Bukan Sang Pewaris

By luisanazaffya

48.3K 7K 339

Leon tak perlu mengerahkan kekuatannya untuk menarik tubuh Aleta ke pangkuannya. Selain karena tubuh gadis it... More

1. Bukan Sang Pewaris
2. Calon Tunangan
3. Pertunangan Tak Terduga
4. Gadis Cacat
5. Cinta Yang Tersembunyi
6. Malam Pertama
8 Cinta Anna
12. Saudara Sepupu?
14. Kau Tidur Dengannya?
15. Dansa Bersama
16. Paman dan Keponakan
17. Masa Lalu Kisah Cinta Segitiga
18. Kecemburuan Yang Berapi-Api
19. Kelicikan Berlian
20. Dalang Di Balik Kecelakaan
Ebook Bukan Sang Pewaris
21 Ketegangan Di Meja Makan
22. Pelampiasan Emosi
23. Ancaman Bastian
24. Keputus Asaan Bastian
25. Antara Leon Dan Bastian
26. Kebimbangan Aleta
27. Ke Mana Pun Akan Pergi
28. Kehidupan Baru Dimulai
29
30. Di Ujung Tanduk
31. Kembali
32. Anak Leon
33.
34. Tak Berkutik
35. Makan Malam Kejutan
36. Surat Kesepakatan Perceraian
37. Merelakan
38 Berlian Mamora
39. Amarah Leon
40. Perubahan Leon
41. Menghapus Kenangan Masa Lalu
42. Menunggu Sedikit Lebih Lama
43. Pernikahan Bastian
44. Baby Lucien
45. Leon Atau Bastian?
46. Jamuan Makan Malam
47. Adik Kakak
48. Kecemburuan Leon
49. Tidak Baik-Baik Saja

11. Kekuarga Ezardy

891 156 0
By luisanazaffya

Part 11 Keluarga Ezardy

Leon sudah mengemas semua barang-barangnya dan Aleta ke dalam koper mereka di atas tempat tidur. Menunggu petugas hotel yang akan segera datang untuk membantu mereka. Dan baru saja Leon meraih ponselnya di meja, juga tas Aleta. Bel kamar berdenting, pria itu lekas membukakan pintu. Tapi bukan orang hotel yang berdiri di depan pintu kamar mereka. Melainkan sang mama, yang meski wajahnya tampak begitu tenang, tak berhasil menutupi kecemasan yang tersirat di kedua mata wanita paruh baya tersebut.

Kedua alis Leon menyatu, terheran dengan keberadaan sang mama.

“M-mama … ada yang harus mama bicarakan dengan kau. Maksud mama kalian berdua.”

“Kita bisa membicarakannya saat aku ke rumah, Ma. Elias sudah menunggu di bawah.”

“Itu yang sedang ingin mama bicarakan.” Yoanna melangkah masuk, menyelipkan tubuhnya yang mungil di samping tubuh tinggi dan besar sang putra, yang memang menurun dari Jacob Thobias. Tak hanya itu, manik mata dan bentuk wajah yang dimiliki Leon memang menurun dari pria itu. Sehingga banyak orang yang salah paham dan berpikir Leonlah anak sulung Jacob Thobias ketimbang Bastian. Fakta yang hanya bisa tersimpan rapat di balik nama paman dan keponakan.

Ditambah dengan semua pencapaian Leon, yang sampai di posisi atas dengan kerja keras pria itu sendiri ketimbang Bastian yang lebih menggunakan posisi Jacob untuk sampai di kursi direksi, tentu saja Leon lebih banyak mendapatkan perhatian semua orang. Tak heran jika Maida begitu cemas akan posisi Bastian yang akan digusur oleh Leon, pun Leon hanya sebagai keponakan. Bukan bagian inti keluarga Thobias.

Langkah Yoanna sempat terhenti melihat tas kerja Leon yang tampak dipenuhi beberapa berkas. Bahkan masih ada dua berkas yang sudah ditata rapi di samping mac. Siap diangkut sebelum putra dan menantunya pulang dari bulan madu ini. Bahkan dalam masa liburnya, Leon masih menyempatkan waktu untuk bekerja. Tanpa tahu bahwa itu adalah cara licik Maida untuk menyingkirkan sang putra.

Aleta melemparkan seulas senyum untuk Yoanna, yang dibalas senyum tipis dan singkat sebelum duduk di sofa.

“Duduklah sebentar.”

Leon tahu tak bisa membantah keseriusan di wajah sang mama, dan tampaknya memang ada hal serius yang ingin dibicarakan. Ia pun duduk di seberang meja, tepat di samping Aleta yang duduk di kursi roda.

