ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}

Av _Chiraochi85

1K 103 22

Aroma feromon milik Arkhan seperti bau tanah kering yang bercampur dengan tetesan air hujan aromanya dapat me... Mer

ᴘʀᴏʟᴏɢ
1. Petrikor
2. Petrikor
3. Petrikor
4. Petrikor
5. Petrikor
6. Petrikor
7. Petrikor
8. Petrikor
9. Petrikor
11. Petrikor
12. Petrikor
13. Petrikor
14. Petrikor
15. Petrikor
16. Petrikor
17. Petrikor
18. Petrikor
19. Petrikor
20. Petrikor
21. Petrikor
22. Petrikor
23. Last Chapter
24. Bonus Chapter

10. Petrikor

25 4 1
Av _Chiraochi85

Tangisan Reksa masih belum berhenti, Arkhan juga belum kembali lagi ke kamarnya karena mungkin Arkhan tidak ingin berada di ruangan yang sama dengannya, akhirnya Reksa memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Reksa menangis bukan karena kalimat yang Arkhan ucapkan melainkan karena rasa bersalah di hatinya yang semakin besar andai malam itu dia tidak memaksa untuk datang dan berada sendirian di apartemennya, Arkhan pasti tidak akan terlibat masalah yang sebesar ini.

Karir yang Arkhan bangun selama lebih dari tiga belas tahun lamanya sekarang berada di ambang kehancuran meskipun banyak orang yang membelanya tapi tidak sedikit juga orang yang memanfaatkan situasi ini untuk membuat nama Arkhan semakin buruk.

Untungnya kamar Reksa berada di lantai dua lumayan jauh dari kamar Mamihnya Arkhan yang berada di lantai satu, tapi Arkhan yang menempati kamar di sebelahnya terpaksa harus menahan diri untuk tidak berlari masuk ke kamar Reksa yang terus menangis semalaman.

Arkhan mengerti seberapa tersiksanya Reksa atas kasus ini dan dia tidak mau menambah penderitaan Reksa hanya karena sebuah klarifikasi yang belum tentu akan membuat namanya bersih.

Ini pertama kalinya Arkhan membuat Reksa menangis karena keputusan yang dia ambil dan Arkhan tidak tau bagaimana cara membuat tangisan Reksa berhenti.

Paginya pukul delapan pintu kamar Arkhan terus di ketuk berulang kali alpha itu mengerang sebelum bangkit dan berjalan menuju ke arah pintu dia hanya tertidur sekitar enam jam seingatnya tangisan Reksa juga tidak lagi terdengar sejak jam satu malam.

Mamihnya menghela napas begitu melihat penampilan Arkhan yang begitu berantakan "Makan dulu, Mamih udah siapin di bawah" Ucap Mamihnya, Arkhan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku mau mandi dulu sebentar" Jawab Arkhan sebelum kembali menutup pintu kamarnya.

Arkhan langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya dia langsung membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri Arkhan segera keluar dari kamarnya berjalan menuruni tangga dan menuju ke meja makan untuk sarapan.

"Reksa kemana?" Tanya Arkhan begitu menyadari dia belum melihat Reksa pagi ini.

"Dia udah sarapan duluan, kamu cepet makannya nanti Jefran bakal datang ke sini mau jelasin sesuatu tentang kerjaan" Ucap Mamihnya, Arkhan paham dan dia segera duduk lalu memakan sarapannya.

Arkhan berulang kali menguap sambil menyantap makanan di depannya "Kamu tidur gak sih semalam?" Tanya Mamihnya Arkhan begitu menyadari kelakuan aneh anaknya.

"Tidur" Jawab Arkhan singkat dan belum sempat dia melanjutkan kalimatnya tiba-tiba Reksa berjalan turun dari lantai dua berlari menuju pintu depan untuk menyambut Jefran.

Jefran menyempatkan diri untuk menyapa Mamihnya Arkhan berkata bahwa Arkhan bisa menyelesaikan sarapannya dulu karena Jefran juga harus menjelaskan beberapa hal kepada Reksa.

Sudut mata Arkhan menatap Reksa yang enggan mendekat meskipun jarak mereka berjauhan tapi Arkhan bisa melihat seberapa bengkak wajah Reksa bahkan pakaiannya juga masih sama dengan yang semalam dia pakai.

Tapi kemudian Arkhan menggelengkan kepalanya kuat dia masih tidak ingin berbicara dengan Reksa.

