ISSUES -N.H (DISCONTINUED)

Autorstwa creamrosse

36.4K 4.2K 381

Discontinued Więcej

Prologue
Part 1 : Mary
Part 2 : Agreement
Part 3 : Little Conversation in My Bedroom
Part 4 : First 'fake' Date
Part 5 : Happy with Her
Part 6 : More?
Part 7 : Good Night
Part 8 : She's my girl
Part 9 : Who?!
Part 10 : Little Problem
Part 11 : Bolìvar Square!
Part 12 : Flower Terror
Part 13 : A Kiss
Part 14 : Twilight
Part 15 : Lost in Flames
Please Read!
Part 16 : She Listened
Part 17 : Kolam Darah?!
Part 18 : What are we? (1)
Part 19 : What are we? (2)
Part 20 : Elounor
Part 21 : Smith's Eye
Part 22 : Nod
Part 24 : True Blue
Part 25 : Late ft.Theo
Part 26 : Bird Park ft Theo
Part 28 : A Day ft Theo
Part 29 : Asian Boy
Part 29 : Permission
Not An Update (Please Read!)

Part 23 : Gossip and PDA

1.2K 135 33
Autorstwa creamrosse

"Beberapa hari yang lalu dikabarkan model terkenal Barbara Palvin serta kekasihnya Niall Horan personil dari  One Direction tertangkap paparazi di salah satu restoran di Paris. Namun ada hal yang mengganjal. Mereka tidak saling sapa atau berbagi meja untuk bersama. Di meja Barbara ada satu pria yang diduga Lucky Blue Smith, model yang sedang naik daun juga. Apakah hubungan asmara mereka telah berakhir? Apakah yang dikatakan mantan kekasih Niall Horan benar tentang dirinya?"

Tentu saja Marry yang melihat gosip itu geram. Kali ini apa lagi ulah yang artisnya itu perbuat? Segera ia menghubungi artisnya itu untuk melakukan tindakan agar isu yang tidak benar itu terhapuskan.

"Niall kau harus mengambil tindakan untuk menghapus rumor ini."

"..."

"Aku tidak menerima alasan apapun."

Niall's POV

Gosip macam apa lagi ini? Masa aku yang harus bertanggung jawab sih? Gara-gara si pirang sialan itu aku jadi repot. Eh tunggu. Tapikan aku juga pirang. Haruskah aku mengembalikkan warna rambut asliku? Karena aku tidak sudi mempunyai warna rambut yang sama dengannya.

"Ni aku tahu kau harus apa untuk menghapus gosip itu." Ucap Harry setelah berpikir keras apa yang bisa ia bantu untuk teman satu bandnya.

"Apa? Jangan ide gila ya Har."

"Iya iya. Kalau tidak salah Barbara diundang ke festival film minggu ini. Mungkin kau bisa berangkat dengannya atau menemaninya di sana?"

Benar juga apa yang dikatakan Harry.

"Tumben otakmu encer Har." Celetuk Zayn.

"Namanya juga Harry Styles!" Ucap Harry sambil menepuk-nepuk dadanya membanggakan diri.

Aku langsung membuka aplikasi message di ponselku lalu mencari kontak Barbara. Tapi aku tidak tahu untuk memulai percakapan dengan apa.

"Hai."

Tidak itu terlalu sederhana. Aku menghapus kata yang telah kuketik.

"Long time no see, Barbz."

Tidak baru saja aku bertemu dengannya kemaren di restoran.

"Good Morning. How are you?"

Tidak itu terlalu formal.

Atau aku telpon saja ya? Ya sudah aku telfon saja. Tapi nanti aku harus jawab apa? Lihat nanti saja deh. Aku memencet tombol bergambar telfon dan mendekati ponsel ke telingaku. Setelah nada sambung ke-empat akhirnya ia menjawab telfonnya juga.

"Halo Niall! Ada apa kau menelfon?"

Aduh jawab apa ya.

"Ni? Are you still there?"

"Oh-oh iya aku masih disini. Hmm... anu."

"Ya?"

"Kaumauakutemanikefestivalfilmnanti?" Ucapku dengan kecepatan penuh, aku gugup mengatakannya.

"Apa? Kau berbicara apa sih?" Barbara malah tertawa pelan di sebrang sana. Tak tahu kah dia bahwa jantungku mau copot?!

"Ehehe." Akhirnya aku hanya ikut tertawa karena tak tahu harus berbuat apa.

"Aku tadi mendengar ada kata-kata festival film? Apakah kau akan ke sana juga?"

"Well ya. Bersamamu tentunya."

Ia diam beberapa saat sampai aku mendengar hembusan nafas Barbara.

"Maksudmu kita pergi berdua ke sana?"

"Ya seperti itulah."

"Hmmm...Aku mau sih, tapi sudah ada yang mengajakku ke sana."