“Mulai hari ini, mama ingin kalian tinggal di rumah.”

“Sepertinya aku sudah menjelaskan sejak awal kalau kami tak akan …”

“Jarak rumah dan rumah sakit lebih dekat dibandingkan dari apartemenmu, Leon. Kau tahu mulai besok Aleta harus rutin melakukan terapi seminggu tiga kali. Dan lagi, harus ada seseorang yang mengawasinya. Kau tak mungkin meninggalkannya sendirian di apartemen saat kau pergi ke kantor. Terutama dengan pekerjaanmu yang semakin menumpuk.”

Leon terdiam, tampak mempertimbangkan penjelasan sang mama yang memang cukup logis. Rumah mamanya bahkan juga lebih dekat dengan gedung perkantoran. Tapi ia tahu mamanya memberikan dalih tersebut bukan karena lebih peduli dengan Aleta.

“Saya tak ingin merepotkan siapa pun, Tante. Saya bisa pergi ke rumah sakit sendiri …”

“Dan membuat Monica semakin membenciku?” dengus Yoanna. Yang seketika menyadari sikap dinginnya dan segera memperbaikinya dengan suara yang lebih lembut. “Maksudku, kau sudah menikah dengan Leon. Mau tak mau, semua kebutuhan dan urusanmu akan menjadi tanggung jawabnya. Monica dan Nirel sudah mempercayakanmu pada keluarga kami.”

“Aku akan menyewa perawat untuk mengurusnya.”

“Monica dan Nirel tidak memberi Aleta perawat bukan karena mereka tidak mampu, Leon. Karena mereka tak mempercayai putri kesayangan mereka berada di tangan orang asing.”

Leon sekali lagi terdiam. Ya, awal-awal Aleta masuk rumah sakit, ada sedikit pengalaman yang buruk dengan perawat yang keluarga gadis itu pekerjakan. Yang kecerobohannya membuat kaki Aleta semakin memburuk dan butuh pemulihan lebih lama.

“Dan meskipun  … mama masih belum sepenuhnya rela dengan pernikahan kalian. Bagaimana pun, kau adalah kesayangan adikku dan sekarang sudah menjadi istri Leon. Dan lagi, Monica juga setuju kalau kalian tinggal di rumah, rumah kami berdekatan, jadi dia tidak perlu putar balik untuk menjemput Aleta jika kalian tinggal di apartemenmu.”

Sekali lagi alasan yang diberikan oleh Yoanna membuat Leon setuju. Pria itu melirik Aleta, menatap kaki sang istri lalu mengangguk singkat sebagai persetujuannya. Lokasi apartemennya adalah lokasi terjauh dari rumah tiga bersaudara tersebut, yang memang tujuan awal menempati unit itu untuk menyendiri dari konflik keluarga serta sang mama yang tak berhenti ikut campur urusannya. 

Anggukan tersebut mendapatkan senyum kepuasan di wajah Yoanna, yang nyaris tak mampu menahan sorak gembiranya. Ya, sejak membeli apartemen, Leon jarang tinggal di rumah. Sang putra hanya pulang setiap dua kali dalam dua minggu, dan bahkan jika sedang sangat disibukkan di rumah, pria itu hanya pulang satu kali dalam sebulan. Dan terkadang bermalam jika ia berhasil membujuk sang putra. Tak berani mengungkit masalah pekerjaan.

“Apakah hanya ini yang ingin mama bicarakan?”

Pertanyaan Leon menambah keseriusan di wajah Yoanna, yang menatap Aleta dan Leon bergantian. Mempertimbangkan apakah harus membicarakan hal ini di depan Aleta atau tidak. Tapi … Aleta jelas bukan siapa-siapa dan tak tahu apa pun tentang perusahaan.

“Tentang mega proyek.” Yoanna menatap tas kerja Leon di meja. “Bisakah kau menyerah dan membiarkan Bastian memenangkan proyek ini?”

Wajah Leon yang tampak datar seketika berubah dingin. “Mama tak perlu ikut campur …”

“Seharusnya mama memang tak perlu ikut campur, tapi kali ini berbeda, Leon.” Yoanna mencondongkan tubuhnya ke arah sang putra. “Maida mencoba bersikap licik terhadapmu. Tak hanya dengan pernikahan ini, yang dia tahu tak akan kau tolak karena kau begitu percaya diri. Tak membutuhkan dukungan untuk kerja kerasmu. Dan sejak awal, semua sudah terencana dengan baik.”