"Kamu masih belum bicara juga sama Reksa?" Tanya Mamihnya yang duduk di sebelahnya.

"Semalam bicara kok" Jawab Arkhan jujur.

Mamihnya mengangguk sambil menaruh segelas susu di samping piring Arkhan "Terus gimana?" Tanya Mamihnya lagi.

"Ya gitu"

"Kamu jangan terlalu keras sama Reksa, kamu tau kan kalau Reksa cuma mau yang terbaik buat kamu"

Arkhan mengangguk dia tau kalau Reksa selalu mengusahakan hal yang terbaik untuknya bahkan hampir semua proyeknya di pilih langsung oleh Reksa dan selalu memberikan hasil yang luar biasa tidak ada satupun proyeknya yang gagal jika Reksa ikut turun tangan langsung untuknya.

Tapi untuk kali ini saja Arkhan juga ingin yang terbaik untuk Reksa dan untuk kali ini saja Arkhan juga ingin berkorban untuk Reksa.

"Kamu langsung ke ruang tengah, Jefran udah nunggu kamu di sana" Perintah Mamihnya begitu Arkhan selesai makan, Arkhan menurut dan langsung berjalan menuju ke ruang tengah.

Kini mereka berdua sudah duduk di atas sofa Arkhan duduk di sofa single dan Jefran di sofa yang panjang, Arkhan kira mereka akan menunggu sampai Reksa datang tapi Jefran berkata bahwa Reksa sudah kembali ke kamarnya sejak tadi.

Bukan hanya Arkhan yang menghindar tapi Reksa juga ikut menjauh.

"Untuk proyek selain film semuanya di undur sampai keadaan membaik" Ucap Jefran menjelaskan tentang kelanjutan karir Arkhan karena aktor mereka menolak memberi klarifikasi mengakibatkan beberapa brand ikut menarik diri karena mereka juga tidak ingin kena imbasnya.

"Produsernya udah kenal kamu dari kecil dan mereka gak percaya sama rumor yang beredar mereka setuju buat lanjutin proyek ini dan adegan kamu juga udah bayak yang di take dan itu bakal ngerugiin semua orang kalau kamu mundur dari sana"

Arkhan mengangguk paham ada sedikit rasa kesal di hatinya karena dia pikir dia akan mendapatkan libur yang panjang akibat kasus tersebut.

"Dan mulai besok kita bakal lanjut syuting cuma butuh waktu satu minggu sampai semua adegan kamu selesai di ambil lalu setelah itu kita tinggal tunggu reaksi publik reda dan kamu bisa melanjutkan jadwal kamu seperti biasanya" Jelas Jefran lagi.

"Karena syutingnya bakal di luar kota, tolong siapin semua keperluan pribadi kamu selama seminggu"

"Cuma gw sama lo doang yang berangkat?"

"Make up artist sama stylish kamu juga ikut karena saya gak mungkin bisa ngerias kamu di sana"

"Bukan itu, maksudku------"

"Reksa? Dia bilang dia juga ada kepentingan lain di Shanghai jadi dia gak bisa ikut nemenin kamu"

"Shanghai?"

"Iya, ada kendala sama perusahaan Papih kamu yang di sana dan mungkin dia juga akan liburan sebentar di kampung halamannya"

Ah, Arkhan ingat sekarang kalau Shanghai adalah kampung halaman Reksa sebelum dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta, Reksa menghabiskan sebagian masa kecilnya di sana sampai dia remaja bersama keluarga Bunda dan Ayahnya yang mengurusnya sejak kedua orang tuanya pergi.

"Kenapa? Kamu mau dia ikut?"

Arkhan menggelengkan kepalanya "Gw cuma nanya"

"Bagus, jadi saya gak perlu repot-repot buat ngebujuk Reksa supaya nemenin kamu besok"

Percakapan mereka berakhir dan Jefran juga pamit untuk kembali ke kantor agensi, mengurus semua keperluan Arkhan selama seminggu menuju Guangzhou, Mamihnya Arkhan mengucapkan terimakasih berulang kali bersyukur karena Jefran tidak mengundurkan dirinya meski masalah yang di hadapi sudah se rumit ini.

Andai Mamihnya Arkhan tau kalau bukan karena Reksa, Jefran juga sudah melarikan diri dari sana mencari perkerjaan lain yang lebih mudah, ternyata mengurus seorang alpha remaja yang labil tidak semudah yang dia pikirkan.