"Siapa? Lelaki pirang yang tak tahu diri itu?" Ucapku mulai meninggikan intonasi bicara ku karena kesal.

"Jangan bicara seperti itu Niall, namanya bukan pirang tak tahu diri namanya Lucky Blue Smith. Oh ya dan sepertinya yang pantas di sebut pirang tak tahu diri itu kau Niall. Jangan asal menilai orang seperti itu."

Ucapannya tenang tidak penuh emosi sepertiku tapi menusuk tepat di hati.

"Aku minta maaf Barbz. Halo? Barbz."

Sial di mematikan sambungannya sekarang apa?

"Minta maaf padanya Niall. Datang ke hotelnya." Ucap Liam sambil menepuk-nepuk bahuku.

Iya mungkin aku harus ke sana. Aku segera mengetik pesan kepada Kendall untuk menanyakan dimana hotel Barbara. Setelah Kendall memberitahu lokasinya aku segera mengambil coat lalu pergi. Aku sempat berpikir makanan kesukaan Barbara apaya? Ah ya! Es- krim. Tapi mana bisa es-krim di bungkus. Ya sudahlah pizza saja. Setelah membeli pizza tiga kotak aku melanjutkan perjalananku ke hotelnya.

Kamar 1224.

Aku berhenti di depan pintu kamarnya. Apakah aku perlu melakukan ini? Atau aku bisa saja menyimpan pizza-pizza ini di depan pintu kamarnya lalu memencet bel dan segera sembunyi di balik tembok. Tapikan tujuanku ke sini untuk meminta maaf. Ya sudahlah. There is no turning back.

Saat aku mau memencet belnya. Aku mendengar ada suara orang tertawa. Apa mungkin Barbara tidak sendirian? Mungkin dia sedang telfonan?

Setelah memencet bel dua kali. Tak lama Barbara muncul dari balik pintu. Ia tampak terkejut?

"Hei." Aku yang menyapa duluan.

"Oh hei."

"Siapa Barbz?" Oh ternyata dia tidak sendirian. Tapi kenapa suaranya seperti laki-laki?

Barbara melebarkan pintunya dan tampaklah orang sialan itu. Bagaimana ceritanya ia bisa dekat dengan Barbara?

"Kau personil band itukan? Hai aku Lucky, Lucky Blue Smith temannya Barbara." Ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk menyalamiku. Tentu saja aku menerima jabatan tangannya dengan berat hati.

"Niall, Niall Horan Barbara's future husband." Lucky membelakkan matanya sesaat lalu kembali ke keadaan normal lagi. Dasar sok kalem.

"Oh ya ini aku bawakan pizza untukmu, sayang." Ucapku memberi pizza yang kubeli kepada Barbara sambil tersenyum penuh arti meminta penjelasan - bagaimana bisa dia di sini? Yang di jawab dengan cengiran kudanya sambil menerima pizza itu lalu menggumamkan kata terimakasih.

"Ka-kalau begitu aku pergi dulu ya, sebentar lagi aku akan ada photoshoot. Bye have a nice day Barbara." Serius? Dia hanya memberi salam perpisahan kepada Barbara?

"Baiklah hati-hati. Terimakasih sekali lagi untuk bunganya. Bye have a nice day too." Sudah sok kalem sok manis lagi. Bukan pacarnya tapi ngasih-ngasih bunga.

"Sebenarnya kau itu mau apa ke sini?"

"Kenapa Lucky bisa di sini?" Ucapku memgacuhkan pertanyaannya.

"Dia hanya mengirim bunga lalu dia mengobrol denganku."

"Lalu tadi kenapa kau berisik sampai ke dengeran ke luar?"

"Oh itu. Tadi aku ketawa soalnya Lucky orangnya lucu banget."

"Aku juga bisa lucu kaya dia."

"Okay then. Try me."

Aku memikirkan beberapa teka-teki yang Louis suka lontarkan. Ah ya! Pasti yang ini lucu, karena aku ingat sekali Harry sampai sakit perut karena terus tertawa karena lelucon ini.

"Kau siap? Oke aku punya petanyaan. Apabila kau tertawa kau harus ke festival film bersamaku. Deal?"

"Okay deal!"

"Laler laler apa yang bisa nari?"

Ia berfikir sebentar lalu mengangkat kedua bahunya pertanda ia tak tahu jawabannya. Padahal gampang sekali jawabannya.

"LALERINA HAHAHAHA." Aku tertawa terbahak-bahak karena memang ini lucu. (a/n : Niall receh gengs.)

"Serius itu leluconmu?" Barbara melipat kedua tangannya di depan dada sambil menaikkan salah satu alisnya. Kenapa ia tidak tertawa padahalkan ini lucu.

"Ya itu!"

"Sudahlah itu tidak lucu. Apakah kita akan menghabiskan pizza ini berdua?"

"Ya boleh saja."

Aku segera mengekorinya naik ke tempat tidur dan mulai memakan pizza dalam keadaan diam.

