Bunga Ambrosia

Bởi putrilagilagi

357K 33K 3.4K

Ini tentang sebuah penerimaan, keikhlasan, dan keberanian untuk memulai sebuah awal yang baru. "Ambrosia han... Xem Thêm

dua
Tiga
Empat
Lima
Enam (diedit abis-abisan :') )
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas

satu

65.9K 4.1K 371
Bởi putrilagilagi

Dear pembaca...

Maaf atas kebingungan tentang cerita ini.
Karena banyak yg minta untuk ganti ke alur awal, akhirnya aku mutusin untuk tetep ke alur yg dulu.

Jadi aku publish ulang yaaa.

Gomene~

:')

***

"Andre!"

Veena, seorang cewek cantik berambut ikal dengan poni manja yang menutupi sebagian dahi itu setengah berlari menghampiri Andre dan Radit yang sedang berjalan melewati koridor gedung IPS sekolahnya. Di belakangnya ada segerombolan cewek-cewek yang Radit yakini teman dari cewek yang kini sudah ada di depannya. Radit tahu persis apa yang cewek-cewek ini lakukan; bertaruh.

"Dre, jalan yuk!" Cewek itu tersenyum, memasang wajah setengah memohon ke arahnya.

Andre membalas senyuman itu. Di sebelahnya Radit mengernyit. Senyuman Andre terlalu hangat untuk seseorang yang sedang terpojok kena skakmat. Wajah Andre tenang, penuh simpati dan hal itu malah membuat Radit mual. Si bego!

"Ke mana, Veen?" Tanya Andre masih dengan senyumannya.

Si bego!

"Nonton batman vs superman kayaknya seru."

"Boleh."

Si bego!

"Oke deh. Besok pulang sekolah ya!" Andre mengangguk.
Gadis itu kegirangan dan langsung berlari ke arah teman-temannya.

Si bego!

Radit hanya menatap prihatin melihat kejadian seperti tadi yang terus terulang di depan matanya. Andre terlampau baik atau mungkin terlalu bodoh tidak bisa menolak ajakan kencan setiap cewek di Trandana. Terkadang Radit kesal melihatnya. Kebaikan Andre sering disalahartikan, bahkan banyak yang mengambil keuntungan dari sana. Sekedar numpang eksis dan menaikan derajat sosial mereka di lingkungan Trandana, sekolahnya.

"Murahan banget lo." Ejek Radit.

Andre memutar bola matanya. "Rezeki nggak boleh ditolak, Nyet."

"Cih!" Si bego! "Udah sih berhenti nerima ajakan cewek-cewek itu. Lo buta apa gimana sih? Udah jelas kelihatan kalau mereka semua tuh cuma manfaatin lo aja! Stupid!" Radit masih melanjutkan ucapannya.

Andre lebih memilih melenggang pergi lebih dulu ketimbang menghadapi Radit ketika mode cerewet ala emak-emak-nya sedang on seperti sekarang ini. Andre tahu maksud Radit baik, namun cara yang dipakai Radit terkadang disalahartikan oleh orang banyak. Membuat ia menjadi makhluk paling untouchable di Trandana. Padahal di balik kata-kata kasar yang sering cowok itu lontarkan terselip banyak kepedulian di dalamnya. Namun untuk saat ini Andre sedang tidak bernapsu mendengarkan wejangan-wejangan dari mulut pahit Radit. Kupingnya panas dan ia yakin sebentar lagi akan mengeluarkan asap jika dipaksakan.

"LARI!!!!" Teriakan itu mengintrupsi Andre dan Radit untuk menoleh ke belakang. Dari belakang Vino berlari ke arah mereka. Wajahnya memerah. Cowok itu kalap, berlari kencang layaknya sedang ikut andil dalam turnamen olahraga tingkat dunia.

Mata Andre menyipit, di belakang Vino terlihat ada pak Soleh, satpam Trandana yang wajahnya sebelas dua belas dengan pak Raden di film unyil.

"LARI BEGO! LARI!" Vino menarik kedua cowok itu, memaksa mereka untuk ikut berlari bersamanya.

"Hey! Berhenti kamu! Anak bandel!" Teriak Pak Soleh. Setelah itu terjadilah kejar-kejaran di sepanjang koridor gedung IPS.

"Mampus gue! Mampus gue! Mampus gue!" Sambil berlari Vino terus merutuki kebodohannya karena tertangkap basah pacaran di ruang bahasa.

"Eh, Ndre. Kita ngapain ikut lari? Yang dikejar Pak Soleh 'kan Vino." Radit tiba-tiba berhenti.

"Eh, iya juga ya. Ngapain kita lari? Goblok!" Andre ikut menghentikan langkahnya. "Udah ayok lari lagi aja. Udah nanggung. Bentar lagi nyampe finish."

"Finish?" Radit menaikan sebelah alisnya. Di depannya Vino berbelok ke kanan lalu masuk ke dalam toilet khusus wanita. Si bego!

Andre menyeringai. "Ayo, Dit!"

Keduanya langsung berlari menyusul Vino yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam toilet sebelum pak Soleh muncul dari persimpangan. Beruntung saat itu koridor sedang sepi. Tak ada yang melihat mereka masuk ke dalam sana.

"Anjir! Gila! Gila!" Vino mengacak-acak rambutnya frustasi. "Hampir aja gue diterkam raja singa."

"Lo bikin masalah apa emang?"

"Gue nggak bikin masalah. Pak soleh aja tuh yang cari masalah sama gue. Resek! Gangguin orang pacaran."

