The Red Affair 「END」

Від andhyrama

1M 61.5K 16.2K

[15+] Jatuh ke cinta yang lain ketika sudah ada cincin yang melingkar di jari manis, Damian dihadapkan pada p... Більше

PREVIEW
THE ODD NUMBER
CHARACTERS
PROLOG
TRA-01
TRA-02
TRA-03
TRA-04
TRA-05
TRA-06
TRA-07
TRA-08
TRA-09
TRA-10
TRA-11
TRA-12
TRA-13
TRA-14
TRA-15
TRA-16
TRA-17
TRA-18
TRA-19
TRA-20
TRA-21
TRA-22
TRA-23
TRA-24
TRA-25
TRA-26
TRA-27
TRA-28
TRA-29
TRA-30
TRA-31
TRA-32
TRA-34
TRA-35
TRA-36
TRA-37
TRA-38
TRA-39
TRA-40
BOOK VERSION
VOTE COVER
OPEN PO TRA!
DI SHOPEE!

TRA-33

12.4K 1K 422
Від andhyrama

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian merasa bersalah karena menyinggung cara didik mertuanya. Ia seharusnya tidak melakukan itu dan memilih untuk menghindari kata-kata sensitif yang bisa menyakiti hati Firanda. Ia memutuskan untuk meminta maaf setelah pulang nanti. Sekarang dia tengah berkendara untuk menjemput Bobby di rumah mertuanya.

Di benaknya terbesit pertanyaan-pertanyaan tentang Alena. Di mana Alena berada? Apa yang direncanakan gadis itu? Apa maksud Alena mengirim pesan yang seolah-olah memojokkan Firanda? Mau tidak mau, pesan itu membawa kecurigaan Damian pada istrinya lagi. Prasangka buruk yang menakutinya selama ini. Sesuatu yang tidak bisa ia bayangkan jika ternyata terjadi.

Lusianna Barbara, ia mengingat nama itu. Ia berpendapat kunci masalah mungkin ada di wanita itu. Damian dengan segera mencari buku catatannya yang ia simpan di laci mobilnya. Karena ia belum menemukan bukunya, ia memilih menghentikan mobilnya di depan sebuah barisan toko di pinggir jalan.

Dia berandai jika saja dia bisa menghubungi Lusi. Mantan pengasuhnya itu tidak mau memiliki ponsel. Ia selalu menghubungi Rosa jika ingin bicara dengan Lusi. Pernah ia membelikan wanita itu ponsel baru, namun dia tidak mau menerimanya. Orang-orang memang punya sifat anehnya masing-masing.

Ia berhasil menemukan buku catatan kecilnya yang ternyata terjatuh di bawah jok. Ia pernah berniat untuk berhenti menyelidiki istrinya, namun ketika kejanggalan terus saja terjadi ia masih tetap menyimpan buku itu. Hingga kemudian ia membuka lembaran awal buku itu.

Seorang tamak mendapat dua undangan pesta pada waktu yang bersamaan.

Damian terdiam membaca apa yang ada di halaman pertama bukunya itu karena rasa penasaran ia melanjutkan membaca halaman berikutnya.

Ia tidak ingin menyia-nyiakan keduanya dan memutuskan mendatangi semuanya.

Pria berkumis tipis itu semakin bingung serta penasaran akan apa yang tertulis di bukunya itu. Ia membalik-balik halaman dengan cepat.

Demi mendapatkan banyak makanan, ia mendatangi pesta yang satu dengan penuh kebahagian.

Ia terlalu cepat mendatangi pesta itu dan makanan belum siap, ia memutuskan menuju pesta kedua.

Perjalanan dari pesta pertama ke yang kedua cukup jauh, sesampainya di pesta kedua ia kehabisan makanan.

Ia marah dan kembali lagi menuju pesta pertama, namun sama di sana makanan pun telah habis.

Si tamak, tidak mendapatkan makanan apa pun karena sifat serakahnya itu.

