Midnight Love

נכתב על ידי AloisiaTherin

9.2M 566K 333K

"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hid... עוד

Prolog
ML - 01
ML - 02
ML - 03
ML - 04
ML - 05
ML - 06
ML - 08
ML - 09
ML - 10
ML - 11
ML - 12
ML - 13
ML - 14
ML - 15
ML - 16
ML - 17
ML - 18
ML - 19
ML - 20
ML - 21
ML - 22
ML - 23
ML - 24
ML -25
ML - 26
ML - 27
ML - 28
ML - 29
ML - 30
ML - 31
ML - 32
ML - 33
ML - 34
ML - 35
ML - 36
ML - Additional Part 34 (2)
ML - 37
ML - 38
ML - 39
ML - 40
ML - 41
ML - 42
ML - 43
ML - 44
ML - 45
ML - Additional Part 45
ML - 46
ML - 47
ML - 48
ML - 49
ML - 50
ML - 51
ML - Additional Part 51
ML - 52
ML - 53
ML - 54
ML - 55
ML - Additional Part 51 (2) CUMA 3.000 😍
ML - 56
ML - 57
ML - 58
ML - 59
ML - 60 (END)
Extra Part 1
Extra Part 2

ML - 07

202K 11.3K 6.1K
נכתב על ידי AloisiaTherin

Maaf baru update.. ada masalah terkait cerita ini yang harus aku selesaikan. Dan pelakunya kabur.. hehe.

Ya sudah lah.. berdoa ajaa semoga cerita ini di mudahkan.. aamiin ya Allah aamiin..

Part ini 3K vote dan 3K komen yak 😘😁

Gais buat perjanjian gimana? Kalo sebelum jam 8 malam target komen belum kecapai, updatenya besoknya lagi. Soalnya ak ngetik dadakan selalu mentok jam 8 😭😭😘

Udah follow Instagram ku? @aloisiatherin

Tandai typo dan kalimat rancu!

"APA?!"

Sahabat Nacia, Leyla— melotot kaget, mendengar ucapan dari Nacia perihal pernikahan Nacia.

"Jadi, sekarang kamu itu istrinya Kak Jaleo? Bukan Kak Kamael?" Tanya Leyla dengan mata melotot.

Nacia mengangguk. Ia dengan sebal memakan roti lapis daging yang di bawakan Jaleo untuknya sebagai bekal makan siang, katanya. Tcih, mirip anak SD saja!

"Astaga.. Tapi kan Kak Jaleo baik. Nggak apa apa juga, kan?" Leyla menimpali. Perempuan itu memakan mie goreng di kotak bekalnya.

Nacia menyisihkan daging daging miliknya di dalam roti berlapis itu untuk kemudian ia berikan pada Leyla. "Ini, daging."

"Makasih!" Leyla berseru riang. Dia memakan daging milik Nacia dengan lahap. Telinganya kembali mendengarkan Nacia yang bercerita sembari mengomel.

"Baik sih baik. Tapi sedari kecil tuh Om— ops, Kak Jaleo, maksudnya— udah jadi musuh gue. Bayangin ya, dari kecil dia tuh suka buat gue nangis terus. Dan dia tuh Playboy akut! Gak menjamin dia bakal setia sama gue, Leyla." Adu Nacia.

Leyla menggelengkan kepalanya, "maaf ya. Kemarin aku nggak bisa dateng ke acara nikahan kamu. Tapi setau aku, Kak Jaleo itu baik deh."

"Kok tau?" Nacia memicing curiga pada Leyla.

"Eh? Bukannya kamu sering cerita kalo Kak Jaleo yang gantiin uang mu pas dipalak sama anak anak nakal? Terus waktu kamu kecelakaan di rumah, kak Jaleo juga kan yang nungguin kamu di rumah sakit?" Tanya Leyla dengan suara lemah lembutnya.

Berbanding terbalik dengan Nacia yang bar bar, Leyla jauh lebih anggun, lemah lembut dan juga hangat. Perempuan itu nyaris tidak pernah berteriak, marah bahkan membentak orang. Itu yang membuat Nacia betah berteman dengan Leyla.

Apalagi Leyla juga pintar. Dia penerima beasiswa di Univeristas Therin. Membuat Nacia bisa memanfaatkan kepintaran Leyla, kadang kadang. Hehe.

"YA ITU KARENA KAMAEL GABISA NEMENIN GUE!" Nacia menggebrak meja dengan keras. Merasa kesal ketika mengingat kejadian itu.

Waktu itu, saking senangnya Nacia di jodohkan dengan Kamael, Nacia jadi tidak bisa diam. Kalau bisa salto pun dia bakal salto di tempat.