"Si bego!" Desis Radit.

"Gimana nih keluarnya? Gue takut ada cewek yang masuk entar malah kita disangka yang iya-iya lagi." Vino panik.

"HUUUUAAAAAAAAAAA!!!!!" Jerit seseorang.

Andre yang pertama menoleh. Mendapati seorang cewek jangkung berdiri di ambang pintu bilik toilet paling pojok. Gadis itu melotot menatap tiga orang laki-laki yang berdiri tidak pada tempatnya.

"VERANDA? VE JKT48 'kan?!" Pekik Andre sambil menunjuk cewek di depannya. Sekarang, cewek yang tadinya melotot itu malah menahan tawa melihat ekspresi sumringah di wajah Andre.

"Tolol! Bukan, bego!" Vino mentoyor kepala Andre. "JKT 48 mulu yang ada di pikiran lo. Heran deh."

"Mirip banget. Apa sodaraan sama Ve JKT 48?" Andre masih terus berusaha memaksakan argumennya.

Radit geleng-geleng. "Si bego."

Perlahan terdengar derap langkah kaki seseorang seperti sedang berlari. Tanpa pikir panjang, Andre langsung menarik gadis itu masuk ke dalam bilik, Vino dan Radit mengikuti masuk ke bilik sebelahnya. Ia sangat yakin suara langkah kaki tadi adalah suara dari pak soleh.

Andre menyalakan keran air, menyamarkan suara grasak-grusuk yang ditimbulkan oleh gadis yang sekarang Andre bekap mulutnya.

"Sorry, ini buat kemaslahatan kita bersama kok. Gue bakal lepas kalau lo janji nggak akan teriak. Kalau teriak..." Andre menatap cewek itu tajam. "Gue bakal bilang ke pak soleh kalau di sini kita lagi pacaran, jadi lo pasti kena hukum juga." Ancam Andre.

"Janji jangan teriak?"

Cewek itu mengangguk. Andre langsung melepaskan bekapannya.

"Gue sama temen gue lagi dikejar pak soleh. Lo nggak keberatan 'kan bantuin kita? Oh, iya. Gue Andre" Andre menjulurkan tangannya.

Cewek itu menyambut tangannya. "Iya gue tau kok. Gue Akilla. Panggil aja Killa."

Tok! tok!

Suara ketukan dari bilik sebelah.

"Jangan berisik, Bego. Siaga 1!" Bisik Vino.

"Ada orang di dalam?" Andre menegang mendengar teriakan itu. Itu Pak Soleh! Nggak salah lagi!

Killa berdehem. "Ada. Jangan masuk lagi pada ganti baju." Teriak cewek itu.

Setelahnya derap langkah kaki itu terdengar menjauh. Andre langsung menghela nafas lega, dari yang tegang kini tubuhnya melemas. Lega rasanya begitu tahu dirinya sudah berhasil lepas dari kejaran singa tua sialan itu. Perhatiannya kini teralih pada Killa, cewek itu ternyata sedang memandangnya.

"Ka-Kayaknya kita udah bisa keluar." Ujar cewek itu, gugup.

Andre membuka pintu bilik, mendapati kedua temannya sedang menunggunya di depan wastafel.

"Lama amat. Hayo ngapain dulu tuh tadi di dalam?" Goda Vino. Manik mata Vino menatap Killa lekat, lalu sesaat kemudian cowok itu tersenyum.

"Gue duluan." Ujar Killa sambil berlalu pergi.

Sepeninggalan Killa, Andre langsung menghampiri cermin besar. Ia menatap bayangannya di cermin dengan teliti, memeriksa wajah dan rambutnya seolah takut ada yang tak beres di sana.

Radit mengernyit. "Ngapain lo?"

Andre menghela nafas lega lalu mengelus-elus dadanya. "Huft! Ternyata gue masih ganteng."

Dahi Radit makin tertaut melihat tingkah aneh Andre di depannya.

"Kenapa lo?" Tanyanya lagi.

"Enggak. Gue heran aja kok tuh cewek ngeliat gue biasa-biasa aja ya? Nggak ada senyum-senyumnya gitu."

"Cewek kayak Killa mau ngobrol sama lo aja itu udah untung banget kali."

"Lah, Vin. Lo kenal dia?"

Vino mengangguk. "Akilla Verera, XII IPA 2, sempet jadi gebetan gue. Tapi gue nyerah gara-gara dia ngacangin gue."

"Ternyata ada juga ya cewek yang nolak lo, Vin." Kata Radit takjub.

"Killa itu bukan cewek sembarangan, Dit. Bisa ngajak dia keluar buat ngedate aja udah keajaiban banget." Aku Vino. Andre hanya mengangguk-angguk mendengar perkataan cowok itu.

Killa, ya? Kata Andre dalam hati. Ia tersenyum seolah ada sesuatu yang menarik di hadapannya.

*

Hai guys!!! Tulisan ini awalnya cuma iseng-iseng aja. Ditulis hanya beberapa jam, makanya pendek. Di cerita ini aku bakal posting cerita pendek-pendek ya. Jadi jangan protes. :p

Cerita ini aku tulis kalau aku lagi stuck ngerjain i'm yours.

Penasaran sama kelanjutan kisahnya Andreas Sergio Lordion? Masukin ini ke library kalian !!!

Jangan lupa tinggalkan Vote + comment!!!

Love youuu :*

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

3.1M 260K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
5.6M 238K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.9M 228K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.2M 120K 30
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...