Damian benar-benar yakin bahwa buku yang ia pegang adalah bukunya. Buku bersampul hijau itu adalah tempatnya menuliskan poin-poin masalah yang ia hadapi dan langkah-langkah untuk menguaknya. Setelah diperhatikan ia melihat tanda bahwa lembar-lembar awal sudah disobek oleh seseorang. Lalu siapa yang merobeknya dan menuliskan dongeng pendek itu di bukunya?

Wajah pria itu menjadi pucat, seakan kehidupannya akan usai. Ia mengira bahwa Alena atau mungkin Firanda telah melakukan ini. Ia benar-benar tak percaya jika salah satu dari wanita itu menuliskan dongeng kekanak-kanakkan di buku catatannya. Ia mencoba menyangkal teorinya, namun saat ia memerhatikan kembali tulisan siapa yang ada di bukunya itu, ia baru sadar bahwa bukan Alena atau Firanda yang melakukannya, tetapi anaknya sendiri.

Ia kembali melajukan mobilnya dengan otak yang penuh akan banyak pikiran. Ia seharusnya tahu, anaknya sangat pintar, anak yang belum genap lima tahun itu sudah bisa membaca dan menulis, pastilah Bobby sudah membaca buku catatannya. Satu hal yang ia pertanyakan adalah kapan anaknya melakukan itu? Ia mencoba mengingat waktu paling pas untuk anaknya melakukan hal itu.

Anak-anak memang nakal, apalagi Bobby. Damian sudah terlalu sering mendengar Bobby mendapat omelan dari istrinya, akan tetapi kenalannya kali ini sungguh tidak wajar. Anak itu pasti punya tujuan. Menurutnya sangat konyol harus memikirkan hal semacam ini. Apakah itu hanya sebuah kebetulan semata? Damian lagi-lagi tak puas dengan segala teorinya, namun ada satu hal yang mungkin benar.

Ia merasa Bobby tidak sengaja menemukan bukunya di mobil. Waktunya mungkin ia tidak tahu, namun dari tulisannya, Bobby sepertinya ingin membantunya. Anaknya membuang halaman-halaman awal sebelum buku itu diketahui Firanda, lalu menuliskan dongeng kecil yang sengaja ia tulis untuk mengganti tulisan yang disobek. Walau belum yakin, untuk sementara dia menyimpan jawabannya itu sebagai sesuatu yang benar.

Sesampainya di rumah mertuanya ia segera memarkirkan mobilnya di halaman yang luas dan keluar dengan wajahnya mantap. Ia bertekad untuk membawa Bobby dan menanyakan pada anaknya itu masalah buku catatannya. Damian melangkah dan kemudian membunyikan bel ketika sampai di rumah mertuanya. Walau ada kemungkinan mertuanya sudah tahu bahwa dirinya ketahuan selingkuh, namun ia yakin pada Firanda kalau istrinya itu tak mungkin mengatakan pada orang tuanya.

Tidak lama kemudian, Desy Marshall membukakan pintu dengan wajah bingung. "Damian," katanya.

"Ibu. Apakah Bobby di sini?" tanya Damian.

"Iya. Dia ada bersama Fiona di ruang tengah," kata Desy seraya membuka pintunya lebih lebar agar menantunya itu masuk.

Damian terkejut. Fiona sudah kembali ke rumahnya? Benar-benar tidak ia duga secepat ini. Ia lega sekaligus khawatir, tetapi saat ia berjalan masuk dan melihat adik ipar dan anaknya tengah tertawa bersama ia tampak gembira.

"Fiona," panggil Damian.

Fiona menoleh dengan senyuman yang menunjukkan rentetan giginya. Bobby yang tengah memainkan sebuah pesawat mainan segera berlari ke arah Damian.

"Papa!" teriak Bobby. "Lihat! Kakek membuatkanku pesawat kayu," lanjut Bobby memamerkan pesawat mainannya.

"Wah, bagus sekali," kata Damian pura-pura memuji untuk membuat anaknya senang.

"Fiona, bawa Bobby ke dapur, yah. Ada makanan di kulkas," kata Desy Marshall menyuruh anaknya.

"Iya, Bu," jawab Fiona yang melempar senyum pada Damian sembari membawa Bobby ke dapur.