Leon bukan tak menyadari kelicikan sang tante. Dan ia bisa memahami kelicikan tersebut dengan kecemasan sang tante yang begitu bersemangat untuk menikahkan dirinya dan Aleta. “Ya, aku memahami kecemasannya. Bastian dan Anna.”

“Kau memang tak bisa menikahi Anna.”

Kerutan tersamar di kedua alis Leon dengan pernyataan sang mama yang meluncur begitu saja sebagai refleks. Gosip tentang Anna yang mengejar-ngejarnya memang bukan omong kosong belaka. Mamanya bahkan lebih risih dengan keberadaan Anna di sekitarnya ketimbang Aleta.

“Dia sepupumu,” tambah Yoanna dengan cepat. “Dan betapa tidak sopannya dia,” dalihnya lagi. “Maksud mama, tentang mega proyek dan pernikahan ini. Semua ini adalah rencananya untuk menyingkirkanmu.”

“Apa maksud mama?” Kalimat terakhir Yoanna lebih membuatnya tertarik.

“Saat kau memenangkan mega proyek ini. Kau akan didesak untuk pindah ke sana. Menjadi penanggung jawab proyek tersebut sekaligus menjadi pemimpin anak cabang di sana. Posisi itu sudah disiapkan untukmu, yang artinya kau harus mundur menjadi salah satu direksi. Saat itu terjadi, Maida akan menggunakan kekuasannya untuk mengadakan rapat pemilihan untuk menggantikan posisi Jacob.”

“Paman Jacob tidak sedang dalam posisi yang …”

“Sedang berada dalam posisi yang mencemaskan,” penggal Yoanna dengan penuh kemantapan. “Mama mencari tahunya, dari hasil cek medical tahunannya beberapa bulan yang lalu.”

Leon terdiam, satu helaan napas berhasil lolos dari celah bibirnya. Informasi mamanya kali ini memang tak akan ia dapatkan karena kesibukannya yang berkecimpung pada perusahaan. Dan ia yakin tidak ada siapa pun yang mengetahuinya. Tante Maida pasti sudah menyembunyikan semua rahasia ini rapat-rapat.

Leon melirik ke samping, menatap Aleta yang tak mengeluarkan suara sejak tadi. Ada kecemasan yang melintasi kedua manik jernih gadis itu, yang pasti ada hubungannya dengan Bastian. “Kita bicarakan ini di rumah,” ucapnya kemudian. Beranjak dari duduknya dan mendorong kursi roda Aleta ke arah pintu. Bersamaan dengan pelayan hotel yang akan membawakan barang-barang mereka ke bawah.

“Rumah?” Mata Yoanna membeliak, dipenuhi binar riang yang tak bisa disembunyikan sebelum kemudian bergegas menyusul langkah sang putra.

*** 

Saat ketiganya sampai di kediaman Ezardy, semua barang-barang Aleta sudah datang dan diletakkan di paviliun. Seperti yang diinginkan Leon karena kamar pria itu ada di lantai dua dan tak mungkin Aleta harus naik turun tangga menggunakan kursi roda. Selain itu, ini satu-satunya cara untuk sedikit membuat jarak yang ia bisa antara dirinya dan sang mama.

Jarak paviliun dan rumah utama hanya beberapa meter. Dengan satu kamar yang cukup luas, ruang santai dengan set sofa dan dapur bersih. Tetapi Yoanna mengatakan bahwa meski tinggal di paviliun, Aleta harus tetap pergi ke rumah utama untuk makan bersama keluarga. Sekaligus untuk lebih saling mengenal.

Leon tak mengatakan apa pun. Menyadari sikap sang mama yang sedikit berubah terhadap Aleta. Entah apa yang tante Monicanya lakukan sehingga mamanya tersebut sangat menjaga sikap terhadap Aleta. Yang tak lebih dari gadis cacat, yang tak memberikan manfaat apa pun pada sang mama.

Ia sangat mengenal Yoanna Ezardy. Sikap baik mamanya selalu memiliki agenda tersendiri. Tentu saja hal ini sedikit janggal di hatinya.

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 52.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
4.1K 146 10
Setelah rumahku disita dan aku diasingkan, aku membawa seluruh keluargaku bertani dan naik takhta.
11.6K 705 5
Spesial Jaemsung Story #JLS3 Love each other, destroy each other ... Care for each other, then fight each other ... That's how they show their love...
396K 4.6K 3
"Baiklah, kita akan mulai berhitung." Ario menunduk, menyejajarkan pandangannya dengan mata Kinan yang lebih rendah. "Dengan struktur tubuh yang kumi...