Sampai hari keberangkatan Arkhan, Reksa masih terus menghindar enggan memulai pembicaraan lebih dulu dan jika Arkhan berada di ruang tengah maka Reksa memutuskan untuk berdiam diri di kamarnya begitupun sebaliknya, Mamihnya Arkhan paham soal apa yang Reksa rasakan tapi dia juga tidak dapat menyalahkan Arkhan atas keputusan yang anaknya ambil.

Keduanya hanya ingin saling melindungi satu sama lain tapi dengan cara yang berbeda.

Mamihnya tidak berniat untuk ikut campur karena merasa kedua anaknya sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Jefran mengabarkan bahwa dia sudah berangkat dari kantor agensi butuh waktu tiga puluh menit baginya untuk sampai ke kediaman Arkhan sementara itu Arkhan sedang duduk menunggu di teras rumah dengan koper besar di sampingnya yang berisi keperluan pribadinya selama seminggu.

"Lepas jaketmu, kamu gak butuh itu di sana" Suara Reksa membuyarkan lamunan Arkhan entah sejak kapan Reksa kini sudah duduk di kursi yang berada di depannya.

Tanpa sadar Arkhan menurut dia melepas jaket tebal yang menyelimuti tubuhnya.

"Guangzhou lagi musim panas, seharusnya kamu cukup bawa kaos biasa aja" Lanjut Reksa lagi sambil mengeluarkan beberapa jaket dan luaran yang tebal dari koper Arkhan.

Reksa memasukkan beberapa topi dan kacamata hitam ke dalam koper "Jangan pergi sendirian tanpa Jefran, banyak orang yang lagi ngawasin kamu sekarang, jangan bertindak aneh, jangan bikin masalahmu tambah besar" Lanjutnya lagi.

Arkhan hanya menatap Reksa dalam diam tidak berniat menjawab ucapannya karena takut salah bicara, Reksa mengambil pakaian yang tidak di butuhkan Arkhan lalu bangkit dan berjalan menjauh dari sana tapi langkahnya tiba-tiba terhenti karena Arkhan menarik ujung piyama yang Reksa gunakan.

"We need to talk" Ucap Arkhan.

"Kita bisa bicarakan nanti setelah urusanmu selesai" Reksa melepaskan pegangan Arkhan dan kembali berjalan masuk ke dalam rumah.

Tapi langkahnya lagi-lagi terhenti karena Arkhan yang memeluknya dengan erat dari belakang, Ini masih pukul enam pagi tapi feromon Arkhan sudah menguar ke seluruh rumah, membaui tubuh Reksa dengan aromanya "At least let me scenting you" Bisik Arkhan tepat di telinga si omega.

Perlahan Reksa mulai terbuai dengan pelukan hangat sang alpha Reksa berbalik dan membalas pelukan Arkhan menyandarkan kepalanya ke dada bidang Arkhan merasakan detak jantung beraturan yang mengalun indah di sana.

Karena sumpah demi apapun Reksa sangat merindukan Arkhan.

Pakaian yang Reksa bawa tadi sudah jatuh berantakan di atas lantai dan entah kenapa pelukan kali ini terasa berbeda, jauh lebih hangat, ribuan kali lebih nyaman dari pelukan mereka yang sebelumnya.

"I'm gonna miss you" Ucap Arkhan, Reksa mengangguk pelan setuju dengan kalimat yang Arkhan ucapkan karena dirinya juga pasti akan merasakan hal yang sama.

Satu minggu bukanlah waktu yang sebentar, mereka jarang berpisah dalam kurun waktu yang selama itu.

Suara klakson mobil terdengar dari luar, sepertinya itu Jefran pelukan keduanya mulai terlepas Arkhan menatap Reksa yang juga sedang menatapnya Arkhan mendaratkan sebuah kecupan lembut di kening Reksa "Kamu gak mau ikut aja?" Tanya Arkhan dan Reksa menggelengkan kepalanya.

"Nanti, aku masih banyak urusan, lagian cuma satu minggu, nanti aku jemput kamu di Guangzhou"

Bibir Arkhan merengut dia ingin protes tapi suara klakson mobil di luar gerbang kembali berbunyi.

"Udah sana, kasian Jefran udah nunggu, kamu hati-hati ya, dan jangan bertindak aneh selama di sana tolong kontrol amarahmu dan jangan berubah wujud di depan orang lain" Ucap Reksa sebelum mengecup singkat pipi Arkhan.