Damian mengamati adik ipar dan anaknya sebelum mertuanya menyuruhnya untuk duduk. Ia menuruti perintah Desy. Ia dan mertuanya duduk berhadapan. Wajah wanita itu tampak bingung dan gelisah.

"Apa yang terjadi dengan Firanda?" tanya Desy kemudian.

"Dia tidak apa-apa," jawab Damian mencoba menyembunyikan segalanya.

"Dia tampak berbeda saat ia menitipkan Bobby ke sini, aku pikir kau dan dia tengah bertengkar. Aku begitu khawatir tentangnya. Pastilah dia masih trauma karena pembunuhan itu," ungkap Desy.

"Firanda ada dalam lindunganku, dia tidak apa-apa. Ibu tahu dia sedang hamil 'kan?"

"Apa? Anakku hamil lagi?" wajah Desy tampak sangat bahagia, segala ekspresi kegelisahannya menghilang. "Fiona telah kembali dan Firanda akan punya anak lagi, betapa bahagianya hari ini bagi keluarga kita," lanjutnya mengekspresikan kebahagiaannya.

"Fiona baru pulang hari ini?" tanya Damian.

"Iya, tadi pagi."

Damian melebarkan senyum seraya ikut senang dengan ekspresi mertuanya yang begitu bahagia. Seorang ibu pastilah sangat senang jika anaknya pulang, sama halnya dengan anaknya akan memberikan cucu lagi baginya. Terbesit ide di kepala Damian untuk memberitahukan ibunya juga tentang kehamilan Firanda.

Tidak sampai dua jam, Damian memilih untuk segera pulang membawa Bobby. Di mobil, tibalah dia untuk mengajukan pertanyaan pada anaknya yang masih saja sibuk memainkan pesawat kayu buatan kakeknya. Dengan mengambil napas panjang dan mengeluarkannya perlahan, Damian siap untuk bertanya.

"Bobby, jawab dengan jujur pertanyaan Papa, ya," ucap Damian.

"Iya," jawab Bobby tanpa memerhatikan ayahnya.

"Bobby yang merobek buku Papa? Lalu menulis dongeng di dalamnya?" tanya Damian.

"Papa punya buku?" Bobby balik bertanya. "Aku tidak tahu," tambahnya.

"Pilot tidak pernah berbohong, Bobby," ujar Damian agar anaknya mengakui tindakannya.

"Bukan aku yang melakukannya," kata Bobby.

"Jawab saja dengan 'iya', Sayang!" tegas Damian.

"Bukan aku! Bukan aku! Bukan aku!" teriak Bobby marah.

Damian menghentikan interogasinya pada anaknya. Gertakan tidak akan mempan untuk membuat Bobby buka mulut, namun bukan berarti ia percaya sepenuhnya kalau anaknya berbohong. Jika yang dikatakan anaknya benar maka orang lain lah yang melakukan itu. Buku catatannya sudah diketahui oleh orang lain. Entah Alena atau Firanda. Dia hampir menyerah untuk menyimpulkannya.

Ia sadar bahwa sendirian dia tidak akan pernah tahu. Ia harus mencari seseorang yang bisa diajak bicara, mengeluarkan segala yang ada di benaknya. Ada dua pilihan, Roby atau Derek. Baginya Roby adalah sahabat sejati, namun pria itu terlalu jujur dan mudah sekali mengeluarkan apa yang ada di otaknya. Jadi, ia harus memilih Derek. Sepupunya itu cukup pendiam, pandai menyimpan rahasia dan lagi dia sedikit banyak punya banyak ilmu di bidang psikologi. Ada ratusan rahasia kecilnya yang sudah ia bagikan pada Derek, tak harus malu untuk membeberkan satu rahasia lagi. Tanpa harus tertulis, ia akan menuju ke Rosemary hari minggu besok selain menemui Derek ia juga akan menemui ibunya untuk menyampaikan berita kehamilan Firanda.

***

Sesampainya di rumah, Damian membawa Bobby yang ketiduran ke kamarnya. Setelah itu, ia menghampiri Firanda yang tengah duduk di sofa sembari ditemani semangkok popcorn.