Efeknya? Kakinya terkilir setelah dia terjatuh dari undakan tangga di rumahnya sendiri. Nacia sampai harus di bawa ke rumah sakit karena kakinya yang terkilir cukup parah. Dia sampai harus dipasang gips dan Jaleo yang menemani perempuan itu.

Kamael? Entah kemana. Nacia galau berhari hari, dan Jaleo hanya terus terusan menggodanya sampai Nacia berakhir menangis tapi kemudian tertawa.

Nacia terdiam, mengingat bagaimana waktu itu Jaleo berhasil membuatnya kembali tertawa hanya dengan satu kelitikan di perut, sampai Nacia memohon ampun meminta Jaleo untuk berhenti.

Ah, Nacia baru sadar, Jaleo selalu hadir di setiap momen hidupnya.

***

Jaleo membereskan kameranya. Ia tata ke dalam tas masing-masing, hingga Roman datang menghampirinya.

Roman baru saja melakukan pemotretan dengan dia sebagai brand ambassador salah satu produk kecantikan. Wajah Roman yang manis dan cantik itu membuat banyak brand ingin bekerja sama dengan Roman. Menjadikan Roman sebagai brand ambasador mereka.

"Balik, lo?" Tanya Roman pada Jaleo.

"Hm. Bini gue udah pulang jam segini." Jaleo mengecek jam yang menempel di pergelangan tangan kanannya.

"Udah takluk dia?" Tanya Roman dengan perhatian.

Gerakan tangan Jaleo berhenti, pria itu terkekeh kecil, "belum."

Roman meledek. "Gue jamin nggak mungkin sih. Tuh bocil udah kayak tom and jerry sama lo, dari dulu. Cinta matinya itu sama Kamael. Bukan sama lo."

Jaleo hanya menghendikkan bahunya, "ya liat aja ntar."

"Kalo Nacia takluk sama lo, gue botak deh." Ujar Roman secara asal, membuat Jaleo menjulurkan tangannya ke depan, mengajak Roman bersalaman.

"Deal ya?" Tanya Jaleo.

Roman membalas jabatan tangan Jaleo, "deal. Dalam waktu setahun. Kalo dia takluk sama lo, gue botakin kepala gue."

"Nggak ada cewek yang nggak bisa gue takluk in, Rom,"

"Nacia beda. Gue tau dia secinta mati apa sama adek lo itu."

Jaleo terkekeh, "di hatinya cuma ada Kamael, tapi kepalanya bakal gue buat penuh sama sosok Jaleo."

***

Nacia menggerutu kesal ketika melihat mobil Jaleo berhenti tepat di depannya. Nacia enggan membuka pintu mobil. Dia membiarkan Jaleo keluar, lalu membukakan pintu untuknya.

"Silahkan masuk, tuan putri." Ujar Jaleo, nadanya terdengar setengah meledek Nacia.

Nacia enggan masuk. Dia berkacak pinggang seraya menatap Jaleo kesal. "Tau nggak ini lewat berapa menit?"

Jaleo mengecek jam tangannya. "Tiga menit? Di jam gue."

"TIGA MENIT ITU LAMA! Tiga menit itu seratus delapan puluh detik! Ngerti nggak?! Beda banget sama Kamael! Dia pasti udah nungguin gue. Rela kepanasan. Kalo sama lo, gue yang kepanasan." Sembur Nacia tak perlu repot repot memikirkan perasaan Jaleo.

Jaleo sedikit terkejut dengan pernyataan Nacia. Oke, Jaleo tau, Nacia sensian, tapi hari ini sepertinya mood perempuan itu begitu buruk.

Jaleo menutup pintu mobil, ia berlari menuju kursi kemudinya. Jaleo memastikan suhu di dalam mobil dingin, supaya Nacia mood Nacia tidak memburuk.

"Bentar," Jaleo mengambil seat belt, memasangkan ke Nacia.

"Bete banget." Gerutu Nacia. Ia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi mobil.

"Sorry. Lain kali lo tunggu di dalem aja, ya? Biar gue yang cari lo di dalem kampus. Jangan nunggu di luar kayak begini." Tutur Jaleo seraya ia menjalankan mobilnya membelah jalanan.

Nacia tak merespons. Dia memilih untuk menatap ke jendela. Dilihatnya kendaraan yang berlalu lalang itu.

"Haus nggak?" Tanya Jaleo.

"Hm."