Arkhan hanya mengangguk dan kini tubuh Reksa sepenuhnya berbau feromon Arkhan.

Arkhan berjalan keluar rumah bersamaan dengan Reksa yang ikut mengantarnya sampai dia masuk ke dalam mobil menitipkan adik kesayangannya kepada Jefran yang terlihat malas melakukan perjalanan dinas pertamanya.

"Kamu bebas hukum Arkhan kalau dia berbuat salah" Ucap Reksa kepada Jefran yang berada di belakang kemudi.

"Termasuk pukulin dia sampai babak belur"

"As long as it doesn't ruin his handsome face" Jawab Reksa sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Arkhan.

Sementara itu Jefran yang melihatnya harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan isi perutnya membuat Reksa dan Arkhan tertawa dengan puas di tempatnya, mobil mereka mulai bergerak menjauh, meninggalkan Reksa yang terus melambaikan tangannya bahkan hingga kendaraan mereka menghilang di tikungan.

Enam hari berjalan dengan lancar karena jadwalnya yang padat membuat Arkhan tidak sempat melakukan apapun kecuali terus berakting di depan kamera, Jefran bernafas dengan lega karena aktornya tidak membuat masalah.

Tapi di hari terakhir Gilang datang dan dia berniat menghancurkan semuanya.

Mereka berdua berbagi ruang tunggu, Jefran yang sejak tadi menemani Arkhan terpaksa harus pergi dari sana karena dia harus menghadiri pertemuan dengan sutradara yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Jangan membuat masalah" Ucap Jefran sebelum pergi, Arkhan mengangguk dan kembali fokus dengan ponselnya.

Reksa bilang dia sedang dalam perjalanan menuju tempat Arkhan membuat moodnya yang selama enam hari ini buruk menjadi baik.

"Jadi ini, serigala yang namanya terus berada di topik paling atas portal berita" Ucap Gilang begitu Jefran menutup pintu dia sengaja ingin memancing amarah Arkhan.

Tapi Arkhan tidak peduli dia masih fokus dengan ponsel di tangannya menatap potret lucu yang Reksa kirim pagi tadi, Reksa benar-benar menggemaskan dengan bando harimau yang dia pakai dan sarung tangan harimaunya.

Arkhan masih memiliki beberapa adegan hari ini, dan dia akan pulang begitu semuanya telah selesai, membuatnya tidak sabar untuk bertemu dengan Reksa dan menghabiskan waktu liburan bersama omega kesayangannya.

"Lo jadi kurang menarik lagikarena gak di temenin sama omega manis yang baunya bikin serigala di tubuh gw meronta buat keluar" Lanjut Gilang lagi berusaha memancing emosi Arkhan tapi Arkhan tidak peduli.

"Kenapa? Apa omega itu masih trauma dengan kejadian yang dia alami di apartemennya beberapa hari lalu"

Gerakan tangan Arkhan di ponselnya terhenti dia yang sejak tadi duduk membelakangi Gilang kini mulai memutar kursinya memandang Gilang yang kini menatapnya dengan remeh.

"Darimana lo tau soal itu?" Tanya Arkhan dengan suara beratnya.

Gilang tersenyum miring akhirnya berhasil memancing amarah Arkhan yang kini berjalan mendekat kearahnya dan tinggal satu langkah lagi dia pasti bisa menghancurkan karir yang sudah Arkhan bangun sejak kecil.

Tangan Arkhan terulur hendak meraih kerah kemeja yang Gilang pakai tapi gerakannya mendadak terhenti karena pintu yang tiba-tiba di buka dari luar keduanya menoleh dan menemukan omega yang sejak tadi mereka bicarakan kini menatap Arkhan dengan senyuman paling manis di wajahnya.

"Arkhan" Panggil Reksa dengan nada paling cerah yang pernah keluar dari mulutnya dia bahkan tidak menyadari kehadiran Gilang di sana karena terlalu fokus dengan Arkhan.

















































































Tobe Continue............

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

10.1K 356 16
Sebuah cerita tentang kebinalan sosok Bian. Remaja awal SMA yang berparas tampan dan imut berkulit putih mulus yang selalu dapat menangkap mangsa par...
3.6K 114 3
[WAJIB VOTE ⚠️] hallo semua disini gua bikin cerita lagi. tolong sebelum baca jangan lupa vote ya. kalian juga bisa komen req apa aja. req nya gua t...
64.4K 5.8K 27
Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras.
842K 43.1K 56
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...