"Sayang, kau sudah tahu adikmu sudah pulang?" tanya Damian.

"Aku 'kan sudah bertemu dia sebelumnya," ucap Firanda dengan pandangan fokus pada televisi. "Aku sudah tahu dia akan pulang."

Damian mengingat lagi kebohongan Firanda. Padahal Alice sudah mengkonfirmasi kebohongan istrinya, tetapi kenapa dia masih merasa seakan-akan dia tidak berbohong? Istrinya memang misterius, dan terlalu mantap menjalankan rencananya. Walau Damian tidak tahu apa rencana istrinya, akan tetapi setelah tahu kebocoran dari plot misi Firanda, ia merasa harus lebih berhati-hati.

"Bobby tampak senang karena ayahmu membuatkannya mainan baru," kata Damian mencoba memulai obrolan lain.

"Benarkah?" tanya Firanda tetap fokus pada layar kaca.

"Ya," jawab Damian singkat karena sudah tak tahu ingin berkata apa lagi.

"Aku tadi melihat berita, Alena menghilang bukan?" tanya Firanda kini menoleh ke arah suaminya.

Damian hanya mengangguk dengan lesu.

"Aku pikir kau harus menemukannya," kata Firanda.

"Apa maksudmu, Sayang?" tanya Damian.

"Alena menginginkanmu, dia pasti ingin bertemu denganmu. Kau harus menemuinya untuk meyakinkannya bahwa kau adalah milikku seorang. Putuskan hubunganmu dengannya. Ia bisa melakukan apa pun yang bahkan kau tidak akan pernah menyangkanya," jelas Firanda.

Muncul getaran di sekujur tubuh Damian. Ia mengingat isi dongeng di buku catatannya. Si tamak tidak akan mendapatakan apa pun. Ia harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa wanita yang ada di depannya ini tidaklah bersalah, Firanda adalah miliknya dan juga sebalilknya. Ia bukanlah si tamak. Ia harus meyakinkan itu.

"Perselingkuhan selalu menimbulkan masalah, Damian. Aku ada di sini untuk setia. Satu hal yang kuminta padamu. Selesaikan urusanmu dengan wanita itu dan kembalilah padaku setelahnya," kata Firanda tersenyum kecil. "Demi aku, kau, Bobby dan anak ini," tambahnya sembari mengusap perutnya.

Kata selesaikan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi Damian. Istrinya mengatakan bahwa Alena tidak akan pernah berhenti dalam berusaha mendapatkannya, namun sekarang wanita itu menyuruhnya untuk segera menyelesaikan urusannya dengan Alena. Bisa ditarik kesimpulan bahwa Firanda secara implisit telah menyuruhnya untuk menghabisi Alena.

Ponsel Damian bergetar dan ia segera mengambilnya dari dalam saku celananya. Sebuah pesan masuk dari Alena membuatnya terkejut bukan main.

Firanda ingin membunuhmu, kau jangan bodoh! Selagi kau punya waktu kau harus kabur atau kau bisa menghabisinya saja bila kau cukup bernyali. Dia tidak akan menyerah sebelum kau mati.

Kau mungkin akan menganggapku gila, tetapi aku tahu bahwa tidak ada bayi di dalam perutnya.

Dua wanita sama-sama menyuruhnya membunuh? Apa yang sedang terjadi? Damian hanya bisa terdiam sembari memerhatikan istrinya yang tengah fokus menonton televisi sembari menyantap popcorn-nya.

***

Question Time

1. Apa pendapat kalian tentang part ini?

2. Mana bagian favorit kalian di part ini?

Продовжити читання

Вам також сподобається

Forever Від Nad

Фанфіки

25.4K 2.3K 28
Mereka saling mencintai, tapi sayangnya rasa itu harus dipisahkan oleh jarak dan waktu. Dan beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan, tapi...
6.2M 223K 28
Highest rank #4 in Romance category. ❝You are the one and only woman who will always be called as Christopher's Lover in the past, present and...
KENZOLIA Від Alpanjii

Детективи / Трилер

45.8K 2.7K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...
His Temptress Від Nathalie

Романтика

14M 1.2M 120
#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Ma...