apartemennya. Menuruni tangga satu persatu untuk sampai kelantai paling bawah. Dia tinggal dilantai tiga. Dia mengenakan jaket berwarna merah. Dan kali ini tidak menutup kepalanya dengan tudung jaket itu. Dia berjalan dengan santai dan penuh percaya diri. Keluar dari apartemen dan pergi ke mini market dipersimpangan jalan menuju jalan raya.

Sampai dimini market dia mengambil lima buah minuman kaleng. Membayarnya dan segera keluar dari sana. Dia tidak langsung pulang. Laki-laki ini pergi menuju taman terdekat untuk sekedar duduk-duduk dan cari angin dimalam hari. Setelah dia duduk disalah satu kursi kosong disana, dia mengambil satu minuman kalengnya kemudian membukaannya.

'Hmm, kurasa polisi menutup-nutupi sesuatu' pikirnya sambil meneguk minuman itu.

"Oh? Hei, Sedang apa kau?"
Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang menyapanya. Laki-laki ini mengenakan baju lengan pendek berwarna coklat dan memakai topi. Dia duduk disamping bloody lover yang sebenarnya tidak dia ketahui.

"Kau lihat aku sedang minum kan?kenapa masih bertanya" Jawab laki-laki yang berjulukan bloody lover itu. Laki-laki yang baru saja tiba itu bersandar, "Aku punya banyak sekali hal yang ingin kuceritakan" Katanya sambil membuang napas panjang dan mengambil minuman kaleng dari plastik yang ada disampingnya tanpa meminta izin pada pemilik minuman itu.

"Aku mendengarkan..." Katanya sambil memandang kedepan melihat orang-orang lalu lalang ditrotoar didepan taman itu.

.

.

.

.

To be continue
Maaf yaa kpd readers yg mungkin kecewa si bloody lover ini tampilnya cuma sedikit sedikit dulu.. Karna akan tiba masanya kok(?)/plak
Baca dan tinggalkan jejak yaaa❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

318K 16.7K 31
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
192K 5.5K 49
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
220K 20.3K 36
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...