"Karena aku tadi tidak tertawa berarti aku harus ke festival film bersama Lucky ya?" Ucapnya memulai percakapan duluan.

"Tidak, pokoknya kau harus pergi bersamaku! Tak tahu kah Marry marah besar kepadaku karena gosip bahwa kita telah berpisah dengan adanya makhluk Lucky itu."

"Hmm...Bagaimana kalau 50 50?"

"Hah? Apa maksudmu? Jadi aku dan Lucky menjadi kekasih setengahmu gitu?"

"Stupid, mana ada yang namanya kekasih setengah. Maksudku adalah. Aku nanti berangkat dengan Lucky tapi kau yang menemaniku di sana."

"Big no! Kau berangkat dan di festival bersamaku! Apa kah kau tidak tahu Mary hampir saja membunuhku?"

"Tapi aku kan jadi tidak enak terhadap Lucky."

"Ya itu masalahmu. Aku kan di sini berperan sebagai kekasihmu jadi aku bisa mengatur semua yang ku mau."

"Big no too! Tidak bisa. Well, terserah kau sih. Kau pilih aku bersama Lucky sepanjang festival lalu kau di marahi oleh Marry karena melihat gosip yang tidak benar atau Lucky hanya berangkat bersamaku saja?"

"Dasar licik! Ya sudah kau menang!" Ucapku pasrah.

"Nah gitu dong!"

Lalu kami kembali ke aktivitas masing-masing yaitu memakan pizza. Mungkin karena bosan akhirnya Barbara menyalakan televisi.

"Beberapa menit yang lalu Lucky Blue Smith tertangkap paparazi meninggalkan hotel Barbara Palvin. Apa yang kira-kira terjadi.."

Melihat berita itu Barbara langsung mematikan televisinya lagi. Gawat kalau Marry tahu berita ini.

"Ni bagaimana ini?"

"Kita harus memikirkan sesuatu."

Setelag beberapa menit berpikir aku juga tidak mendapatkan ide.

"Oh aku tahu Ni! Ide ini bisa dibilang lumayan gila tapi kau hanya perlu mengikutiku kata-kataku saja okay?"

"Baiklah."

Barbara menanggalkan kaos dan celana pendek yang dia pakai menyisakan pakaian dalamnya saja. Aku menelan ludah dengan pandangan di hadapanku ini. Apa yang dia pikirkan?

"Kau tahu kan di luar hotel banyak paparazi?"

"Ya aku tahu."

"Okay here we go satu...dua...tiga."

Tiba-tiba saja dia meloncat ke pelukanku lalu mencium bibirku dengan kasar. Awalnya aku sempat bingung dengan Barbara yang tiba-tiba menciumku. Lalu dia menunjuk ke arah balkon kamarnya dan aku mengerti. Aku memegang kedua pahanya dan Barbara melingkarkan kedua tangannya di leher ku agar tidak jatuh dengan bibir kami yang masih bertautan menuju balkon. Tentu saja agar rencananya berhasil aku membalas ciumannya dan sedikit mengelus-elus paha mulusnya. Kilatan-kilatan cahaya mengerah kepada kami yang sedang melakukan adegan panas. Semoga dengan ini bisa menyelamatkan nyawaku dari Mary. Barbara melepaskan ciumannya sambil terengah-engah begitupun aku.

"At least we show them our PDA was real." Ucapnya masih melingkarkan tangannya di leherku dan aku melingkarkan tanganku di sekitar pinggangnya. Aku hanya terkekeh kecil, sebenarnya aku sangat ingin mengatakan "My love is real too." Tapi tidak aku tidak mempunyai banyak keberanian untuk mengatakannya dan belum siap untuk sakit hati apabila Barbara tidak memiliki perasaan yang sama.

Entah apa yang dia pikirkan tapi selanjutnya dia mencium ku sekali lagi. Kali ini ciumannya terasa lembut dan.... tulus.

------

A/N

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN BAGI YANG MERAYAKANNN!! iya tau telat gpp ya. Maaf kalau aku ada salah yoo! Maafin kerecehan suamiku gengs. AHAHAHA.

#siapsiapdicacimaki

Disini ada yang suka receh ga kaya Niall? Wkwkw

Wow barbara ngasih headstart duluan ternyata wkwkw. Kita harus berdoa agar Lucky cepat-cepat di usir dr kehidupan Barbara. Maaf kalau banyak typo hehe.Anyway jangan lupa vomments and happy 5k readers yeay!!! Semoga suka chapter yg ini. 😘

❤z

















Czytaj Dalej

To Też Polubisz

41.8K 8.8K 19
Lalisa Manoban, gadis misterius yang sering di anggap buruk oleh teman sekolahnya. Jennie Kim, gadis manja ceria yang penuh dengan semangat. hari-har...
96.2K 8.3K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
37.4K 8.6K 101
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
762K 76.1K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...