Jaleo tau bahasa wanita itu. Bahasa yang digunakan hampir seluruh wanita ketika ngambek. Artinya, "iya." Tolong dicatat para lelaki, kalo wanita ngambek kemudian dia menyahut, "Hm." Tandanya itu, iya.

Tangan Jaleo terulur ke kursi belakang. Di ambilnya minuman dingin perisa jeruk yang Nacia suka. "Ini, dingin. Baru gue beli tadi."

Jaleo membukakan tutup botolnya, sebelum Nacia menerima dengan setengah kesal. Nacia meneguknya hingga setengah botol.

"Mau makan snack manis atau asin?" Tanya Jaleo lagi.

"Bodo amat."

Oke, catat lagi kamus wanita. Kalau cewek bilang bodo amat, tandanya kamu harus menawarkan satu persatu sampai dia menyetujui mana pilihannya.

"Snack asin?" Jaleo memberikan pilihan dulu.

Diam selama dua menit. Nacia tida memberikan jawaban.

"Snack manis? Gue ada coklat. Gimana?" Tawar Jaleo.

"Ck, terserah!"

Nah, tandanya ini yang Nacia mau.

Jaleo tersenyum kecil sembari mengambil box yang berisi coklat. Ia sengaja menyiapkan makanan ringan itu untuk Nacia.

"Ini, silahkan dipilih, Tuan Putri." Ledek Jaleo, membuat Nacia menggeram kesal.

"Nggak usah godain Tuan Putri-Tuan Putri!" Ketusnya. Dia memeluk kotak coklatnya dengan erat sembari memicing pada Jaleo.

Jaleo terkekeh, "loh, kan Cia emang Tuan Putri? Tuan Putri-nya Pangeran Jaleo."

"Tcihhh! Pait pait pait!" Nacia bergedik mendengar gombalan Jaleo. "Udah tua. Jangan banyak gombal!"

Jaleo terkekeh. "Siapa yang gombal? Lo kan emang Tuan Putri banget? Makan di suapin, bangun selalu siang, masak selalu di masakin, males mandi gue mandi—"

"ENGGAK! GAK USAH MESUM! GAK USAH MESUM!—" Nacia dengan tega memukul mukul lengan Jaleo.

"Eh? Lo lupa? Waktu lo TK, gigi lo ompong empat, gue mandiin pake selang, sehabis gue cuci sepeda gue."

Nacia terdiam. Ia berhenti memukul mukul Jaleo. "Enggak, itu gue lagi caper sama Kamael tau. Biar dia lihat body gue yang aduhai ini."

Bangsat, Jaleo ingin tertawa saja rasanya. Body aduhai darimana sih?

Nacia melirik Jaleo yang berusaha menahan tawa yang ingin meletus itu. "KETAWA AJA! Ketawa in terus! Bini-nya di nistain terus!"

Jaleo melipat bibirnya ke dalam, ia menahan senyum yang mendesak untuk terbit di bibirnya. "Cie... Udah menerima kenyataan kalo lo itu bini gue, ya?"

"Belum ada seminggu, tapi lo udah mulai menerima kenyataan kalo lo bini gue? Hmmm, nggak sesusah itu sih berarti buat bikin lo jatuh cinta sama gue." Jaleo memberikan satu kedipan mata genit pada Nacia, yang membuat Nacia langsung mencubit perut Jaleo.

"Ahhh!"

BRAKKK!

Waduh? Kenapa tuh? Jaleo sial mulu dah perasaan 😭😭😭 sabar Ya Jal 😭😭

Bjir, fak kata gue teh.. ciaaa Cie ciaaa.. wiuitttt😘😘🫢🫢🫢

Yang ada di otak Cia 20 tahun hidup = KAMAEL KAMAEL KAMAEL KAMAEL KAMAEL

Btw kelakuan Cia ya, ngerusak Jaleo mulu😭😭 , eh, maksudnya barang barang Jaleo 😭😭

Spam komen next "semangat Jaleo" Kalo gak sabar update! (2K)

Spam komen "semangat cici" 1K!

המשך קריאה

You'll Also Like

157 53 22
Mengisahkan perjalanan tak terduga dalam hidup Mia dan Hugo. Keduanya memulai kisah mereka dengan perasaan benci yang saling membara, namun keteganga...
7.2K 298 17
Menceritakan Tentang Seorang dua lelaki muda Yg Awalnya Membenci menjadi Cinta (YAOI 🔞)
5.4M 287K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
5.6K 776 47
DEWASA, Harap bijak mencari bahan bacaan 🙏🙏 Hidup Dara berubah setelah kecelakaan tunggal yang di alami oleh kedua orang tuanya, hingga membuat mer...